Malam ini, aku ingin membawa kamu kembali ke masa lalu. Saat kita pertama kali bertemu.
----
Dulu aku senang sekali bisa masuk kelas olimpiade, apalagi bidang matematika. Masuk kelas IPA 3 membuat aku sangat semangat memulai masa SMA.
Aku lupa saat pertama kali melihatmu, saat MPLS aku juga tidak pernah melihat kamu. So, kita pertama kali bertemu yaa di kelas, di hari pertama sekolah. Di hari itu pun aku tidak terlalu memperhatikanmu. Setelah perkenalan di kelas pun aku masih belum bisa mengingat namamu.
Mulok olimpiade setelah jam sekolah selesai menjadi hal yang aku tunggu di setiap minggunya. Ternyata kamu juga anak matematika yaa hehe. Di kelas pun, beberapa kali kita sempat diskusi terkait soal matematika yang rumit, seru sekali hehe.
Aku tidak terlalu banyak mengingat kamu di kelas 10, dan aku pun tidak ingat kenapa tiba-tiba kita bisa dicomblangin anak-anak kelas. To be honest, awalnya aku risih wkwk. Tapii lama-lama kok kayak aneh yaa, tapi aku bodoamat saja.
Kita sering satu ruangan sewaktu ujian, karena nomor absen kita yang berdekatan, di hari awal ujian kita satu ruangan dengan kakak kelas, dann kamu duduk dengan kakak kelas perempuan yang entah mengapa selalu menggodaku, padahal sebenernya dia pengen kamuu. Paham gak sihh wkwkwk.
Emang gitu sih ya, cewek kalau cemburu pasti bilangnya "ciyee" hahhaha
Awalnya aku tidak ambil pusing, tapi lama-lama aku merasa tidak nyaman, aku jadi malas buat masuk ruangan kalau ujian belum dimulai. But, akhirnya dia menjadi bagian dalam cerita masa-masa SMA kita. Dia tertarik dengan kamu, sedangkan aku masih bingung dengan apa yang terjadi.
Kita sering keluar bertiga, ke cafe, makan, minum, ngobrol. Seruu sihhh, tapi aku ngerasa kayak aneh aja gitu ngeliat kalian sedeket itu. Aku berusaha menutupi rasa itu, gaenak tauk jadi nyamuk woii, pliss lahh. But senang bisa main bareng kamu hehe.
Perasaanku pada kamu itu perlahan mulai jelas dan bisa diartikan. Tapi aku masih takut, dan berusaha menguburnya. Aku takut menyakiti hati "dia" yang sangat berharap banyak ke kamu. Jadi, aku membiarkan diriku untuk melupakan dan mengacuhkan perasaan itu.
