"Nghh..."
"Hmm"
"Tu-Tunggu ahh! Soob-- hmmftt hnn..."
"AKH!"
Sakit...
Kedua mata sontak memejam seraya mendesis perih. Tangannya meremat seprai hingga kusut tak berbentuk. Di tengah sayu pengelihatan, ia tidak sengaja menangkap pantulan diri pada kaca cermin. Sebuah pemandangan erotis nan liar yang selama ini tidak pernah terlintas di bayangan.
"Jun..." Panggil berat suara itu--
THRUST
"Ngh! Bin... sakit..." erangnya mendongak terbelalak, lalu kemudian terkapar lemas. Menenggelamkan wajah pada empuk bantal. Nafasnya memburu pelik dengan mata berair berlinang.
Si jakung mulai menungganginya dari belakang, ia ciumi punggung, bahu serta lehernya bergantian. Desahan demi desahan tersuar panas. Meraih wajah tirus itu, untuk beberapa saat mereka saling menatap dalam diam, sebelum akhirnya bibir keduanya bertemu kembali. Banjir peluh membasahi tubuh. Entah sudah berapa kali mencapai klimak.
"Jun..." suara tersebut sungguh berat menggelitik di telinga. Ia sudah tidak sanggup bila berlanjut. Sekujur tubuh rasanya seperti habis dipukuli dengan balok kayu.
"Bunuh saja aku, Binhh..." lirihnya memelas lesuh tak berdaya. Menggigit bibir bawah gelisah. Gerakan perlahan si jakung sengaja melambat dan itu semakin membuatnya meronta nikmat.
"Jun..."
"Junie..."
"Yeonjun-Ssi!"
BRUK
Alam bawah sadar Yeonjun seketika berhampur pecah, ia tersentak kaget sampai terjungkal jatuh dan nyaris saja kepala terbentur besi lemari jika Yeri terlambat barang sedetik. "Maaf Yeonjun-ssi, aku tidak bermaksud--" Wajahnya mendadak pucat pasi merasa tak enak hati. Yeonjun mengusap dadanya yang masih bergemuruh.
"I-Iya tidak apa... hah.. haha..." tuturnya agak terpatah-patah.
"Aku mendengarmu merintih kesakitan, jadi kupikir-- MAAFKAN AKU SUNBAENIM!" Rukuknya memohon ampun.
Merintih?
Hah?
Tungg--
"Sial" batinnya langsung merutuk kikuk. Bisa-bisanya dia bermimpi jorok dan terbawa pula ke dunia nyata.
Yeonjun memukul pelan kepalanya karena merasa bodoh dan tidak profesional. Pasalnya ini masih di tempat kerja. Ini semua karena ucapan Soobin kemarin. Jiwa raga Yeonjun berakhir terganggu.
"Pihak bawah katanya? Astaga..."
Sore pun tiba, di luar terasa sedikit berangin sejuk. Sepertinya bakal hujan. Yeonjun terduduk menunggu jemputan. Tak selang berapa lama, Kai muncul membawa kebab dan minuman energi.
"Jun, kau tidak apa?" Melihat si rubah yang lesuh juga lunglai jadi aneh sendiri. Biasanya batrai pemuda ini bakal lamban habisnya.
"Kurang tidur, mungkin..." jawab Yeonjun setengah hidup, tangannya terulur msnerima kebab dan minuman itu. Makan berdua berhadap-hadapan.
"Hmm, atau... kita ke lapangan dulu... 15 menit kupikir cukup."
Selesai makan, mereka kemudian berlalu menuju titik lokasi. Hueningkai beringsut mengeluarkan bola basket dari dalam ransel. Tanpa perlu melakukan pemanasan, dua manusia berkaki jenjang itu langsung memulai permainan ringan. Dan benar saja, suasana hati Yeonjun dalam sekejap membaik. Bergerak lincah layaknya pro player. Melakukan dunk dan lay up.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pure Divine/SooJun(On Going)
FanfictionYeonjun benar-benar serius menyukai Soobin yang kala itu sering dijadikan bahan perundungan. Mengetahui jika ada seseorang yang memiliki perasaan spesial terhadapnya, tentu membuat Soobin terheran sekaligus senang. Awalnya ia berniat untuk memperti...