?? Follow and Vote before reading! ??
(ganti judul dari lelaki hujan)
[BACA SEBELUM DIROMBAK HABIS-HABISAN SAMA AUTHOR!] ?
Karena hidup adalah pilihan.
-Rega Elzander
Jadilah pribadi yang menantang masa depan, bukan pengecut yang aman di zona nyama...
"Kalau kamu dengar baik-baik, hati yang sepi pun bisa bicara."
•••••••••••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••••••
Jam pelajaran telah usai, Tetapi kepala Leena masih penuh. Bukan soal PR Matematika yang belum dia kerjakan, atau soal guru Bahasa yang mengomel soal absensi. Tapi… soal Rega.
Semenjak hari itu—hari dia pingsan di lapangan dan perempuan itu panik layaknya anak kecil yang mencari ibunya di mal—Leena nggak bisa bohong. Ada yang berubah.
Dan anehnya, perubahan itu datang dari cowok yang bahkan gak pernah nyari perhatian.
“Lo tau Rega, kan?” Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Leena pada waktu dia dan Della sedang duduk di taman belakang sekolah. Tempat yang jarang dipakai orang, tapi selalu sejuk karena banyak pohon.
Della nyengir, “Tau lah. Si misterius favorit satu sekolah. Kenapa emangnya?”
Leena diem sebentar. Tatapannya jatuh ke rumput yang agak kering. “Gue nemuin bekas luka di punggungnya waktu bantu dia bersihin luka kemarin…”
Della langsung ngerem senyumannya.
“Luka yang bukan karena jatoh di lapangan, Itu luka yang udah lama. Kayak… bekas sabetan.”
Della narik napas pelan. “Gue pernah denger kabar sih. Tapi cuma gosip.”
Leena ngeliat ke arah langit, awan mendung mulai jalan pelan-pelan.
“Gosip yang mana?”
“Katanya, bokapnya Rega galak banget. Dulu sempet ada kasus, Rega bolos seminggu lebih. Orang rumah gak ada yang lapor. Pas balik, dia diem, tapi jalannya pincang. Sejak itu, geng-nya makin protektif. Apalagi si Rav, dia tuh kayak abang sekaligus bodyguard.”
Leena tidak berkata apa-apa. Tetapi dalam hatinya, ada pertanyaan yang lebih besar dari gosip-gosip itu.
Kenapa laki-laki seperti Rega, yang selalu terlihat cool, bisa nahan semua sendirian?
Dan kenapa dia, cewek biasa yang nggak ngerti apa-apa tentang Rega, malah menjadi orang pertama yang menemukan luka itu?
§×§
Malamnya, Leena duduk di sebuah meja belajar. Tetapi bukan untuk belajar.
Di hadapannya, ada sebuah buku catatan. Buku Rega. Yang dulu pernah dia pinjemin saat telat dan dihukum bersama. Dan di halaman belakang, ada coretan tangan Rega. Bukan catatan pelajaran, tapi… puisi.