抖阴社区

15 - END

1.4K 110 3
                                        

Musim semi yang lembut menyelimuti Konoha, membawa angin segar dan harapan baru bagi seluruh penduduk desa. Dua tahun pasca pengampunan dan kembalinya Sasuke ke desa, kisah mereka berdua terus berkembang dengan penuh makna. Setelah melalui perjalanan panjang berliku, Sasuke dan Naruto akhirnya memutuskan untuk mengikat janji suci di hadapan keluarga, teman, dan seluruh penduduk desa. Mereka menikah, dua jiwa yang saling melengkapi, yang tak lagi terpisahkan oleh masa lalu dan dendam.

Naruto, yang kini resmi menjadi Hokage Ketujuh, menjalani hari-harinya dengan dedikasi tinggi. Sosoknya menjadi panutan baru, sosok yang membawa harapan dan semangat bagi generasi penerus. Di balik jabatan dan tanggung jawab besar, ada Sasuke yang selalu setia mendampingi, bukan hanya sebagai suami, tapi juga sebagai teman dan pelindung.

>><<

Di kantor Hokage, suasana terasa sunyi pada suatu sore. Semua staf telah pulang, meninggalkan ruangan besar itu hanya untuk dua sosok yang kini menjadi pusat perhatian.

Naruto duduk santai di pangkuan Sasuke, mengenakan jubah Hokage yang khas, namun kali ini tanpa bawahan. Udara di ruangan terasa hangat, dan tatapan Sasuke penuh perhatian saat ia mendekap tubuh Naruto erat-erat.

Naruto menghela napas panjang, tangan kanannya menggenggam pena, mencoba melanjutkan penulisan laporan penting yang menumpuk di meja kayu. Namun matanya sering melirik ke arah Sasuke yang duduk tegap dan penuh wibawa, seolah menjadi pelindung sekaligus sandaran yang tak tergantikan.

"Sudah larut, kau seharusnya beristirahat," ujar Sasuke lembut, suaranya dalam namun penuh kehangatan.

Naruto mengangkat wajahnya, terlihat sedikit lelah, tapi tersenyum manis. "Aku tahu, tapi ini laporan terakhir yang harus kuselesaikan sebelum besok. Aku tak ingin mengecewakan desa."

Sasuke mengusap pelan rambut Naruto, menciptakan rasa nyaman yang menenangkan. "Kalau begitu, aku akan membantumu. Kau jangan memaksakan diri sendiri."

Naruto membalas sentuhan itu dengan menggenggam tangan Sasuke, merasakan kekuatan dan ketenangan yang mengalir dari setiap jengkal tubuh suaminya.

Beberapa saat kemudian, perhatian mereka teralihkan oleh suara ketukan halus di pintu.

"Masuk," suara Naruto memanggil dengan nada lelah tapi ramah.

Pintu terbuka perlahan, dan sosok Shikamaru Nara tampak berdiri di sana, menatap mereka dengan ekspresi datar yang sulit dibaca.

"Kalian masih di sini," ucap Shikamaru dengan nada santai namun sedikit heran. "Kurasa sudah hampir tengah malam."

Naruto tersenyum kecil dan mengangguk. "Iya, masih ada beberapa tugas yang harus aku selesaikan."

Shikamaru melangkah masuk, matanya langsung menangkap tumpukan kertas yang berserakan di lantai dan meja, sebagian tampak basah oleh tumpahan air yang belum sempat dibersihkan.

Sasuke mengangkat bahu, sebuah senyum tipis mengembang di sudut bibirnya. "Aku baru saja kembali dari misi besar, jadi ada sedikit kekacauan di sini."

Shikamaru menghela napas panjang, lalu memandang Sasuke dengan penuh peringatan, "Ingat, jangan terlalu kasar terhadap Naruto. Kalau sampai dia terluka atau sakit, yang repot bukan hanya kau, tapi juga aku yang harus menggantikan semua tugasnya."

Naruto yang duduk di pangkuan Sasuke menenggelamkan wajahnya ke atas meja, bertumpu pada kedua tangan, malu sekaligus geli mendengar peringatan itu.

"Shikamaru!" ucap Naruto dengan suara pelan, hampir berbisik, "Sudahlah, kau membuatku semakin malu."

Shikamaru mengangkat tangan, seolah tak mau ambil pusing, "Aku hanya bilang seperti itu supaya kau tahu batasannya. Kalau tidak, kau yang akan repot nanti."

Sasuke menatap Shikamaru dengan tatapan serius namun santai, "Tenang, aku tahu bagaimana merawat Naruto. Tidak akan ada yang terluka."

>><<

Setelah Shikamaru pergi meninggalkan ruangan, suasana kembali menjadi hening, hanya diisi suara pena yang kembali menari di atas kertas dan bisikan lembut dua insan yang saling menguatkan.

Naruto kembali menulis dengan penuh tekad, namun sesekali ia terdiam, memandang ke arah Sasuke yang tetap diam di belakangnya, mendukung dan menguatkan.

"Kadang aku masih merasa beban ini terlalu berat," kata Naruto dengan suara lirih. "Menjadi Hokage bukan hanya soal kekuatan atau strategi, tapi juga tentang menjaga hati semua orang di desa ini."

Sasuke membalas dengan pelukan yang lebih erat, "Kau tidak sendiri. Aku akan selalu ada untukmu, sebagai suami dan sebagai sahabat."

Naruto tersenyum tipis, merasa hangat di dalam dadanya. "Terimakasih, Sasuke. Tanpamu, aku mungkin sudah lama runtuh."

Sasuke membalas dengan tatapan yang dalam dan lembut. "Aku di sini, dan aku tidak akan pergi ke mana pun."

Di ruang kerja Hokage yang sepi, tumpukan dokumen berhamburan, beberapa lembar basah terkena cipratan air dari gelas yang terjatuh. Namun bagi mereka, itu semua tak lebih dari saksi bisu akan ikatan yang semakin erat, kesetiaan yang tak tergoyahkan, dan cinta yang menguatkan di balik tanggung jawab dan pengorbanan.

Di tengah hiruk-pikuk dunia shinobi, mereka menemukan ketenangan satu sama lain, saling menguatkan, dan bersama membangun masa depan yang penuh harapan.

|||||

Jika kamu menikmati setiap babnya, jangan lupa untuk vote dan tinggalkan komentar. Setiap jejak dari kalian berarti banyak bagiku dan bisa menjadi penyemangat untuk karya-karya berikutnya. Aku sangat menghargai waktu dan perhatian kalian. Terimakasih.

JEJAK YANG KEMBALI (SASUNARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang