抖阴社区

??????? ? - ????????? ????? ?????????

47 22 61
                                        

Halo, pembaca kece! 🚀✨
Ketemu lagi di dunia Boy & Senja, di mana cinta, dendam, dan masa lalu bertemu dalam satu cerita yang seru (dan kadang bikin greget!). Siapin mental dan hati, karena perjalanan ini bakal naik turun kayak roller coaster! 🎢🔥

Siap buat lanjut? Jangan lupa kasih dukungan dengan vote & komentar, karena setiap dukungan kecil dari kalian bikin cerita ini semakin hidup!
✨📖

Sekarang, duduk santai, siapin camilan favorit, dan nikmati kisah ini.

Happy reading, bestie! 📖💖

𓂃 ࣪˖ 𓆩𓆪 ˖ ࣪ 𓂃

Senja berdiri di depan kaca, tangannya menyentuh liontin kecil di lehernya. Jemarinya membuka bagian depannya, memperlihatkan foto kecil di dalamnya.

 "Jadi kamu ninggalin aku?! Kamu tahu, kan, aku nggak punya siapa-siapa! Kamu tahu aku cuma punya kamu!"

“Aku beli ini dari uang jajan aku sendiri! Lihat, bisa dibuka."

 "Aku sengaja masukin foto kita. Biar kamu enggak lupa sama aku," ucap Boy pelan.

Senja menggigit bibirnya, matanya terasa panas. Dulu, dia memang berjanji akan selalu memakai liontin ini. Tapi saat itu, dia nggak tahu kalau janji itu nggak bisa menebus rasa bersalah yang dia rasakan sekarang.

Kamu gimana sekarang, Boy?

Apa kamu masih ingat aku?

Suara Bunda dari luar membuyarkan lamunannya. "Senja, Bunda butuh beberapa bahan buat masak. Bisa tolong beliin ke supermarket?"

Senja menarik napas dalam, menghapus sisa emosinya. "Iya, Bun," sahutnya lembut.

Sebelum pergi, dia mampir ke kamar Aldo. "Bang, anterin ke supermarket, yuk?"

Aldo masih fokus di depan laptopnya. "Lagi sibuk, Sen."

Senja menghela napas. "Ya udah, aku pakai sepeda aja."

Tapi saat dia masuk ke garasi, raut wajahnya langsung berubah kecewa.

"Bannya kempes… haduh," gumamnya.

Akhirnya, dia nggak punya pilihan selain jalan kaki. Meskipun jauh, tapi nggak apa-apa. Yang penting, urusan cepat selesai.

 𓂃 ࣪˖ 𓆩𓆪 ˖ ࣪ 𓂃

Udara malam semakin dingin saat Senja melewati trotoar panjang. Kompleks perumahannya cukup jauh dari supermarket, dan satu-satunya jalan tercepat adalah melewati jalan besar yang biasanya sepi kalau sudah malam.

Tapi begitu dia hampir sampai di pertigaan, langkahnya otomatis melambat.

Ada banyak motor terparkir di pinggir jalan, dan di tengahnya, sekumpulan anak muda berdiri menghadap satu sama lain.

Senja menelan ludah.

Ini… geng motor?

Dari posisinya, dia bisa melihat dua orang berdiri di barisan paling depan. Keduanya terlihat sedang adu mulut.

Yang satu tampak agresif, suaranya keras dan penuh emosi. Tapi lawannya terlihat berbeda. Gesturnya tenang, ekspresinya dingin. Seolah-olah dia sama sekali nggak terpengaruh dengan provokasi yang dilemparkan kepadanya.

BOY & SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang