抖阴社区

? BAB 3 - Tidak Pernah Memilih, Tapi Selalu Dipaksa

3 0 0
                                        

---

“Tolong ketua ekskul basket dan ketua panitia berdiri.”

Suara Bu Lestari menggema di aula sekolah tempat briefing akhir sebelum Festival Antar-Ekskul dimulai. Semua siswa diam. Ares berdiri dengan malas, sementara Elara berdiri tegap tanpa ekspresi.

“Mulai minggu ini, kalian berdua akan bekerja sama langsung sebagai koordinator kegiatan olahraga. Kalian yang atur jadwal, lapangan, dan teknis lomba. Kunci lapangan, kunci ruang ganti, semua saya serahkan ke kalian.”

Ares menoleh cepat. “Maaf, Bu. Saya pikir tugas saya cuma bawa tim, bukan atur teknis.”

Elara langsung menyahut tanpa melihat Ares. “Kalau tidak mampu, saya bisa kerja sendiri.”

Suasana tegang.

Bu Lestari menatap mereka lama. “Saya tidak minta kalian cocok. Tapi kalau dua pemimpin nggak bisa kerja sama, tim kalian ikut hancur.”

Setelah briefing selesai, mereka berjalan keluar aula. Jarak dua meter. Langkah cepat, tapi canggung.

“Nggak usah ikut-ikut ke lapangan kalau cuma mau ngatur.” kata Ares, membuka suara lebih dulu.

“Sayangnya, saya nggak minta pendapat kamu.” Elara menatapnya cepat.
“Dan sayangnya lagi,” Ares mendekat sedikit, “kamu bukan orang yang bisa saya hormati hanya karena jabatan.”

“Bagus. Saya juga nggak peduli siapa yang kamu pikir harus kamu hormati.”

---

🏫 Keesokan harinya, jam istirahat

Di ruang OSIS, Elara sudah menyusun jadwal penggunaan lapangan. Rapi. Detail. Tanpa cela.

Ares masuk dengan sebotol air mineral dan langsung duduk tanpa bicara. Dia membaca jadwal yang ditempel Elara di papan pengumuman.

“Ini jadwal?” tanyanya.
“Iya. Ada masalah?”
“Iya. Ini nggak masuk akal.” Ares menunjuk hari Jumat sore.
“Kenapa? Kamu dapat slot latihan dua jam. Itu lebih dari cukup.”
“Tim lain dapat tiga jam. Kamu pikir saya bodoh?”
“Saya pikir kamu egois.”

Ares menatap Elara tajam. “Kamu bikin aturan buat ngatur semua orang, tapi kamu nggak tahu cara ngobrol tanpa nyindir.”

“Dan kamu terlalu biasa dikagumi, sampai nggak bisa terima dikritik.”

Diam. Tegangan antara mereka terasa jelas di udara. Seandainya bisa, mereka sudah saling lempar file dan meja.

Ares meremas botol airnya. Elara hanya menatap, tenang tapi jelas menantang.

---

📌 Penutup Bab:

> "Ada tipe orang yang tak bisa kau hindari, bukan karena kau tertarik, tapi karena semesta ingin kalian saling menjatuhkan dulu sebelum belajar berdiri bersama."
– Catatan Harian Elara, 8 Oktober

almost hateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang