抖阴社区

S2.8

50 9 1
                                        

Sementara itu, di lokasi lain

Taeil berdiri di atap sebuah bangunan yang tidak jauh dari lokasi pelelangan. Tangannya menggenggam teropong, mengamati pergerakan di sekitar gedung tersebut.

Melalui alat komunikasinya, ia menerima laporan dari kontak rahasia yang telah bekerja di dalam kelompok ONEER. "Target utama baru saja tiba. Sepertinya ini lebih besar dari yang kita perkirakan."

Taeil menyipitkan mata. Jika informasi ini benar, maka pelelangan ini bukan hanya sekadar jual beli biasa, tetapi ada sesuatu yang lebih besar yang sedang direncanakan.

Ia menyentuh alat komunikasinya, ingin menghubungi Haechan, tapi ia ragu. Tidak ada yang boleh tahu rencana tersembunyi para ketua.

Akhirnya, ia mengirim pesan singkat yang hanya bisa dibaca oleh Haechan: "Jangan gegabah. Ada lebih dari yang terlihat."

Di dalam van, Haechan membaca pesan itu dan menggigit bibirnya. Taeil tidak akan mengirim peringatan jika tidak ada sesuatu yang benar-benar berbahaya. Tapi sekarang, dia harus memastikan timnya tetap fokus tanpa menimbulkan kecurigaan.

Jeno melirik Haechan yang masih menatap layar laptop dengan ekspresi serius. Ia tahu ada sesuatu yang tidak beres, tapi memilih untuk diam sementara waktu.

"Baiklah," kata Haechan akhirnya, mengalihkan perhatiannya dari layar. "Kita bergerak sesuai rencana. Aku, Jeno, Jaemin, dan Shotaro-akan menyusup dari pintu belakang. Chenle, Renjun, dan Ji-Sung, kalian tetap di luar untuk mengawasi dan bersiap memberikan dukungan jika sesuatu terjadi."

Jaemin menatap Haechan curiga. "Kau yakin Taeil hyung tidak akan masuk?"

Haechan tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. "Dia sudah punya tugas sendiri."

Jaemin tidak puas dengan jawaban itu, tapi sebelum ia bisa bertanya lebih lanjut, Chenle menginterupsi, "Kalau begitu, ayo kita mulai sebelum terlambat."

Semua mengangguk, lalu mulai mengenakan perlengkapan masing-masing.


Di lokasi pelelangan, dari kejauhan

Taeil masih berada di atas gedung, mengamati pergerakan di sekitar bangunan pelelangan.

Ia mengaktifkan alat komunikasinya, namun bukan untuk menghubungi Haechan atau tim lainnya, melainkan saluran komunikasi pribadi antara para ketua tim, karena tim mereka yang pertama bergerak, jadi ketua yang lain bisa memantau

"Ini Taeil. Aku menemukan sesuatu yang mencurigakan. Target utama kita mungkin ada di sini."

Suara dari earpiece-nya terdengar setelah beberapa detik. "Apa maksudmu?" Itu suara lucas

"Seseorang yang lebih besar dari sekadar penyelenggara pelelangan ini hadir malam ini. Aku masih mencoba memastikan siapa, tapi jika ini benar, maka ini lebih dari sekadar menghentikan transaksi."

"Apakah tim Haechan dalam bahaya?" tanya Kun.

Taeil menghela napas, matanya terus mengamati bangunan di seberang jalan. "Aku belum tahu, tapi kita harus bersiap."

Di dalam bangunan pelelangan

Haechan dan timnya berhasil menyusup ke dalam tanpa terdeteksi. Mereka bersembunyi di balik tumpukan peti, mengamati ruangan utama yang sudah dipenuhi tamu undangan.

Shotaro menoleh ke Haechan. "Kita hanya perlu menunggu transaksi dimulai, lalu kita bergerak, kan?"

Haechan mengangguk, tapi sebelum ia bisa menjawab, suara pintu besar yang terbuka membuat mereka semua membeku.

Seorang pria berjas hitam masuk ke dalam ruangan, diiringi beberapa pria bersenjata di belakangnya.

