"Jeno, kamu janji kan tidak akan pergi kemana-mana? Kamu harus ada di sampingku terus!" kata Jaemin kecil pada Jeno.Jeno tersenyum, "Tentu saja, sampai kita tua, aku akan selalu disamping Jaemin, memangnya Jaemin bisa kalau tidak ada aku?" tanya Jeno kecil usil.
Jaemin memeluk Jeno, "Jaemin nggak bisa! Jeno kan teman terbaik Jaemin, pokoknya kita harus sama sama terus ya!"
"Ne, janji!" kata Jeno melingkarkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Jaemin. Keduanya tersenyum.
Namun, skenario kebahagian itu seketika hancur layaknya kaca yang pecah berkeping-keping.
Jaemin bisa lihat, bayangan Jeno lama kelamaan memudar. Meninggalkan Jaemin kecil sendirian disana.
Jaemin tersenyum nanar.
"Kamu bohong jen...."
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Jaemin mengerjapkan matanya.
Jam yang bertengger di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.
Seingatnya ini hari rabu dan ini berarti ia tidak sekolah.
Lagipula untuk apa ia datang jam segini? Jaemin bisa langsung disuruh pulang lagi sama Jung seonsangnim.
Jaemin merasa tenggorokannya sakit, kepalanya pusing, dan badannya berat.
Segera saja Jaemin memanggil Park Ahjumma, pasti bibi-nya itu khawatir pikir Jaemin.
"Ahjumma...."
Buru-buru Park Ahjumma menghampiri Jaemin, "Tuan! Akhirnya tuan sudah sadar! Saya sangat ketakutan!"
"Aku tidak apa-apa kok,hehe. Mungkin ini hanya demam saja, beberapa hari ini 'kan aku kehujanan..." kata Jaemin tersenyum.
"Bibi hampir memanggil ambulans tadi karena tuan tidak bangun-bangun..." kata Park Ahjumma sambil mengecek dahi Jaemin, masih panas, namun tidak separah sebelumnya.
"Tidak perlu repot-repot bi.. Tidak separah itu kok.." Jaemin membenarkan posisi baringannya, "Bibi sudah hubungi ayah dan mama?"
"Sudah tuan. Mereka tidak bisa pulang malam ini, mereka harus ke Gangwon. Nyonya bilang tuan boleh menginap di rumah nak Jeno seperti biasa, nanti bibi bisa antar-"
"Tidak bi, sepertinya aku akan di rumah saja," kata Jaemin tersenyum.
"Baiklah kalau begitu... Bibi masak sup-nya dulu ya," lalu bibi Park tersenyum dan berlalu darisana, meninggalkan Jaemin yang menatap kosong dinding di kamarnya.
"Bagaimana aku bisa bertemu dengannya sekarang?" tanya Jaemin lirih.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
To : Jaeminnie
Jaem? Hari ini tidak masuk sekolah?😥 Kenapa tidak bilang apa-apa?
Pesan dari Haechan diabaikan oleh Jaemin begitu saja.
Malas.
Jaemin malas hanya dengan membacanya.
Dan bodohnya, Jaemin lupa untuk izin pada gurunya kalau dia sakit.
Kalau begitu dia akan mendapat alpha untuk hari ini.
Tapi ya sudahlah, siapa peduli?
To : Jaeminnie
Jaem, kalau kau sedang bangun tolong balas pesanku. Ada yang ingin kubicarakan.
Jaemin mendengus, apalagi yang harus dibicarakan? Semuanya sudah berakhir kan? Jeno dan Renjun sudah pacaran kan? Apalagi yang harus dibicarakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ini Siapamu? It's Jeno x Jaemin (completed)
FanfictionJeno dan Jaemin sudah berteman sejak lama. Tapi Jeno punya perasaan lebih pada sahabatnya. Sampai pada akhirnya Jaemin pikir dia gay. Ya, Gay untuk Mark Lee. Haechan jengah melihat kelakuan Jaemin. Jeno apalagi. Renjun yang diam-diam menghanyutkan d...