Ketika seorang pria mengabulkan keinginan sahabatnya, untuk membuat sebuah dunia baru
Sang pria menyanggupinya, memberikan dunia baru pada sahabatnya dengan membawa sang sahabat pada dunianya
Dunia Mahabharata
Disclaimer:OOC,17+, all picture from p...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua hanya untuk Tara.
Drupadi berteriak dari dalam penjara, meminta pertolongan dan rasa iba dari beberapa penjaga yang ada.
Sementara itu Tara kini berjalan di lorong menuju kamar Karna. Pintu langsung terbuka dan Tara pun masuk dan langsung tertutup.
Terlihat Karna yang sedang menulis sebuah surat. Tara mendekat dan melihat bahwa surat itu di tujukan pada Duryudana.
"Kau akan memberitahukan semua yang terjadi padanya?"tanya Tara
"Ya, terkecuali saat itu.."jawab Karna dengan tidak mengalihkan pandangannya dari kertas.
Tara hanya diam dan menatapnya lalu kemudian ia berkata "Tambahkan dalam surat bahwa aku siap."Karna sedikit bingung namun ia tetap menulisnya.
Lalu sebuah burung merpati datang, Karna segera menggulung kertas itu dan mengikat kertas pada kaki burung.
Setelah burung itu pergi Karna berbalik dan menatap Tara. "Apa ada yang di butuhkan di sini nona?"
Tara tertawa kecil dan mendekati Karna "Memang apalagi hm?"Keduanya tertawa bersama, mengigat beberapa hal 'kacau' yang telah mereka berdua lakukan.
Karna hanya mendengus geli, ia pun melewati Tara dan menuju ke arah pintu.
"Ayo, sebaiknya kita harus bersiap."ujar Karna dan Tara hanya tersenyum tipis.
***
Di ruang bawah tanah, tempat Pandawa berkumpul. Kini mereka berada di sana setelah kejadian beberapa jam yang lalu.
"Aku penasaran bagaimana bisa Tara mengetahui hal itu?"tanya Nakula.
Yudhistira diam sambil berpikir, namun Arjuna angkat bicara "Mungkinkah dia tidak sengaja melihat tanda di lengan kak Bima?"
Ternyata tanda dari kutukan pemanah hebat di pindahkan dari Arjuna ke lengan Bima.
"Tapi bagaimana bisa? Tara tidak memiliki kemampuan apapun."balas Sadewa
Semuanya terdiam sambil berpikir mencoba mencari tau, namun Bima dengan santai berkata "Jika dia sudah tau maka biarkanlah, toh dia juga menerima dan tidak membenci kita bukan?"
"Kau benar kak."ujar Nakula
"Tapi kita tetap harus mengetahui alasannya."akhirnya Yudhistira angkat bicara "Dan kita juga harus segera menyingkirkan Drupadi...secepatnya."mereka pun menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan ucapan sang kakak.
Setelah itu mereka berlima memutuskan untuk bertemu sang istri.
"Dimana Ratu Tara?"tanya Nakula pada salah satu penjaga ketika mereka tidak menemukan keberadaan Tara di dalam kamar.
Baru saja ingin menjawab seorang penjaga datang dengan tergesa-gesa dan langsung menghadap Pandawa.