抖阴社区

7

29 8 0
                                        

Tiba-tiba, hawa di sekitar meja mereka berubah. Tidak terlalu mencolok, tapi cukup untuk membuat Nadra menghentikan gerakan tangannya yang sedang menulis. Ia melirik ke arah Kayra, lalu ke arah buku dan kotak di atas meja. Matanya sedikit menyipit, seolah merasakan sesuatu... tapi belum bisa dijelaskan.

Udara seakan jadi lebih dingin, menyusup pelan lewat celah rak buku yang sunyi.

“Ada apa?” tanya Rivan akhirnya. Suaranya pelan, tapi tajam, seolah bisa memotong atmosfer aneh yang baru saja muncul.

Kayra hanya mengangkat bahu. “Nggak sengaja nemu di sela rak. Siapa tahu isinya harta karun,” ucapnya santai, mulai membuka kotak itu perlahan.

Tangan satunya tetap bersandar di meja, tapi sorot matanya menyipit, penuh rasa ingin tahu yang ditahan.

Astra langsung duduk di sampingnya, ikut penasaran. “Wah, kalau isinya barang mahal, bagi dua ya,” candanya sambil mengibaskan debu dari permukaan kotak. “Tapi kotor banget. Ini udah berapa tahun disimpan?”

Ia mengernyit saat debu beterbangan, menutup mulut sambil batuk kecil.

“Mana gue tahu,” jawab Kayra enteng, tapi gerakannya sedikit melambat saat jari-jarinya menyentuh sisi kotak yang terasa kasar dan tua.

Begitu tutup kotak dibuka, aroma apek kertas tua langsung menyeruak, tajam dan menyesakkan. Di dalamnya, beberapa lembar surat kabar lama yang menguning dan rapuh tersusun tidak rapi. Di antara tumpukan itu, sebuah foto hitam-putih dengan sekelompok anak kecil mencuri perhatian Kayra. Ia mengangkatnya pelan, menatapnya sambil mengerutkan dahi.

Pandangan matanya kosong sejenak, seolah mencoba mengingat sesuatu yang jauh.

Rivan dan Nadra yang sedari tadi hanya memperhatikan, akhirnya mendekat juga. Rasa penasaran mengalahkan sikap diam mereka. Astra lebih dulu mengambil selembar koran dari dalam kotak, membaca cepat tulisan usang di atasnya.

 Astra lebih dulu mengambil selembar koran dari dalam kotak, membaca cepat tulisan usang di atasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada yang bicara. Hening menyelimuti meja mereka, hanya terdengar suara desiran kertas tua dan detak jam dinding.

Cahaya sore dari jendela memantul pada debu yang berputar lembut di udara, menciptakan suasana yang aneh—tenang, tapi mencekam.

Wajah-wajah mereka tegang, mata terpaku pada tulisan yang mengandung cerita kebakaran hebat bertahun-tahun lalu.

Beberapa saat kemudian, pandangan mereka saling bertemu. Tegang. Ragu. Wajah-wajah yang biasanya cuek kini tampak pucat. Mereka baru saja membaca sesuatu yang bisa saja fakta besar... atau sekadar kebohongan yang terlupakan.

"Jadi... ini beneran atau...?" tanya Astra pelan, menatap mereka penuh ketidakpercayaan.

Nadra menggigit bibir bawahnya, lalu menggeleng. “Kalau ini cuma hoax, kenapa disimpan? Dan kenapa diumpetin?”

"Kalau beneran fakta, kenapa malah disembunyikan?" sambung Kayra dengan tatapan curiga ke arah halaman koran yang setengah sobek itu.

Rivan mengambil foto tua dari kotak. Ia mengusap permukaannya dengan hati-hati

Arsip Kamar 13 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang