Mata kelabu itu menggelap. Nyaris menyerupai malam yang menggantung di atas. Deru napas yang tak beraturan itu menjadi bukti kongkrit atas segala nafsu yang bercokol di otak.
Lila ingin sekali bangkit. Mendaratkan kakinya ke marmer dingin di bawah sana, berlari sejauh mungkin. Pergi dari jeratan setan yang mengelilinginya.
Kalau saja bubuk putih itu tidak tercampur pada vodka yang ia teguk habis sepuluh menit yang lalu. Mengantarkan pening luar biasa di kepala, menekan perutnya begitu kuat, melumpuhkan semua saraf motoriknya yang bahkan untuk digunakan membuka kedua kelopak matanya tak mampu.
Dan tepat pada derik jarum jam yang terus bergerak liar. Semua itu terjadi begitu saja. Tak sehelai fabrik pun tersisa di tubuh. Menyisakan ngilu yang teramat di bawah sana. Tangis yang tak bisa lolos dari kedua katup bibirnya.
Pria itu menipunya. Sudah pasti.
Hari itu berlalu, mendatangkan hari baru di mana semua orang kembali mencacinya. Membuatnya seolah sebagai antagonis, seorang gadis penggoda yang dengan lancang menarik pria populer sekolah naik ke atas ranjang dengan skenario menjijikan seperti yang ia alami.
Untuk semua itu, Lila berlari. Menyentakkan sejumlah sentuhan hangat maupun sentuhan penuh pelecehan yang mampir di tubuhnya. Membiarkan beberapa yang hendak membantunya berakhir terjungkal . Tidak peduli apakah itu guru atau temannya.
Lila hanya tahu ia harus mengakhiri semuanya di sini. Di sebuah toilet pria yang tengah sepi, ia membasuh tubuhnya berkali-kali. Berharap dosa di tubuhnya luruh. Tangis itu lolos bersama erangan putus asa. Ia takut. Takut sekali ketika memandangi tubuhnya. Tubuh kotor yang telah direnggut paksa lengkap dengan fitnah yang merebak.
Jadi, ia memilih memelintir seragamnya dan menyangkutkannya pada celah ventilasi toilet. Membuat simpul di sana dan di sini, memberi celah untuk dirinya meloloskan kepala. Membiarkan kursi yang ia pijak jatuh, membiarkan nadinya berhenti berdenyut. Meloloskan satu hela napas terakhir, terbit satu harapan, untuk terus menghantui semua orang dengan ketakutannya.
