Semua ini tak ubahnya permainan petak umpet yang menjemukan.
Aku bahkan selalu kalah dalam permainan bodoh ini.
Lihatlah, pemuda bersurai cokelat itu berdiri di ujung jalan. Melambaikan tangan padaku seolah tidak terjadi apapun di antara kami.
Melupakan fakta bahwa dirinya dan Taehyung tengah berada dalam perang dingin yang mencekam.
Park Jimin, pemuda itu, menghampiriku. Iris menawannya menatapku hangat lengkap dengan senyum cerahnya yang sukses membuatku meremang. Oh, siapa yang tidak takut saat kau berlari ke belahan benua lain namun pemuda ini justru menemukanmu dengan amat mudahnya.
Sinting.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku tepat sasaran.
Dia memperlebar senyumnya sebelum menjawab, "Bertemu denganmu,"
"Kau gila!? Bagaimana dengan Taehyung?" ucapku gusar.
Rautnya berganti sendu saat nama itu kuucap.
"Taehyung sudah tiada, Cassie,"
"Apa? Bukankah kau berjanji untuk menyelamatkannya?" aku tak mampu menyembunyikan kesedihan. Dadaku rasanya seperti dihantam beton berkali-kali. Kelainan jantung dalam tubuh Taehyung tak kusangka dapat secepat ini merenggut nyawanya.
Jimin merundukkan kepalanya, menatap ujung sepatu yang ia kenakan. "Maaf, tapi aku gagal, aku belum cukup hebat sebagai seorang dokter," ujarnya. "Aku telah memaksanya untuk operasi, namun aku sendirilah yang menggagalkan kehidupannya,"
Ada airmata di pelupuk menawan itu. Pun aku yang ada di hadapannya tak sanggup menahan pilu yang menyelubung. Aku memeluknya kemudian mengusap punggungnya pelan.
"Kau tahu, Cassie, kau telah gagal bersembunyi dariku. Aku akan selalu menemukanmu, kemanapun kau pergi," bisik Jimin di telingaku. "Aku membutuhkanmu saat ini, aku sangat merasa bersalah dan juga ... aku mencintaimu,"
Dan tanpa sepengetahuanku, aku pun telah membuat daftar panjang kegagalanku usai saling memeluk dan bibir memikatnya bertemu dengan milikku.
Pertama, aku akan selalu gagal bersembunyi darinya.
Kedua, aku gagal untuk tidak kembali jatuh hati dan percaya padanya.
Ketiga, aku gagal untuk mengetahui fakta bahwa ia sengaja membiarkan operasi Taehyung gagal, untuk melenyapkan saingannya mendapatkanku.
Keempat, barangkali aku menjadi kelinci percobaan berikutnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.