Jeno menyipitkan mata. "Siapa itu?"

Haechan menggertakkan giginya. Ia mengenali orang itu, seseorang yang tidak seharusnya ada di sini.

Haechan menahan napas saat pria berjas hitam itu melangkah masuk. Sosok yang seharusnya tidak ada di sini.

Haechan mencoba memahami situasi, tapi satu hal yang pasti, misi mereka tidak akan semudah yang mereka rencanakan.

Tiba-tiba, suara pria berjas itu menggema di ruangan. "Selamat datang, para tamu kehormatan."

Semua orang terdiam, termasuk tim Haechan yang bersembunyi di balik peti.

"Seperti biasa, malam ini kita akan melelang barang-barang terbaik dengan harga tertinggi," lanjut pria itu. "Namun, ada sesuatu yang spesial malam ini."

Ia melangkah ke tengah ruangan, lalu menoleh ke arah seseorang di belakangnya. Salah satu penjaga menyeret seorang pria dengan tangan terikat, wajahnya penuh luka.

"Dari informasi yang kudapat, seseorang di antara kalian mengkhianati kami," ujar pria berjas itu dengan nada dingin. "Dan sebelum kita mulai pelelangan, kita akan memastikan tidak ada pengkhianat di antara kita."

Haechan langsung sadar-ini bukan sekadar pelelangan biasa.

"Dia akan membunuh orang itu di depan semua orang," bisik Shotaro dengan nada tidak percaya.

Haechan mengencangkan rahangnya. Situasi ini jauh lebih rumit dari yang ia duga.

Sementara itu, Taeil yang mengamati dari jauh juga menyadari perubahan rencana ini. Ia segera menghubungi saluran komunikasi para ketua.

"Situasi berubah. Ada eksekusi sebelum pelelangan dimulai. Kita harus bertindak cepat."

Dari earpiece-nya, suara lucas terdengar. "Haechan dan timnya dalam posisi?"

"Mereka sudah di dalam. Tapi jika kita tidak bertindak sekarang, misi mereka bisa gagal."

Lucas terdiam sejenak sebelum menjawab, "Kita lanjutkan rencana awal. Tapi jika keadaan semakin buruk, aku akan turun tangan sendiri."

Taeil menghela napas dalam. Situasi ini semakin di luar kendali.

Di dalam gedung, Haechan berusaha memikirkan rencana baru. Ia bisa saja membiarkan eksekusi itu terjadi dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang, tapi itu akan membuatnya merasa jijik pada dirinya sendiri.

"Kita harus bergerak sekarang," bisik Jeno.

Haechan menarik napas dalam-dalam, memaksa otaknya bekerja cepat di tengah kekacauan.

Tiba-tiba, ia merasa getaran halus di pergelangan tangan kirinya. Matanya melirik ke jam khusus yang dikenakannya-sinyal DANGER berkedip merah.

"Direktur?" gumamnya pelan, heran. Bagaimana bisa dia mengirim sinyal ini? Bukankah dia sedang berada di markas?

Kesadaran menghantamnya seketika. Ini bukan peringatan biasa. Ini kode darurat tertinggi.

Dengan cepat, Haechan memberi isyarat tangan pada yang lain. Tanpa suara, ia menginstruksikan mereka mengenakan kacamata malam dan masker filtrasi udara.

Semua bergerak cepat. Begitu semua siap, Haechan memutar pelat jam tangannya.

Dalam hitungan detik, asap putih tebal menyembur dari alat itu, menyelimuti ruangan dalam kabut pekat. Pandangan menjadi nol, dan siapa pun di dalamnya pasti akan kesulitan bernapas tanpa perlindungan.

Tepat pada saat itulah, Haechan menyambungkan koneksi terenkripsi ke satu titik khusus di sistem — jalur tersembunyi dalam jaringan internal pelelangan.

Dia membuka kanal komunikasi terbatas, hanya bisa diakses dua orang: Haechan dan Taeil.

"Taeil hyung, jalurnya sudah kubuka, kodenya sudah aktif, salin sekarang?"

diklaim:agent(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang