抖阴社区

? ? ? ?? - ????? ? ? ?

486 99 9
                                        

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

𝟓 𝐘𝐞𝐚𝐫𝐬 𝐥𝐚𝐭𝐞𝐫  」

⟡ ------------------------- ⟡

Tapp..

Tapp..

Tapp..

Suara langkah kaki terdengar, memecah kehilangan di tempat itu. Tak lama kemudian, langkah kaki dari keenam pemuda itu pun terhenti, setiap iris berbeda warna itu mulai berkaca-kaca.

"Kak Hali.. hari ini kami mampir nih, kakak pasti kangen sama kita, kan?" Ucap Duri sembari berlutut di depan makam Halilintar. Air mata membasahi pipinya, walaupun begitu, dia tetap berusaha untuk tersenyum—tak ingin membuat Halilintar sedih karena dia tak tersenyum.

Taufan terdiam sejenak, tersenyum tipis ketika melihat adiknya itu. Dia kemudian ikut berlutut di sampingnya, meletakkan buket mawar di atas makam Halilintar. "Kak Hali, lihat nih.. aku bawa apa, bunga mawar kesukaanmu. Kamu dari dulu selalu ingin diberikan bunga ini, kan?"

Tak hanya Taufan dan Duri, Gempa dan Solar pun juga ikut berlutut di sisi lain dari makam kakak tertua. Gempa mengelus batu nisan bertuliskan "Halilintar Vral Thunderstrom" itu dengan senyum sendu, "sudah lama sekali ya, kak? Aku gk nyangka sekarang sudah 5 tahun sejak kejadian itu, dan sudah 5 tahun juga kami hidup tanpa kakak. Andai saja kamu masih disini, kamu pasti akan bangga dengan pencapaian kami sejauh ini."

Solar mengganguk kecil, menyetujui ucapan Gempa. "Iya, kak. Kakak tau gk? Kak Taufan sekarang sudah jadi CEO loh! Dia sudah menjadi pewaris perusahaannya ayah. Lalu kak Gempa, dia sudah jadi koki terkenal dan punya restorannya sendiri. Kemudian kak Blaze, kakak pasti nyangka, namun sekarang dia sudah jadi tentara loh! Kemudian kak Ice, siapa yang menyangka bahwa tukang tidur sepertinya bisa menjadi atlet ice skating? Dia bahkan sudah pernah ke luar negeri untuk tampil! Lalu kak Duri, dia sekarang sudah punya toko bunganya sendiri! Di halaman rumah, penuh sama tanaman dia semua!"

Solar terdiam sejenak, kemudian tersenyum bangga. "Dan kemudian, aku! Adikmu yang paling hebat, kini sudah menjadi influencer terkenal, loh! Hebat banget, kan?!"

Mendengar ucapan Solar, yang lainnya pun seketika terkekeh geli. Ice mendekat dan berdiri di belakang Solar, mengelus rambutnya dengan gemas. "Astaga, pintar sekali kau berbicara tentang seseorang, ya?"

"Ah! Kak Ice, rambutku jadi berantakan! Aku sudah menatanya dengan khusus hanya untuk datang kesini!"

Selagi itu, Blaze terdiam sembari memperhatikan saudara-saudaranya. Dia tersenyum tipis, sebelum akhirnya melihat ke arah batu nisan sang kakak tertua. Dia berjongkok di sebelah Taufan, tangannya dengan perlahan mulai menaburkan kelopak bunga mawar di atas gundukan tanah itu. "Lama tak berjumpa, kak Hali. Maaf, kami baru bisa berkunjung sekarang. Kamu pasti merindukan kami, kan? Mengingat terakhir kami berkunjung itu adalah beberapa bulan yang lalu."

Taufan mengganguk kecil, ikut menatap batu nisan sang kakak tertua. "Iya, kak Hali, kami benar-benar minta maaf untuk itu. Akhir-akhir ini, kami semua sibuk banget, jadi jarang ada waktu. Aku harap kamu mengerti."

Waktu terus berlalu, keenam saudara itu terus bercerita di depan makam sang kakak tertua. Air mata yang awalnya jatuh mulai mereda, digantikan dengan tawa seiring mereka terus bercerita.

Be Independent [Halilintar] || ???? ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang