Satu tahun lalu
Dalam suasana kelas yang masih ramai padahal beberapa kelas terlihat tenang dan tengah sibuk mempersiapkan ujian Akhir.
Via nampak serius memandangi buku Biologi tebalnya itu,sambil beberapa kali terlihat menghafal materi dengan tenang di mejanya."Gua gak mau kalah lagi" gumamnya sambil sesekali memandangi sosok pria tegap yang duduk dikursinya, yang sedang membaca buku yang sama sambil beberapa kali terlihat membetulkan jambulnya atau letak kacamatanya.
Via teringat saat ujian tengah semester lalu,ia telah dikalahkan dan gagal memperoleh ranking satu.hanya karena nilai musiknya yang hanya mencapai KKM(Kriteria Ketuntasan Minimal).sedangkan Yuga,yqng memperoleh ranking satu mendapat nilai musik 98.
"Gila,hampir perfect!"teriak Via dalam hati.Ia malu telah dikalahkan,karena justru Via lah yang menantang Yuga untuk memperebutkan singgasana ranking satu.
"Semua emang berawal dari tampang" kata Caesar sambil menepuk bahu Via,sahabat karibnya sejak masih di bangku TK.
"Gue gak jelek jelek amat kali ces" kata Via sambil lalu.
"Iya tapi lu gak ganteng vi,kagak peka lu"Kata Caesar santai.
"Teori ngawur lu,liat aja elu, tampang udah cogan banget tapi kok gak pinter pinter amat gitu ya?" Jawab Via lebih santai lagi.
Ya,guru guru disini mayoritas adalah perempuan,sudah menikah ataupun belum nampaknya sudah tersihir oleh ketampanan seorang murid cowok Cool dan tenti saja idaman semua guru,PINTAR.
Dan entah mengapa para murid lain serasa dianak tirikan terkhusus oleh Bu Wiwi, guru Bahasa Indonesia.
Pada saat itu Bu Wiwi memberikan tugas untuk membuat makalah setebal 50 halaman ber font arial black dan font size 12,jika ada satu kata saja salah ketik,pekerjaan harus diulang dari awal dan jika terjadi hak semacam itu nilai sudah berkurang 10 point.
Namun beliau mungkin berkata lain pada murid setampan Yuga,yang bahkan Makalahnya tak dibaca sama sekali namun dalam daftar nilai sudah tertulis 💯. GILA-ralat SANGAT GILA!."Gimana?kalah?"kata Yuga pada Via yang duduk dibangkunya.
"Belom semester depan gua mau tantang lu yang kedua kalinya"jawab Via mantap.
Balik lagi di ujian akhir
"Vi,yuk kantinn gua laper nih"ajak Celine pada Via yang masih serius memandangi buku Biologinya.berusaha mengingat dan mencocokkan jawaban yang baru saja ia kumpulkan pada guru jaga
"Semoga bener"Via menganggukan kepalanya pada buku dihadapannya.
"Woi kantin woi,gua Laper" seru Celine lebih keras saat tau Via tak mendengarnya.
"Eh kaget gua,lo kalo baper besok aja ya,gua sibuk nih"sahut Via sambil merapikan buku biologinya dan menggantinya dengan buku Fisika.
Celine sempat melongo sebelum akhirnya berkata."Udah kaget,budek lagi, woi LAPER bukan BAPER" Seru Celine kesal
Setelah perjuangan dan penantian dalam kompetisi perebutan ranking satu..
*JENG JENG JENG*
Tibalah saat saat kenaikan juga penerimaan raport,
Dan satu satunya hal yang tidak diharapkan dan tidak diinginkan oleh seorang Via Karensa Nathania adalah kenyataan pahit bahwa ia lagi lagi dikalahkan oleh si manusia es dari kutub Utara atau Selatan terserah lah,untuk kali kedua -waduh kaya lagunya Raisa tuh enakk ,dengerin deh coba bwahaha😙(jangan hiraukan saya)Udah udah balik lagii
Dan masalahnya adalah lagi lagi nilai musiknya!! Jika pada ujian tengah semester lalu nilainya 75,maka tahun ini menjadi 76.
Setelah Via meratap bersama rapotnya yang ternodai oleh nilai musik itu datanglah sang manusia es dari kutub mwehehehe😙 (jangan hiraukan saya lagi)
"Kalah?" Yuga menaikkan satu alisnya menunggu jawaban Via
"Ck! Apaan sih" jawab Via kesal dan sekaligus malu.
"Emang kalo marah kenapa?nyolot banget sih?" Kesal Via tanoa berfikir.
"Daritadi baru bilang satu kaya,nyolot?"tanya Yuga
Duh udah malu,salah ngomong pula,dasar Via manusia Bego...
"Lagian kenapa sih gua harus sekelas sama lu? coba kalo gue beda kelas ama lu,gua pasti udah dapet ranking satu,lo tuh cuma menang tampang tau gak sih" sahut Via dalam kekesalannya dan rasa malunya.
"Kalo lo berfikir lo yang paling pinter disekolah ini,mungkin iya,tapi itu bukan berarti lo yang terpinter di dunia ini" jawab Yuga tegas,singkat, dingin,dan diakhiri dengan langkah kaki yang menjauh pergi.
Sesaat Via berfikir..
"Eh?gua salah ngomong ya?kayanya sih engga, tapi kok kayanya dia ?marah ya? Ah au ah"
Terdengar panggilan dari seorang guru lelaki dari kantor lewat TOA sekolah.
"Panggilan,Via Karensa Nathania dari kelas 10 IPA 1 harap kekantor sekarang"
Segera Via pergi dengan rasa curiga
"Apaan ya?SPP udah bayar kok,gak bakal juga lupa"
Untuk soal bayar membayar SPP,kepsek SMA Langit Raya berulang ulang,dimanapun,kapanpun,dan apapun yang terjadi walau badai menghadang,tornado, gempa atau apapun itu,beliau tidak pernah lupa untuk mengingatkan para murid nya ini untuk melunasi tanpa kenal lelah.
"Permisi.." Via mengetok pintu kantor dengan rasa was was
"Eh Via,sini sini" Lambai pak Dani Megadinata,guru musik di SMA Langit Raya yang terkenal muda dan friendly dengan murid muridnya.
"Ada apa pak?" Tanya Via sopan
"Udah liat belom nilai musik kamu? Bagus ya hehe" tanyanya sambil tertawa kecil
"Jelek pak,cuman nambah satu lho"protes Via
"Tau nggak kenapa aku kasih nilai cuman segitu?"tanya pak Dani dengan logat Bali yang Khas,Via menggeleng dengan penuh tanya
"Jadi,emang sih nilai di ulangan harian kamu bagus bagus,sebenernya bisa aku tulis di rapor kamu 90,tapi pak Man ngingetin kemaren, katanya kurikulum 13 musti banyak prakteknya, kamu gak bisa gitu main musik apaan?" Jelas sekaligus tanya pak Dani
"Gak bisa pak.., nyanyi doang bisanya..gimana dong pak masa tiap taun nilai saya melulu ternodai gegara nilai musik cuman dapet KKM"Via memelas.
"Ohh gini gini,kemaren ada tuh yang pas praktek bagus banget nilai musiknya aku kasih 98 di rapor,siapa ya namanya,itu lho yang anak kesayangannya bu Wiwi, siapa bu?"toleh pak Dani pada Bu Wiwi yang duduk di meja sebrangnya
"Anu.. si siapa Yoga Yoga" jawab Bu Wiwi
"Nah itu Yoga" kata Pak Dani.
"Yuga bu,guduk Yoga (Yuga bu bukan Yoga)" ralat pak Kukuh dengan logat Jawanya
"Nah itu Yuga,yaudah saya pulang dulu" Pak Dani memakai jaketnya dan beranjak untuk Pulang.
WHATT?? Yuga?? Yang bener?? Tadi aja ngobrol endingnya kagak enak gitu,masa gua harus minta tolong? Gak lucu kalii
Via terpojok diantara ego dan masalah kepepet ini,dan tentu saja ego Via harus terpaksa megalah.
Matanya mencari cari keberadaan seorang yang sempat terlibat adu mulut dengannya.
Lalu ia tertuju pada gerombolan cowok yang berkumpul didepan kantin sekolah.
"Yuga!" Teriak Via
Semua mata menoleh,yang merasa terpanggil juga menoleh keheranan.
"Emm.. anu.. gua.." Via menggantungkan kalimatnya,masih merasa sungkan dan ragu.Yuga hanya menaikkan alisnya malas menunggu kalimat selanjutnya.
"Mau ga jadi coach gitar gua?" Tanya Via sedikit ragu.
"Ga" seperti biasa jawaban yang diberikan terlalu singkat dan terlalu menyakitkan.
"Lho?kok?.." jawaban Yuga tentu saja diluar perkiraan Via.
"Tadi situ bilang,situ paling pinter,ya buktiin aja,jangan bacot" kata Yuga ketus,dan lekas berdiri meninggalkan lawan bicaranya bersama apapun yang dirasakannya.
Hai hai..
Sesuai janji publish nya segera..
Gimana gimanaa pada suka nggak part nyaa??
Ditunggu dong vote sama commentnyaa..

KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT BOY
Teen FictionBerawal dari perbedaan yang mempertemukan sorot benci antara dua anak manusia. Bagi Via Yuga hanyalah setitik noda dalam hidupnya yang berwarna,sedangkan bagi Yuga kehadiran Via merupakan salah satu dari banyaknya pengganggu dalam hidupnya. masa SMA...