抖阴社区

Chapter 4

25 13 1
                                        

*
Malam yang tenang di sekolah baru

*

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, disambut sorak sorai lega dari sebagian besar siswa yang sudah tidak sabar untuk beristirahat.

Ibu Eca mengakhiri pelajaran kimianya dengan memberikan tugas rumah, lalu berpamitan kepada murid-murid. Suasana kelas kembali riuh dengan suara kursi bergeser dan obrolan siswa yang bersiap untuk pulang.

Grace membereskan buku-bukunya dengan gerakan lambat. Pikirannya masih dipenuhi dengan perkataan Yurika. Ia melirik ke arah Yurika yang sudah berdiri dan siap keluar kelas, namun ekspresinya tetap sulit dibaca.

"Grace, ayo!" Sasa menghampirinya sambil tersenyum. Annabelle juga sudah berdiri di sampingnya. "Kita langsung ke kamar ya?"

Grace mengangguk pelan. Sekolah ini menyediakan kamar asrama bagi siswa yang rumahnya jauh, dan Grace termasuk salah satunya. Ia merasa sedikit lega karena ternyata ia sekamar dengan Sasa, Annabelle, dan Yurika. Setidaknya, ada wajah-wajah familiar di tempat tinggal barunya.

Mereka berjalan beriringan keluar dari kelas dan bergabung dengan kerumunan siswa yang menuju ke arah asrama. Lorong-lorong asrama tampak ramai dengan siswa yang bercanda dan mengobrol setelah seharian belajar.

"Kita satu kamar, kan?" tanya Grace memastikan, merasa sedikit cemas jika ada perubahan.

Sasa mengangguk ceria. "Iya! Asiiiik, kita bisa ngobrol banyak nanti malam!"

Annabelle tersenyum senang. "Benar sekali, Grace. Kamu nggak akan kesepian."

Yurika yang berjalan di samping Grace hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

Mereka tiba di depan sebuah pintu kamar asrama. Sasa membuka pintu dan mereka berempat masuk ke dalam kamar yang cukup luas. Di dalamnya terdapat empat tempat tidur bertingkat, empat lemari pakaian, dan sebuah meja belajar panjang di dekat jendela. Tempat tidur yang masih kosong adalah tempat tidur di bagian atas salah satu ranjang.

"Nah, itu tempat tidurmu, Grace!" seru Sasa sambil menunjuk ke ranjang kosong tersebut.

Grace mengangguk dan tersenyum lega. Meskipun hari pertamanya di sekolah ini penuh dengan misteri, setidaknya ia merasa diterima oleh teman-teman sekamarnya. Mungkin, di kamar ini, ia bisa mendapatkan jawaban atau setidaknya merasa lebih nyaman di lingkungan yang baru ini.

Setelah meletakkan tas dan sedikit merapikan barang-barangnya di lemari, Grace merasa tubuhnya lengket dan ingin segera membersihkan diri.

Ia mengambil perlengkapan mandinya dan menuju kamar mandi yang terletak di ujung lorong asrama. Air hangat yang menyiram tubuhnya terasa begitu menyegarkan, menghilangkan sedikit ketegangan yang ia rasakan sepanjang hari.

Selesai mandi dan berganti pakaian, Grace kembali ke kamar. Ia melihat Sasa, Annabelle, dan Yurika sudah duduk lesehan di karpet dekat televisi yang tergantung di dinding kamar. Mereka tampak asyik menonton sebuah acara musik.

"Nah, itu Grace!" seru Sasa begitu melihatnya duduk di sampingnya. "Yuk, ke kantin buat ambil makan malam."

Annabelle mengangguk setuju. "Iya, Grace. Kamu pasti lapar kan? Di sini makan malam disediakan gratis oleh sekolah."

Yurika, meskipun tidak berkomentar, sudah beranjak dari tempat duduknya, memberi isyarat bahwa ia juga siap.

Grace merasa senang dengan ajakan teman-temannya. Perutnya memang sudah terasa lapar. "Ayo!" jawab Grace sambil ikut berdiri.

