Assalamu'alaikum
updatenya lumayan cepet ya..
ngebut nih,bentar lagi khatam😭😭..
kudu 💪💪...makasih yg udah vote dan coment di part sebelumnya😘😘😘..
biarpun sedikit, seenggak nya saya masih Pd buat update tin cerita abal ini 😊😊..pokoknya buat readers yang setia makasiiiih banyak🙏🙏.. apalagi sebagian dari kalian ada yg bayangin lokasinya pas banget sama khayalan saya..👼👼
enjoying my story.. and hati-hati typo nya juga...
****
Sudah dua minggu sejak kepulangannya dari rumah sakit. Azza hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar atau ruang keluarga. sesekali ditemani Tuti atau santri putri yang lain, Aulia akhir-akhir ini sibuk untuk menyelesaikan persiapan untuk sidang skripsinya. Jadi tak banyak waktu luang bersama kakak keduanya itu.
Begitupun dengan abah, Beliau kembali aktif mengisi pengajian rutin setiap satu kali dalam sepekan di luar kota ciamis. Tapi, beliau juga mengurangi jadwal pengajiannya agar bisa menemaninya dirumah.
Seperti sekarang ini, kyai Basyar begitu tenang menikmati mutlola'ah kitab kuningnya. Hingga tak menyadari jika Azza tengah duduk memperhatikan ayah tercinta dengan intens.
" kalo mandangi nu kasep teh kedip atuh teh " Azza tersenyum mendengar guyonan abahnya, walau sebenarnya guyonan itu baginya adalah sebuah kenyataan. Baginya abahnya adalah lelaki yang paling tampan yang pernah dia miliki. 'Umi pasti cinta banget sama abah' batinnya.
kyai Basyar memberi pembatas pada kitabnya dan mengalihkan perhatiannya pada putri bungsu kesayangannya tersebut.
" umi pasti nyaah pisan ka abah. punya suami yang kasepnya kebangetan.." ucap Azza masih dengan senyum anggun di sepasang bibir ranumnya. Walau wajahnya masih tampak pucat.
Kyai Basyar terkekeh mendengar ucapan anaknya tersebut.
" kamu teh paling bisa buat abah kege-eran." tangan besar itu mengusak kepala putrinya yang tertutup bergo berwarna ungu muda.
Azza menahan tangan besar itu dan menariknya secara perlahan untuk di genggamnya dan mencium punggung tangan yang mulai mengeriput itu dengan intens. Azza memejamkan matanya sejenak, menghirup aroma khas dari abahnya yang selalu menjadi candunya sejak masih kecil.
Azza kecil dulu paling suka memakai sorban abahnya dan menghirup aromanya jika dia rindu karena, abahnya yang harus pergi ke luar kota mengisi undangan pengajian.Kyai Basyar tersenyum dan mengelus kepala putrinya dengan tangan lainnya yang bebas. " kenapa neng?" Azza masih memejamkan matanya. sebentar saja dia mengabaikan pertanyaan abahnya, bolehkah?
" adakah yang mengganggu pikiranmu?" kembali kyai Basyar bertanya, meskipun pertanyaan pertamanya sama sekali tak ada jawaban. Tangan besar itu masih terus mengusak kepala putrinya.
" pertama kali ketemu umi, apa yang abah lakukan?" kyai Basyar tersenyum mendengar pertanyaan yang di ajukan oleh putri bungsunya tersebut. sebelum menjawab, sejenak beliau kembali tertarik ke masa dimana beliau bertemu dengan mendiang istrinya. tak banyak memori perkenalan mereka. Tapi cukup membuatnya bersyukur dan merindukan masa-masa itu kembali.
" abah tidak ingat kapan tepatnya. Tapi yang abah ingat, saat itu kami bertemu karena seseorang." Azza terlihat antusias mendengar cerita abahnya.
" seseorang? siapa?" tanya Azza penasaran. kyai Basyar tersenyum seraya memandang putrinya yang terlihat semangat. " teman lama saat di pesantren di tuban. abah bertemu dengannya waktu mengikuti perlombaan MQK tingkat provinsi." kyai Basyar kembali mengingat masa itu dengan senyum tipis.

KAMU SEDANG MEMBACA
KAIFA HALUKI??
Spiritualnada itu terdengar hampa sunyi menyelimuti ruang hatiku gambaran paras ayu yang tak luput dari pujaan tetes air mata menemani khayalan akan sebuah kebersamaan namun tak ayal ketika semua berubah menjadi sebuah guratan luka yang tak kunjung pudar s...