抖阴社区

12 ?

32.3K 4.9K 514
                                        

Diam bukan berarti ia tak tahu apa apa. Namun, hal itu dilakukannya untuk berfikir

•••

Taeyong menatap nanar pria yang tengah berjalan mendahuluinya masuk ke dalam rumah. Tersenyum miris karena Jaehyun masih saja mengabaikannya. Apa dia semarah itu? Batinnya.

Menghela napas panjang lalu mengikuti sang suami yang berjalan kearah dapur. Kantung belanjaan di tangan Jaehyun sangat banyak, namun tak sekalipun pria itu memberitahunya agar ia membantu. Taeyong frustasi sendiri dibuatnya, dadanya sudah sangat sesak dan amarah yang ia pendam telah naik hingga ke ubun-ubunnya.

"Jung Jaehyun!" pria mungil itu berteriak.

Sedangkan sang suami yang baru saja membuka kulkas, hendak memasukkan bahan makanan dari kantongan belanja menghentikan aktivitasnya. Menoleh sekilas pada Taeyong lalu bergumam, "Ada apa?"

"Ada apa katamu?" Taeyong bertanya diikuti tatapan tak percaya. Mendekati Jaehyun yang masih menatapnya tanpa ekspresi. "Kau mengabaikanku, Jaehyun! Apa salahku? Katakan hal apa yang mengganggu pikiranmu!"

Mata Taeyong berkaca-kaca, ia ingin menumpahkan semua rasa sesak di dalam dadanya. Namun, pria di hadapannya masih saja bersikap tenang seolah tak terjadi apa-apa. "Kenapa kau diam? Apa kau kira aku akan mengerti jika kau terus begini?" sambung pria mungil itu lirih.

Jaehyun menunduk, menggeleng pelan lalu bergumam, "Tidak ada, aku tak mengabaikanmu."

Kembali menatap sepasang netra legam di hadapannya lalu tersenyum tipis, namun terkesan dipaksakan. Taeyong menangkap hal itu, suaminya tak sungguh-sungguh dengan apa yang dikatakannya barusan.

"Kau mencoba membohongiku?" Tanya Taeyong sementara Jaehyun menggeleng.

Ia kemudian berdecih, memukul bahu sang suami cukup keras namun pria itu masih saja tak mengeluarkan suara. Ia semakin menganga tak percaya saat Jaehyun malah berbalik membelakanginya. Kembali memasukkan sayuran dan bahan makanan ke dalam kulkas tanpa memedulikannya yang masih berdiri sambil menahan air mata.

"Jadi kau mengabaikanku sekarang?" lirih Taeyong.

Cairan bening yang sedari tadi menggenang di pelupuk matanya jatuh begitu saja. Ia merasakan perih luar biasa pada dada nya ketika sang suami tak menghiraukannya.

Taeyong tak suka diabaikan, menurutnya hal itu membuatnya terlihat sangat menyedihkan. Tapi suami yang mulai ia percaya untuk mendampinginya hingga ajal menjemput kelak malah mengacuhkannya seperti sekarang.

Jaehyun yang masih sibuk dengan aktivitasnya mengulum bibir rapat. Jika ia bisa berteriak dan memberitahu Taeyong apa yang ada dalam hatinya, maka sedari tadi ia tak akan diam seperti ini.

Namun, otaknya tak bisa mengalahkan hati juga bibirnya. Jaehyun masih berpikir panjang, tak ingin membuat Taeyong merasa tidak nyaman. Jika ia memberitahu pria mungil itu bahwa diamnya adalah gambaran kecemburuannya, maka hal itu tak akan berdampak apa-apa, pikirnya.

Aku masih belum berhak mengaturmu juga hidupmu, Taeyong-ah. Kau masih mencintainya dan aku hanya akan membuatmu tertekan nantinya.

"Idiot! Apa kau mendengarkan ku, hah?!"

Taeyong tak bisa lagi menahan amarahnya. Ia menghapus kasar air matanya sebelum memukuli punggung Jaehyun cukup kuat. Sedangkan yang mendapat perlakuan tersebut membeku ditempat.

Tak ingin berbalik ataupun melawan, karena ia tahu pikiran istrinya itu sedang kalut. Ditambah dengan penghinaan Yuta di toko Ice Cream tadi, Taeyong pasti sangat sakit hati, pikirnya.

My Introverted Husband | Jaeyong ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang