抖阴社区

Chapter 2. Pov Lily

99 22 0
                                        

Namaku Lily Balley Valencia O-Crion atau biasa dipanggil dengan nama Lily. Sebenarnya aku tidak seharusnya ada di dunia ini.

Aku tidak pernah benar-benar milik siapa pun, tidak ke dunia malam yang haus darah, dan tidak pula ke hutan yang menyanyikan lagu bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak pernah benar-benar milik siapa pun, tidak ke dunia malam yang haus darah, dan tidak pula ke hutan yang menyanyikan lagu bulan.

Sejak kecil, aku diajarkan untuk menyembunyikan mataku. Mata kanan yang bersinar merah membara, warisan papaku, seorang bangsawan vampir yang dibenci oleh bangsanya sendiri. Sedangkan mata kiriku yang berwarna abu-abu dingin seperti malam berkabut adalah peninggalan dari mama yang merupakan alfa dari klan serigala utara.

Di dunia ini, darah adalah segalanya. Ia menentukan tempatmu, kekuatanmu dan takdirmu. Darahku adalah perpaduan dari dua dunia yang seharusnya saling membinasakan, bukan bersatu.

Aku adalah aib bagi kedua kerajaan tapi satu hal yang pasti mereka tahu adalah darah mereka mengalir dalam diriku. Kuat, liar dan Tidak terkendali.

Aku lahir di malam gerhana bulan merah, ketika langit merah menyala,m dan angin membawa lolongan serta bisikan serak dari para leluhur. Papaku seorang vampir bangsawan dari klan terkuat yang dingin, angkuh, dan abadi. Sedangkan Ibuku adalah seorang alfa dari suku serigala utara yang liar, setia, dan buas. Cinta mereka adalah pelanggaran bagi kedua ras. Keberadaanku adalah kutukan bagi kedua ras atau setidaknya begitulah dunia memandangku.

Aku dibesarkan jauh dari perbatasan mana pun, di sebuah lembah tersembunyi yang tak dimiliki oleh kegelapan vampir maupun cahaya bulan serigala. Hutan di sekelilingku diam, seolah tahu rahasia yang tak boleh diungkap. Sejak aku bisa berjalan, aku dilatih untuk bertarung, bertahan dan yang paling sulit adalah untuk menyembunyikan siapa diriku sebenarnya.

"Jangan biarkan mereka melihat matamu, Lily." Kata mamaku suatu malam saat ia mengelus rambutku. "Kamu akan memicu ketakutan yang belum siap dunia hadapi, Nak."

Mata kananku yang berwarna merah darah, mewarisi penglihatan malam dari papa sedangkan mata kiriku yang berwarna abu-abu seperti kabut hutan, mampu menembus ilusi dan membaca naluri dari jauh. Jika seseorang menatapku terlalu lama maka mereka akan tahu dan ikut merasakan kekacauan yang berdenyut di balik kulitku.

Aku sering bertanya-tanya, siapa aku sebenarnya? Seorang anak dari dua dunia, atau monster yang tak diinginkan oleh keduanya?

Tapi hidup tidak memberiku banyak waktu untuk merenung. Dunia mulai berubah, tanda-tanda perang muncul di langit dan tanah. Vampir semakin berani melanggar batas wilayah dan para serigala mulai bermimpi tentang darah.

"Gita dan ketiga saudaranya akan segera bangkit!! Segel dewa vampir akan segera terbuka!!"

Setidaknya itulah yang menjadi pembicaraan kedua ras saat ini. Mereka tahu waktu kebangkitan papaku adalah waktu dimana kekuatan ku akan mulai terpancar, hari itu akan datang dan hari itu dimulai tanpa peringatan.

-o0o-

Aku tengah berlatih sendiri di hutan, menyeimbangkan tubuhku di atas batang kayu yang menggantung di atas jurang kecil. Nafasku teratur, pendengaranku tajam. Lalu, tiba-tiba aku merasakan getaran di tanah, aroma darah tipis di udara. Aku melompat turun, bersembunyi di balik semak.

Tiga prajurit vampir melintas cepat. Aku mengenali lambang di jubah mereka. Keluarga Isthavar yang merupakan musuh abadi ayah. Tapi bukan itu yang membuat tubuhku menegang, mereka membawa rantai perak dan tombak kayu hitam. Mereka sedang berburu serigala.

Tanpa berpikir panjang, aku membuntuti mereka. Jantungku berdentum, bukan karena takut, tapi karena marah. Ini wilayah netral, tidak ada yang seharusnya mati di sini.

Aku menemukan mereka di tepi danau, mengelilingi seekor serigala remaja yang terluka. Darah menetes dari kaki hewan itu tapi matanya terlihat melawan. Ia melolong, lemah namun keras. Satu prajurit vampir sudah bersiap dan mengangkat tombaknya.

Tubuhku bergerak lebih cepat dari pikiranku. Dalam hitungan detik, aku melompat di antara mereka dan serigala itu.

"Berhenti," kataku dingin.

Melihat kedatanganku mereka semua terlihat terganggu dan meremehkanku sampai salah satu dari mereka melihat mataku.

“Matanya...” bisik pria berjubah hitam.

Aku bisa mencium ketakutan yang tiba-tiba muncul. Mereka tahu, mereka pernah mendengar legenda tentangku. Mungkin mereka pikir aku hanya dongeng untuk menakuti anak kecil.

"Dia anak itu…" bisik yang lain. "Anak terlarang…."

Seketika segalanya berubah. Mereka berbalik menyerangku serempak namun aku telah dilatih untuk menghadapi ini semua. Aku mencabut belati dari ikat pinggangku dan mengaktifkan mataku.

Mata merah dan abu-abu milikku menyala secara bersamaan, mengalirkan kekuatan ganda ke seluruh tubuhku. Aku menghindar, menyerang, melompat seperti bayangan dan mencakar seperti binatang. Dalam waktu singkat, dua dari mereka tumbang dan yang ketiga kabur mungkin untuk memperingatkan yang lain.

Aku berlutut di sisi serigala yang kini berubah menjadi anak laki-laki, usianya mungkin seusiaku. Luka di kakinya parah, tapi ia masih sadar. Ia menatapku, matanya bersinar kuning, penuh tanya dan gemetar.

"Apa kau salah satu dari kami?" tanyanya lirih.

Aku diam. Bagaimana menjelaskan kepada seseorang bahwa aku bukanlah salah satu dari siapa pun?

"Namaku Lily," kataku memperkenalkan diri. "Aku adalah anak kutukan yang mewarisi darah dari ras serigala dan ras vampir."

Ia menatapku lama, lalu mengangguk, seolah mengerti lebih dari yang kukira.

"Perkenalkan, namaku Oline dari ras serigala. Aku pernah mendengar tentang kutukan itu. Terimakasih karena kamu telah menolongku."

Setelah mendengar bahwa anak laki-laki itu mengetahui legenda tentang kelahiranku ada sedikit kekhawatiran di dadaku.

"Aku harus pergi, kamu juga harus segera meninggalkan tempat ini karena mungkin mereka akan kembali dan membawa bala bantuan untuk menangkap aku ataupun dirimu."

Setelah berpamitan aku segera pergi meninggalkan Oline yang masih terlihat bisa bergerak untuk meninggalkan wilayah netral.

Malam itu, saat aku kembali ke rumah, aku tahu satu hal telah berubah. Aku tidak bisa terus bersembunyi saat dunia mulai retak dan darah di dalam diriku adalah kunci yang bisa menyelamatkan atau menghancurkan segalanya.

Pewaris Dua DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang