"But my heart has been beating for you since that Wednesday, Wendy." ―Park Chanyeol
"Gue sayang lo, begitu aja. Ga pake kenapa kenapa." ―Jeon Jungkook
[PART 16 PRIVATED]
?jun-hoes ―2016
Pagi pagi banget dan tumben tumbennya, band kampus kumpul. Semuanya lengkap, kecuali Jungkook karena dia masih dirawat di rumah sakit.
"Kampus minta kita ikut event ini. Setuju nggak kalian?" tanya Joonyoung selaku yang paling tua.
"Ayo aja. Udah lama kita ngga ikut event," kata Mino. Mukanya keliatan suntuk, yang gue tau dia lagi bermasalah sama Joonyoung. Soal Seulgi, temen gue. Tapi mereka tetep santai aja di depan yang lain.
Gue ngelirik Chanyeol yang masih kayak biasanya, diem dan jarang ngomong apa apa. Mingyu nyikut gue, mengisyaratkan sesuatu.
Setelah sepakat band ini bakal ikut event kampus dan nentuin jadwal latihan, pertemuan pun bubar. Gue asik beres beresin barang, sebelum akhirnya beranjak pulang.
"Wendy, gue boleh ngomong kan?" tanya Chanyeol tiba tiba, cegat gue yang mau pulang. Gue ngeliat Chanyeol, dan dia masih megang tangan gue.
Gue ngelepas tangan Chanyeol.
"Mau ngomong apa?"
"Gue mau ngomong, sambil duduk, minum iced americano kesukaan lo. Ayo."
+
"Ekhm."
"Apa?" tanya gue pelan.
"Gue salah ya Wen?" tanya Chanyeol, sambil mainin sedotan di gelas vanilla latte nya.
"Hmm.." gue minum iced americano gue yang udah tinggal setengah. Saking gue gamau ngomong, gue terus terusan minum nggak berhenti.
Chanyeol yang kayaknya tau gue cuma pura pura minum, akhirnya narik sedotan dari mulut gue.
"Wendy, ngomong. Gue nggak bakal tau lo kenapa kalo lo nggak ngomong..."
Gue berpikir sejenak. Apa gue harus kasihtau semuanya aja ya?
"Yeol... gue....ah."
"It's okay. Kasihtau aja," ujar Chanyeol, yang kali ini mulai megang tangan gue, dan matanya terus natap mata gue.
Shit. Gue makin deg deg an.
"Gue... gue nggak suka lo marahin gue gara gara gue nggak ketemu lo waktu itu. Gue cuma pengen jenguk Jungkook, udah itu aja. Kenapa lo mesti marah sama gue?"
Chanyeol menghembus napasnya pelan.
"Oke, i admit it. Gue emang salah marahin lo waktu itu. Gue minta maaf, oke?" tangan Chanyeol megang kedua tangan gue, dan gue tau dia tulus.
TAPI NGGAK GINI JUGA MAS CHANYEOL GUE MAKIN DEG DEG AN JADINYA...
"I..iya. Gue.."
"Udah, kita gausah bahas lagi masalah ini ya? Anggep aja udah impas," kata Chanyeol motong ucapan gue.
Impas? Apanya?
Meskipun gue nggak tau maksud Chanyeol apa, gue memilih diem dan nggak memperpanjang. Gue bosen berantem terus, kasian readers yang mengharapkan Wendy Chanyeol romantis, hehe.
"Wendy udah makan?"
"Belom nih. Makan yuk? Gue lagi kepengen McDonalds."
Chanyeol senyum dan akhirnya ngegandeng tangan gue ke mobilnya.
Bau mobilnya masih sama, masih bau Chanyeol. Gue kangen bau mobil ini, udah lama nggak pergi sama Chanyeol akibat kita berantem terus.
"Kangen mobil gue kan? Kita berantem terus sih haha," kata Chanyeol yang kemudian ketawa.
Gue cuma cemberut. Tapi asli, gue kangen.
Chanyeol nyalain mobilnya, yang kemudian radionya langsung nyala.
If I could take away the pain And put a smile on your face, Baby, I would, baby, I would If I could make a better way, So you could see a better day, Baby, I would, baby, I would.
Suara Chanyeol pelan pelan mengisi kekosongan mobil siang itu. Dia nyetir, sambil nyanyi, sesekali ngeliat gue.
Gue senyum.
"Lagu ini, buat lo, Son Seungwan, Wendy. Wanita yang istimewa buat gue saat ini." kata Chanyeol sambil menirukan gaya bicara penyiar radio.
Gue ketawa pelan. Chanyeol terus nyanyi, pake gaya yang makin lama makin alay, tapi lucu.
Ya lucu, orang ganteng.
Bahkan melet melet nggak jelas, tapi gue seneng liatnya. Sekali lagi, tetep ganteng.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.