抖阴社区

× PART 48 - Games In The Armory ×

2.1K 219 45
                                        

Joanne memantau kru yang sedang mendekor dan menyiapkan barang-barang untuk pesta kelulusan nanti malam. Acaranya diadakan di aula mansion. Lalu ia mengalihkan perhatiannya dari persiapan pesta. Ia melihat Elena duduk di kursi dalam pandangan kosong. Ia menghela napas dan menghampirinya.

"Come on, Elena! Katakan sesuatu tentang dekorasi atau apapun itu soal pesta kita ini, hum," ucap Joanne. "Saat kita merencanakan ini, kau sangat bersemangat."

Elena mengerjap. "Hum? Semangat soal ... apa?"

"Kau tidak mendengarku rupanya." Joanne menarik tangan Elena, "sudah, ayo! Kita lakukan sesuatu yang menyenangkan."

Elena enggan mengangkat bokongnya, dia terlihat benar-benar kurang bertenaga. Joanne menghela napas pelan dan duduk di sampingnya. Elena melihat ke bawah. Satu kakinya terus bergoyang, sindrom kaki gelisah. Joanne meremas tangan Elena, menunjukkan gestur mendukung. Ia mengerti apa yang Elena pikirkan. Sejak kemarin malam insiden ledakan di gudang senjata itu, Ruschel benar-benar sibuk. Don Ruschel sempat pulang untuk mengecek Elena secara langsung tadi pagi, memberitahu kalau Felix terluka parah dan kritis sehingga harus dirawat di rumah sakit. Felix terpental saat ledakan itu terjadi, dan jatuh tersungkur. Kepalanya mengalami pendarahan. Enam prajurit Goncalve juga menjadi korban, lima orang tewas dan satu koma. Mereka yang jadi korban membuat Elena jadi sangat takut. Takut akan keselamatan Ruschel.

"Aku merasa ... apa yang terjadi di sana bukan hal sepele, Joa," ucap Elena.

Joanne mengangguk. "Tentu! Gudang senjata itu bisnis terbesar Ruschel, Elena. Jika ada masalah, apalagi ledakan, it's not a small thing."

"No, I mean ... bukan masalah teknis atau kesalahan dari orang-orang Goncalve." Elena meremas tangannya sendiri dan satu kakinya terus bergemetar, reaksi saat seseorang merasa cemas. "Aku merasa itu ulah musuh dan Ruschel dalam bahaya."

"Dia memang selalu dalam bahaya. He's a mafia." Joanne menghela napas dan memeluk Elena, "maaf, bukan maksudku ingin menambah ketakutanmu. I know how you feel. Karena Ayahku seorang underboss mafia dan Kos, kakakku tewas dalam perang mafia."

Elena lantas menatap Joanne dan memegang tangan Joanne, ia lupa soal Kos. "Maaf, aku jadi mengingatkanmu tentangnya."

"It's okay, gorgeous. Tanpa seseorang mengingatkannya pun aku selalu ingat."

"Joa, bagaimana jika ... Ruschel ..." Elena menarik napas dan membuangnya dengan resah.

Napas Elena tak teratur, membuat Joanne melepas pelukannya dan memegang kedua lengan otot Elena. Kedua mata Elena berkaca-kaca. Gadis itu menahan air matanya. Joanne menyuruhnya untuk melepasnya. Seketika Elena menangis, ia menunduk dan menumpahkan tangisannya tanpa suara. Joanne menarik sahabatnya itu ke dekapannya. Membuat kepala Elena bersandar di dadanya. Elena ungkapkan rasa gelisahnya yang aneh. Tidak seperti biasanya. Benar-benar ada konflik batin yang membuat Elena kewalahan. Rasanya ia ingin menghentikan waktu dan berlari kepada Ruschel. Membawa pria itu ke tempat aman dan hanya mereka berdua di sana. Memastikan Ruschel tidak keluar dan meninggalkannya sendirian lagi. Bukan untuknya, tapi untuk Ruschel sendiri. Rasanya ia ingin melindungi pria itu. Perasaan ini muncul sejak kabar ledakan gudang senjata itu terdengar dan Ruschel pergi.

Saat Ruschel kembali tadi pagi dan saat ia memeluknya, ia ingin menangis dan mengutarakan kecemasan. Namun tidak ia lakukan. Ia tidak mau merepotkan Ruschel. Pikiran Ruschel saat ini pasti sedang sangat terganggu dengan peristiwa itu. Pria itu menunjukkan senyum dan mengatakan ini perkara kecil, namun matanya tak bisa bohong. Ada kegelisahan dan kemarahan, jelas ini perkara besar. Jika memang bukan masalah besar, kenapa Ruschel sesibuk ini sampai baru kembali pagi tadi dan pergi lagi setelah dua jam. Sampai sekarang belum ada kabar darinya.

OWNED by a DON (Mafia Romance)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang