Sekarang para anggota inti Whidrag sedang berkumpul di rumah Alesya. Mereka asyik mengobrol satu sama lain, apalagi Jake yang antusias.
Sedangkan Alesya ia berada di kamar bersama Zara dan Monica. Ya karena hanya mereka teman Alesya.
"Woy, woy! Pelan-pelan bawanya!" seru Janu kepada Regan dan Shakeel yang sedang membawa pemanggang daging.
"Shakeel yang kagak bener njir," sahut Regan.
Shakeel menatap ke arah Regan. "Lo kali, buru-buru banget jalannya. Tau kaki gua kagak panjang kayak kaki lo," jawab Shakeel yang tidak mau di salahkan.
Mereka bertiga sedang berada di halaman belakang rumah Alesya. Alfa menugaskan mereka tadi untuk membawa alat pemanggang yang ada di gudang untuk dibawa ke halaman belakang.
"Udah-udah, kalian sama-sama salah. Kalo sampe rusak kita ganti rugi." Janu menengahi mereka agar tidak berdebat dengan hal sepele.
Regan dan Shakeel melanjutkan pekerjaan mereka. Setelahnya mereka bertukar dengan Alex dan Dean yang ditugaskan untuk membersihkan panggangan itu dan menyalakan arang.
"Kebanyakan sabun, anjay," ucap Alex yang melihat Dean menuangkan banyak sabun pada saat membersihkan alat pemanggang itu.
"Gapapa lah, sama aja," jawab Dean, ia memilih melanjutkan pekerjaannya.
"Enak banget bjir di Alfa kagak ngapa-ngapain," keluh Dean disela-sela ia bekerja.
"Katanya 'pemilik rumah adalah raja' bukannya yang bener 'tamu adalah raja'. Yang punya rumah juga bukan dia tapi om Jovan," sambung Alex.
Dean mengangguk-angguk, kalau bukan karena ada Jake mungkin ia memilih duduk santai bersama Ellard. Ia posisinya di sini wakil Whidrag, kenapa malah disuruh bekerja keras.
Mari kita ke para gadis yang sedang asyik pada dunia mereka.
"Sumpah, nih lip cream bagus amat, Sya! Spill toko dong!" ucap Monica yang sedang mencoba salah satu lip cream punya Alesya. Ia sudah meminta ijin tadi.
"Beli online gua, nanti gua kirim linknya," jawab Alesya yang sedang sibuk membaca novel yang dibawakan Zara.
"Kalian berdua suka banget novel, yah?" tanya Monica. Ia mendekati kedua temannya yang sama-sama sedang sibuk membaca novel.
Zara mengalihkan pandangan dari novel menjadi ke Monica. "Asal lo tau, Mon. Baca novel itu asyik banget, apalagi kalo nemu tokoh cowok yang di idam-idamkan. Cinta sama tokoh fiksi, cuy," ucap Zara.
Karena penasaran, Monica juga ikut membaca novel yang direkomendasikan oleh Alesya. Ia mengambil sebuah novel di rak buku di kamar Alesya.
"Baca ini aja, Mon. Gua udah baca dan bagus banget!" saran Alesya sambil menyerahkan novel itu.
Akhirnya mereka bertiga sama-sama membaca novel. Zara yang membaca novel sad menjadi menangis karena penderitaan yang dialami tokoh utama.
Alesya yang tertawa terbahak-bahak karena isi novelnya kebanyakan komedi. Namun, tidak lama kemudian ia menangis karena tokoh favoritnya mengalami musibah.
Monica sendiri sangat suka membaca novel yang ia baca saat ini. Tapi, ia sedikit takut karena isi novel itu tentang mafia kejam. Ia juga ikut menangis saat pemeran utama perempuan disiksa.
Mereka menangis berjamaah, sampai Gisel yang mendengar tangisan mereka menghampiri dan bertanya.
"Kalian kenapa, ya ampun?" tanya Gisel dengan panik saat melihat tiga anak gadis itu menangis.
"Hiks- baca novel, ma," jawab Alesya sambil sesenggukan.
Mendengar itu Gisel langsung menghela nafas lega. "Mama kira kenapa, bikin panik aja," balas Gisel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alesya is a Changed Antagonist {END}
FantasyKaira Gabriella, gadis cantik keturunan Jawa ini sudah berumur 20 tahun. Ia menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja. Ia sudah tidak memiliki keluarga, kedua orangtuanya meninggal. Keluarga orangtuanya juga tidak ada yang mau merawatnya. Kaira bek...