"My heart is full of you."
Salma mengalihkan pandangannya ke arah jendela melihat pesawat akan lepas landas dengan perasaan ikut terbang. Rasanya senyuman di bibirnya seperti tidak akan berhenti untuk waktu yang cepat. Bagaimana tidak? Entah mengapa Salma sekarang berada di sebuah cerita fiksi remaja yang membuat ia dan Astro menjadi tokoh utama. Sungguh, ia tidak pernah sesenang ini merasakan bagaimana excitednya menjadi tokoh penting.
"Ngapain senyam-senyum gitu? Aneh!"
Suara bariton dari samping membuat Salma menatap Astro.
"Lagi seneng aja," ujar Salma makin mengembangkan senyumannya.
Astro menggelengkan kepalanya kemudian beralih lagi membaca buku, "jangan senyum. Jelek!"
"Terus gue harus marah-marah gitu!?" Salma menekuk wajahnya sebal, suasananya hatinya menjadi turun kalau seperti ini.
"Makin jelek," singkat laki-laki itu lagi.
"Terus kalau cakep harus ngapain?"
"Nggak usah ngapa-ngapain."
"Ah jahat banget sih!" Salma menyenderkan punggungnya seraya melipat tangan. Gagal sudah mendapat kata-kata romantis dari laki-laki disampingnya.
"Emang."
"Eh gue kebelet sumpah."
Suara dari Angga yang cukup panik membuat Salma, Astro, dan Noval yang duduk berurutan menghadap ke arahnya.
"Sabar, pesawat belum stabil. Nanti kalau udah stabil baru bisa berdiri," ucap Noval agar merilekskan teman disampingnya.
"Ah gara-gara si kampret anak IPS tadi gue jadi nggak ke toilet pas di bandara!" Gerutu Angga yang sepertinya masih dendam dengan Vero.
Salma menghembuskan napas berat, "maaf ya, lu jadi repot begini."
"Bukan salah lu, Meh. Kan emang manusia tadi yang ngeselin parah! Bawaannya pengen ngelus dada terus sampe bolong!" Ujar Noval berapi-api
"Emang songong tuh bocah! Belum aja dipeletekin kepalanya kayak ikan teri sama emak gue!" Tambah Angga ikut emosi.
"Jangan ikan teri, ikan teri mah enak! Yang lain aja!" Noval protes.
"Yaudah ikan hiu!"
"Jangan ikan hiu, ikan hiu mah ganas! Masa iya kita lebih lemah dari dia! Ganti!" Noval protes kembali.
"Yaudah ikan lumba-lumba biar unyu!" Angga mulai kesal.
"Jangan ikan lumba-lumba, lumba-lumba mah bersahabat. Gue mah nggak mau bersahabat sama tuh bocah!"
Angga menekuk wajahnya sebal, "bodoamat lah, Pal! Terserah lu!"
"Yaudah ikan badut aja! Kan Vero kayak badut!" Sela Salma mengusulkan panggilan kepada Ketua Kelasnya sendiri.
Noval mengangguk setuju, "bagus tuh! Kalau bisa nggak usah pake embel-embel ikan, langsung badut aja!"
Sontak setelah penuturan jenaka dari Noval membuat Angga, Salma, dan dirinya tertawa. Kecuali Astro yang sedaritadi mati-matian membaca bukunya agar fokus menjadi terganggu.
"Sekarang kita berada di ketinggian 36.000 kaki, pesawat sudah stabil, dan penumpang bisa bebas bergerak di dalam pesawat."
Setelah pengumuman dari pramugari yang menggema di pesawat, Angga langsung membinarkan matanya cerah, dan dengan secepat kilat ia pun langsung pergi ke belakang untuk pergi ke tempat yang ingin sekali dikunjunginya, yaitu toilet.

KAMU SEDANG MEMBACA
Astronomi
Teen Fiction"Kenapa sih gue nggak jatuh cinta sama temen lu aja, yang pastinya jauh cantiknya daripada lu? Kenapa gue harus jatuh cintanya sama lu coba!? Udah jelek, pendek, anak IPS lagi!" *** Pernahkah kamu mengalami ada di posisi orang terjelek diantara tema...