suara adzan subuh berkumandang dari masjid di dekat rumah revano. cahaya remang-remang dari lampu jalan masih terlihat dari jendela kamar. udara subuh yang dingin menyelimuti, membuat suasana terasa lebih hening dan damai.
tok... tok... tok...
"dek, bangun. sudah waktunya sholat subuh, bangunin Mahendra juga." suara indra terdengar lembut tapi tegas dari balik pintu.
revano menggeliat di tempat tidur, matanya masih berat. dengan suara serak, ia bergumam, "hmm... iya, pah..."
di sisi lain kamar, mahendra masih terbungkus selimut tebal, hanya sebagian rambutnya yang terlihat. revano meliriknya sebentar sebelum meraih bantalnya dan langsung melemparnya ke arah mahendra.
buk!
"oy, bangun!"
mahendra bergumam tak jelas, menggeliat pelan. "hmm... 5 menit lagi..."
tok... tok... tok...
"dek, papa tunggu di bawah aja ya? jangan lama-lama," ujar indra sebelum langkah kakinya menjauh.
revano menghela napas panjang, lalu turun dari tempat tidur. dengan malas, ia berjalan ke sisi mahendra dan menepuk pipinya pelan.
"hen, bangun. subuh."
mahendra masih menolak membuka mata. revano menggeleng pelan, Revano pun beranjak dari kasurnya ke kamar mandi untuk mengambil air untuk di siram ke muka Mahendra yang masih terlelap.
"anj, dingin bego!" mahendra spontan bangun, dengan wajah yang sudah lumyan basah akibat ulah Revano.
revano terkekeh. "cepet wudhu. udah masuk sholat subuh juga, dasar kebo."
mahendra mengusap wajahnya kasar sebelum akhirnya berdiri dengan malas dan menuju kamar mandi bersama revano. setelah selesai wudhu, mereka pun turun ke lantai bawah untuk sholat subuh berjamaah bersama indra.
---
setelah sholat subuh, indra mengajak revano dan mahendra untuk olahraga ringan di halaman belakang. udara masih dingin, embun pagi masih menyelimuti dedaunan.
"nak, pagi itu bagus buat jaga kesehatan. kalian anak muda harus banyak gerak," ujar indra sambil mulai melakukan peregangan.
revano menguap kecil. "iyaa, pah..."
mahendra yang masih setengah sadar hanya mengangguk, mengikuti gerakan peregangan yang diberikan indra. setelah sekitar 20 menit olahraga ringan, mereka pun kembali ke dalam rumah untuk mandi dan sarapan.
di meja makan, suasana awalnya tenang, hanya terdengar suara sendok dan piring beradu. namun, tiba-tiba revano melontarkan pertanyaan yang membuat Mahendra menoleh ke arahnya.
"tumben tadi pagi lu susah di bangunin hen, kenapa?" tanya revano kepada Mahendra.
"yaa.. gw masih kepikiran aja sama yang kemaren rev, bener gak ya kalau dia khawatir ama gw" ucap Mahendra sambil melanjutkan sarapan nya.
revano pun melongo dengan pernyataan Mahendra "lu beneran masih mikirin itu??" tanya revano heran
"iyaa, sampe sekarang bahkan." ujar Mahendra
"pantes, di kamar mandi tadi lama. ngelamun ya lu?" tanya revano
Mahendra menoleh ke arah revano dengan tatapan sinis "lu coba banyangin, lu di posisi gw dan alisya di posisi sheren." tahya Mahendra balik.
"yaa, kepikiran tapi gak baka sampe gitu juga sih gw" timpal revano
"sialan lu" ujar Mahendra
"udah-udah, lanjut makan nanti telat ke sekolah kalian nya." ujar andara.

KAMU SEDANG MEMBACA
REVALIS[REVISI]
Teen Fictionseorang sahabat yang sama-sama memiliki perasaan tapi takut untuk menyatakannya