抖阴社区

Chapter 23

3K 242 15
                                        

➖TATA➖

TARIAN TAKDIR|| AeVai



•••

"Antagonis memang selalu menyebalkan, setiap langkahnya dipenuhi dengan kegilaan yang tak terduga."

•••

Panas matahari begitu menyilaukan di pagi hari ini, sinarnya menyentuh kulit dengan kehangatan yang mulai menusuk. Udara yang panas membuat setiap napas terasa berat. Mobil yang dikendarai Jalen berhenti mendadak di pinggir jalan, mesinnya tiba-tiba mati. Jalen mencoba menyalakan mesinnya beberapa kali, namun gagal. Suasana pagi yang semula tenang kini terganggu oleh suara gerutuan Jalen.

"Kok bisa mogok sih, anjing!" teriak Jalen frustrasi sambil menendang body mobilnya.

"Jalen," gumam Aegis, menghela napas panjang. Dari dalam mobil, ia memperhatikan Jalen yang sedang memaki-maki di jalanan.

Aegis memalingkan wajahnya, menutupnya dengan sebelah tangan. Dia merasa malu. Beberapa kendaraan yang melintas menatap mereka berdua karena teriakan Jalen. Beruntung, mobil ini berhenti di area perumahan, jadi tidak menyebabkan kemacetan.

"Jalen, udah, ih, jangan teriak-teriak gitu, malu!" ujar Aegis sambil melirik cemas sekitar.

"Tau apa sih lo!" balas Jalen dengan suara keras, wajahnya memerah karena amarah dan panasnya terik matahari.

Aegis mengangkat bahunya, tak acuh, lalu kembali fokus memainkan ponselnya. Dia bisa saja sebenarnya membantu Jalen, tapi malas. Untuk apa repot-repot membantunya? pikirnya.

Belum sampai sebulan di dunia novel ini, sikap Aegis sudah mulai berubah. Ia yang dulu selalu profesional dan penuh perhitungan, tapi sekarang-entah karena berbeda dunia atau merasa lebih bebas -Aegis lebih sering memilih untuk bersantai. Prinsip hidupnya jadi lebih sederhana: tidak ikut campur, dan nikmati masa mudanya yang pernah hilang.

"Vai, jangan diem aja dong! Ini gimana? Bantu gue mikir, cari solusi biar kita gak telat!" kata Jalen sambil mengacak rambutnya, kesal.

Aegis mendesah kasar. "Bantuin apa? Kamu kan bisa aja hubungin tukang bengkel langganan keluarga kamu, terus minta jemputan sekalian, atau pesan taksi online aja. Gak usah ribet gitu," ujarnya, sedikit heran melihat tingkah Jalen yang tampak kebingungan.

Seakan tersadar dari kebodohannya, Jalen mengutuk dirinya sendiri. "Anjing!" umpatan keras keluar dari mulutnya, lalu ia mulai mengetik sesuatu di ponselnya dan menelpon seseorang.

"Dasar bocah," gumam Aegis sambil menggelengkan kepalanya. Jalen tampak memarahi seseorang di sambungan telepon.

Tak lama kemudian, Jalen menghampiri Aegis dan membukakan pintu mobilnya. "Ayo turun, nanti orang suruhan gue kesini," ujarnya, yang langsung dipatuhi oleh Aegis.

Aegis mengikuti langkah Jalen yang duduk di sebuah batu besar. Mereka menunggu orang suruhan Jalen datang menghampiri mereka. Aegis sesekali melirik jam tangannya yang menunjukkan waktu masuk tinggal sebentar lagi. Rasa gelisah mulai menghampiri dirinya, walaupun dari luar ia tampak tenang.

"Gara-gara Gita nih kita kayak gini," keluh Jalen pelan, menahan gejolak emosi dalam dadanya. Ia teringat dengan kejadian tadi sebelum mobilnya mogok seperti ini.

Aegis memutar bola matanya, jengah. "Ngapain kamu salahin dia coba? Apa hubungannya dia sama mobil kamu?" tanyanya pelan.

"Ya ada lah, Vai. Kalau aja dia nggak nyumpahin kita, mobil gue juga nggak bakal mogok gini!" balas Jalen bersungut-sungut. "Untung aja tadi gue udah putusin dia," lirihnya.

TARIAN TAKDIR || AEVAI (Hiat--)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang