JENNIE POV
"Ya.. apa katamu barusan? Kau datang ke gedung media itu kemarin dan ada orang yang melihatmu? Kau benar-benar gila, Jennie. Apa yang kau pikirkan kemarin, kenapa kau bisa bertindak begitu bodoh seperti ini?"
Aku tahu jika reaksi yang akan diberikan oleh manajerku akan seperti ini, aku akui tindakan yang aku lakukan kemarin malam memang adalah tindakan yang bodoh, entah kenapa aku yang diberikan kebebasan untuk mencari angin malam malah mengendarai mobilku ke gedung media yang seharusnya sangat aku hindari.
"Jennie, kau benar-benar ingin membunuh kami." Gadis berambut pirang di hadapanku menyisir rambutnya ke belakang dengan begitu frustasi, namanya Rosie, dia sebenarnya adalah sahabatku yang aku angkat menjadi manajerku, selain Rosie, ada juga Alison, gadis berambut hitam yang usianya lebih tua dari kami, dia adalah asistenku, namun dia juga terkadang merangkap menjadi manajer dan membantu Jennie.
"Lalu siapa yang kau temui disana?" Tanya Rosie lagi, di yang tadinya berdiri kemudian menarik kursi untuk duduk di hadapanku, kami berada di gedung agensi sekarang, sebagai seorang publik figur atau lebih tepatnya idol, aku tentu berada di bawah naungan sebuah perusahaan.
"Seorang reporter, namanya Lisa." Ucapku, sebagai gadis dua puluh lima tahun yang sebenarnya juga baru memulai karir di dunia entertainment selama lima tahun lamanya, aku tidak bisa memendam kejadian yang aku alami kemarin sendirian, aku perlu orang lain untuk aku ajak berdiskusi dan Rosie serta Alison adalah orang yang tepat.
"Reporter? Jennie..." Rosie sampai tidak bisa berkata-kata lagi begitu mendengar ucapanku, aku memajukan bibirku saja, aku akui aku salah, dan aku juga mengetahui jika mereka pasti akan mengoceh sekaligus memarahi diriku.
"Kita pikirkan solusinya bersama-sama, percuma marah dengan Jennie, namun langkah yang kau lakukan benar-benar bodoh, Jennie. Kenapa kau malah menghampiri kandang lawan?" Disaat semua penggemar ku memuji kecantikan, bakat dan keahlianku, maka dua orang ini tidak, bahkan dibandingkan ibuku sekalipun, Rosie dan Alison adalah orang yang paling sering memarahiku bahkan mengatakan jika aku adalah seseorang yang bodoh meski aku akui, tindakan kemarin memang bodoh!
"Aku hanya ingin melindungi diri." Ucapku dan Rosie bertukar pandang dengan Alison, "kami akan melindungi mu, Jennie. Kau tidak perlu khawatir tentang hal ini." Alison mengatakan kalimatnya menjadi lebih lembut dan aku menatap lurus ke depan saja, sayangnya, aku tidak bisa mempercayai mereka semudah itu, siapa yang bisa melindungi diri kita jika bukan kita sendiri?
"Hari ini, skandal tentang diriku naik ke publik, dan itu sangat buruk meski yang aku lakukan hanya untuk menutupi kasus lain yang terjadi, siapa yang perduli dengan reputasi ku jika bukan diriku sendiri? Kalian seharusnya berada di pihakku dan paham dengan kondisi nya." Balasku lagi sambil memegang kepalaku.
"Jennie, skandal ini tidak akan lama, kita hanya perlu bertahan beberapa hari dan semuanya selesai, ini juga untuk melindungi perusahaan." Aku menghela nafas panjang setelahnya, jika tidak terjerat kontrak yang baru akan berakhir dua tahun lagi, aku tidak ingin berada di agensi ini lagi meski mereka yang membesarkan namaku, semua hal semakin semena-mena padaku.
"Sebentar katamu, Rosie? Lalu bagaimana dengan reputasiku? Berita buruk itu selamanya akan berada di internet, dan itu tentang diriku, bagaimana pandangan orang lain padaku? Bagaimana caranya aku menjelaskan satu per satu pada mereka nantinya jika semua berita itu palsu?" Tanyaku setelahnya dan Rosie menghela nafas.
"Aku paham, Jennie. Tapi ini perintah dari atasan dan kita tidak bisa melakukan apapun bukan?" Nada bicara Rosie menjadi lebih lembut sekarang dan Alison ikut duduk di sampingnya.
"Lalu apa yang terjadi antara dirimu dan reporter itu kmarin malam?" Tanya Alison, "dia memotret dan merekam diriku karena aku berada disana, dia bertanya apa tujuanku datang kesana, aku tidak menjawab, dan dia mengatakan mau menyebarkan foto serta video yang dia rekam."

KAMU SEDANG MEMBACA
LOWKEY - JENLISA [G×G]
FanfictionReporter yang bernama Lalisa itu tanpa sengaja melihat Jennie, seorang aktris papan atas yang tengah ramai dibicarakan oleh publik di belakang gedung kantornya, keadaannya yang tampak kacau dimanfaatkan oleh Lisa untuk memotret dengan tujuan membuat...