Mereka berempat berjalan bersama menuju kantin asrama yang terletak di lantai bawah. Suasana kantin asrama tidak seramai kantin sekolah saat istirahat tadi. Beberapa siswa sudah duduk di meja-meja panjang sambil menyantap makanan mereka.

Mereka mengambil nampan dan mengantri untuk mengambil nasi, sayur sop, ayam goreng, dan segelas teh hangat yang sudah disediakan.
Setelah mendapatkan makanan, mereka mencari meja kosong dan duduk bersama.

Sambil menikmati makan malam mereka, Sasa dan Annabelle kembali bercerita tentang berbagai hal di sekolah, mulai dari guru-guru yang unik hingga kegiatan ekstrakurikuler yang ada. Yurika tetap lebih banyak diam, namun sesekali menanggapi dengan singkat atau tersenyum kecil.

Grace mendengarkan sambil sesekali bertanya, mencoba untuk lebih mengenal teman-teman sekamarnya dan lingkungan barunya ini. Suasana kebersamaan saat makan malam ini memberikan sedikit rasa nyaman dan harapan untuk hari-hari berikutnya.

Setelah selesai makan malam dan mengembalikan nampan ke tempatnya, Sasa mengusulkan, "Gimana kalau kita jalan-jalan sebentar di taman sekolah sebelum balik ke kamar? Udara malam lumayan segar lho."

Annabelle langsung menyetujui dengan antusias. "Ide bagus! Aku juga agak gerah kalau langsung di kamar."

Yurika, seperti biasa, hanya mengangguk kecil tanda setuju. Grace sendiri merasa tertarik dengan ide tersebut. Ini bisa menjadi kesempatan baginya untuk lebih mengenal lingkungan sekolah di luar jam pelajaran.

Mereka berempat berjalan menuju pintu keluar asrama dan menuju taman sekolah yang terletak di bagian belakang gedung.

Benar saja, taman itu cukup ramai oleh murid-murid yang duduk berkelompok di bangku-bangku taman atau lesehan di rumput.

Lampu-lampu taman yang berwarna-warni memancarkan cahaya, menerangi kegelapan malam dan menciptakan suasana yang hangat dan akrab. Suara tawa dan obrolan pelan terdengar di antara gemericik air dari air mancur kecil di tengah taman.

Sasa dan Annabelle langsung bergabung dengan beberapa kelompok siswa yang mereka kenal, bercanda dan tertawa riang. Yurika berjalan sedikit di belakang mereka bersama Grace, tetap dengan sikapnya yang tenang dan tidak banyak bicara.

Grace mengamati sekelilingnya. Pemandangan taman malam ini cukup indah dan menenangkan. Namun, matanya tanpa sadar mencari-cari sosok yang familiar. Ia tidak melihat Rean, Caleb, maupun Kael di antara kerumunan siswa di taman.

"Ramai juga ya tamannya malam-malam begini," kata Grace mencoba membuka percakapan dengan Yurika.

Yurika menoleh sekilas, lalu kembali menatap ke arah lampu taman yang memantulkan cahaya di permukaan kolam kecil. "Iya," jawabnya singkat.

Grace menghela napas dalam hati. Ia tahu tidak mudah untuk membuat Yurika berbicara lebih banyak.

Namun, ia merasa ada sesuatu yang penting yang ingin ia tanyakan padanya, terutama tentang peringatan di koridor tadi siang.

Mereka berjalan perlahan menyusuri jalan setapak di taman, menikmati suasana malam yang tenang. Sasa dan Annabelle sesekali menghampiri mereka, mengajak bergabung dengan teman-teman mereka, namun Grace dan Yurika lebih memilih untuk tetap berjalan berdua.

Dalam hati Grace, ia berharap ada kesempatan yang tepat untuk bisa berbicara lebih lanjut dengan Yurika dan mengungkap misteri yang terasa semakin mengelilinginya di sekolah ini. Malam yang indah ini menyimpan banyak pertanyaan yang belum terjawab.

*

Hai👋! Hari ini double up, jadi jangan lupa buat vote and komen biar aku makin semangat buat up ceritanya.

Rules! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang