Ini sudah kesekian kalinya Jungkook mengusak kasar rambut serta wajahnya bergantian. Pikiran dan hatinya kacau, sama seperti dua pasang orang tua yang duduk persis di seberangnya. Jungkook benci mendapati Jimin yang kolaps, meskipun ini bukanlah yang pertama baginya.
"Ya Tuhan, selamatkan Jiminku hiks-"
"Tenanglah, Jimin anak yang kuat, kita juga harus kuat"
Erangan dan isak tangis milik ibu Jimin menggema di ruang tunggu IGD ini selama 2 jam lebih. Bagaimana tidak, Dokter masih belum menunjukkan batang hidungnya sekedar menjelaskan kondisi Jimin. Beruntung orang tua Jungkook selalu bersedia untuk menguatkan keluarga kecil yang malang ini.
"Kook, kau baik?"
Jungkook menolehkan kepalanya pada sang Ayah. Tangan hangat itu tengah mengusap punggung Jungkook yang sedari tadi tak banyak bicara.
"Ya, Ayah" lirih Jungkook.
Bohong! Jungkook berbohong menutupi kecemasan yang sebenarnya menguasai dirinya. Tapi bagi sang ayah, mata sembab dan bekas air mata yang mengering itu sudah menjelaskan segalanya.
"Pulanglah, nak. Biarkan Ayah dan Ibu yang menjaga Jimin dan orang tuanya malam ini. Besok kau harus sekolah juga, bukan?"
"Biarkan aku menunggu Jimin, Yah. Aku akan tetap sekolah besok, tapi aku harus-"
"Jungkook, Ayah tahu kau mengkhawatirkan Jimin, tapi kami juga mengkhawatirkanmu, nak" ucap Ayah Jungkook.
"Pulanglah dan istirahat, Ayah janji akan mengabari perkembangan kondisi Jimin padamu nanti" tambahnya.
Jungkook terdiam beberapa saat menatap wajah Ayahnya yang terlihat sedih. Manik mata yang sama dengannya itu terlihat khawatir meskipun senyum itu terukir indah di wajahnya. Jungkook ingin sekali menolak, tapi keadaan yang tidak kondusif membuat Jungkook mau tak mau harus mengalah kali ini.
Pemuda bersurai cokelat gelap itu kini terdiam. Mata hazelnya mengitari setiap sudut kantin sekolah yang tidak menampakkan Namjoon cs yang biasanya sudah bertengger lebih dulu di tempat ini. Tangannya yang lelah membawa semangkok Jajangmyeon dan jus jeruk itu akhirnya memutuskan untuk menikmati waktu istirahatnya seorang diri.
Jungkook menghentikan aktivitas makannya saat mendapati getaran pada ponsel pintar miliknya. Jungkook lega mendapati pesan dari Ayahnya yang mengatakan bahwa Jimin sudah dipindahkan ke ruang perawatan semalam. Meskipun, hingga siang ini sang Ayah mengatakan bahwa Jimin masih belum siuman dari pengaruh obat semalam. Yah, setidaknya Jungkook bersyukur Jiminnya sudah mendapat penanganan yang sangat baik.
"KELINCIIIIII!!!"
"Uhukkk..Uhukkk.."
Jungkook kaget bukan main. Menyebabkan setengah dari Jajangmyeon yang tengah meluncur di kerongkongan itu menyedaknya seketika. Matanya menatap tajam seolah-olah bisa menghunus wajah tampan di hadapannya yang kini tengah tertawa bahagia.
"Yak! Kim Taehyung sialan!"
Sang empunya nama hanya terkekeh mendapati Jungkook mengumpati dirinya dengan mulut belepotan. Muka kesal Jungkook sama sekali tidak menakutkan bagi Taehyung.
"Kook, lihat wajahmu itu ya ampun hahaha" ledeknya.
"Kau tahu, Kook, wajah kesalmu itu bahkan lebih lucu dari bayi di iklan Bebelac"
Tawa Taehyung semakin pecah memenuhi kantin. Jungkook menghapus kasar mulutnya dengan tisu saat mendapati beberapa siswa kini juga ikut memperhatikan dan menertawainya diam-diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] I Will Protect You (Kookmin) | BOOK I ?
FanfictionMain Cast: [KOOKMIN/JIKOOK] Jeon Jungkook, Park Jimin Additional Cast: Jeon Family, Park Family, Kim Taehyung, Kim Seokjin, Kim Namjoon, Jung Hoseok, Min Yoongi Park Jimin diberi ujian yang sangat berat oleh Tuhan, dan Jeon Jungkook sebagai sahabat...