抖阴社区

Chapter 6 - Surat Pengumuman

2.7K 333 21
                                        

Ketampanan seseorang itu relatif, tapi ketampanan Astro itu represif.

Mata seorang perempuan yang tidak sadarkan diri selama kurang dari 3 jam akhirnya terbuka sesekali memicing untuk menetralisir cahaya yang langsung menuju ke arah matanya.

Ia memegang kepalanya refleks karena tiba-tiba kepalanya mendadak pusing kembali. Sungguh, rasanya seluruh otaknya ikut berputar-putar.

"Udah bangun?" Suara bariton yang terdengar di ruangan itu membuat kepala Salma mendongak dan menemukan laki-laki berkacamata di atas bangku tengah menatapnya.

Salma mengedarkan pandangannya melihat tempat yang ia sedang duduki saat ini. Dan sontak matanya membulat mengetahui apa dan dimana ruangan berbau dan gelap itu.

"Kok gue masih disini? Lu nggak bawa gue kerumah sakit gitu?" Oceh Salma merasa sangat panik.

Astro yang masih sibuk dengan alatnya melirik perempuan itu kembali, "mau keluar? Keluar aja sono!" Suruhnya menunjuk pintu keluar.

Sekuat mungkin Salma pun berdiri dan menuju pintu keluar dengan cepat, ia rasa ia sudah terlalu lama disini. Dan itu tidak baik.

Tetapi, saat dia menekan pintu, keningnya berkerut karena pintu dihadapannya tidak terbuka juga.

"Kok nggak bisa dibuka sih?" Tanya perempuan tersebut entah kepada siapa.

"Udah tahu dikunci, ngapain nanya?" Jawab seorang laki-laki dibelakangnya.

Mendengar itu, jantung Salma berdetak lebih cepat. Ia melirik ke belakang dengan pandangan horror seolah memberikan sinyal maksudnya semua ini apa?

"Lah kok?" Paniknya sembari berlari kecil ke arah Astro untuk meminta penjelasan.

Lelaki yang ditujunya menghembuskan napas berat kemudian melepaskan kacamata bulat di pangkal hidung miliknya.

"Ngerti bahasa Indonesia kan?"

Salma berdecak kesal, "ih! Maksudnya kok bisa kekunci?"

Astro mengedikkan bahunya, "satpamnya lupa kalau ada gue disini."

"Terus gimana? Masa iya kita nginep? Terus handphone gue juga masih di kelas! Oh ya tas gue ada di kelas lagi!" Salma lompat-lompat tidak jelas mengingat kecerobohannya.

Anak IPA itu terdiam, ternyata sangat susah berbicara dengan perempuan perempuan manja satu ini.

"Lagian siapa suruh lo kesini? Gue udah bilang dari awal buat keluar! Tapi akhirnya? Lo malah pingsan dan buat kita kekunci berdua gini kan!"

"Ya kan gue nggak tahu," dibentak seperti itu membuat Salma ingin sekali menangis.

"Au ah capek ngomong sama lu!"

Perempuan yang dipanggil Ameh itu kembali ke arah depan lemari tua bekas ia pingsan tadi, ia menurunkan tubuhnya dan merengkuh tubuhnya sendiri karena sangat ketakutan.

"Astro, sekarang udah jam berapa?" Tanyanya masih melihat ke bawah.

Astro yang terus ditanya seperti itu sebenarnya sangat kesal, tapi ketika melihat wajah anak IPS itu yang nampak menggigil dan ketakutan, ia agak kasihan jika ia harus memarahinya lagi.

"Jam 8," jawabnya singkat.

"APA? JAM 8? YAH!! GIMANA NIH? GUE BIASANYA TIDUR JAM 9!" Salma mulai panik lagi, ia rasa ini adalah hari tersial dalam hidupnya.

"Lu tadi udah pingsan 3 jam terus mau tidur lagi?" Tanya Astro sedikit ketus sembari merapihkan alat-alatnya ke pojok gudang, sepertinya ia sudah selesai meneliti alat anehnya itu.

AstronomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang