抖阴社区

                                        

Berkali-kali Taeyong melayangkan pukulan keras pada sang suami namun tak ada respon berarti yang ia terima. Menghela napas panjang, pria mungil itu lantas tertawa hambar, "Lagi-lagi kau membuatku terlihat sangat menyedihkan, Jung Jaehyun,"

Taeyong menggigit bibir bawah, menahan isakannya agar tak keluar bersama air mata. Mendongak dan mencoba melanjutkan ucapannya, "Jika kau masih diam seperti ini aku tak akan peduli lagi."

Pria tinggi dihadapan Taeyong berbalik, meletakkan kantung berisi bahan makanan di nakas samping kulkas. Jaehyun kemudian menghela napas, hendak meraih tangan sang istri namun Taeyong menepisnya.

"Taeyong-ahㅡ"

Pria mungil itu mendelik, lalu berteriak "Apa?! Katakan apa salahku, Jaehyun. Kenapa kau terus diam, bodoh!"

"Kau tidak salah apa-apa!" Jaehyun ikut meninggikan suara.

Tangan Taeyong mengepal kuat, tanpa sengaja ia melayangkan tamparan keras pada pipi sang suami. Jaehyun hanya memalingkan wajah, tak mengeluarkan suara untuk bertanya kenapa pria mungil itu tiba-tiba menamparnya.

Isakan lolos dari bibir tipis sang istri, Jaehyun yang mendengarnya memejamkan mata. Mengepalkan tangan kuat sebelum berjalan meninggalkan Taeyong yang masih berdiri di tempat.

Pria mungil itu bersimpuh, kakinya tak bisa lagi menopang tubuhnya yang sudah sangat lemas. Baru kali ini sang suami membentaknya, ia pun merasa bersalah karena refleks memberi tamparan pada pipi Jaehyun.

Tapi, amarahnya benar-benar tak bisa tertahankan. Suaminya adalah definisi pria aneh, menyebalkan dan selalu menguras emosi yang sesungguhnya.

***

Pria tinggi yang tengah duduk pada kursi dalam ruang kerjanya menangis dalam diam. Memaki-maki dirinya sendiri karena tak bisa terbuka pada sang istri. Ia ingin memberi tahu Taeyong, jika Yuta adalah pria jahat yang mengkhianatinya.

Menjelaskan jika perasaan Yuta padanya hanyalah kebohongan dan kepalsuan belaka. Tapi, lidahnya seolah tak bisa berfungsi. Dadanya sangat sesak, apalagi ketika mengingat sang istri mengatakan jika pria mungil itu mencintai Yuta.

Jaehyun akui dia cemburu, bertahun-tahun ia menyimpan perasaan tulusnya pada Taeyong namun pria itu malah mencintai orang yang salah. Apa Taeyong hanya menganggapnya pelarian saat ini? Pikirnya.

Perlahan ia mengusap air matanya, membuka laptop di hadapannya sebelum melanjutkan tulisan yang akhir-akhir ini selalu membuatnya tidur kemalamanㅡBiografi beserta kehidupan rumah tangganya bersama sang istri.

***

Taeyong menatap nanar sisi kosong di sampingnya, sudah jam 12 malam namun sang suami tak kunjung masuk ke dalam kamar. Ia terus bergerak gelisah, harusnya setelah diabaikan seperti tadi ia tak lagi memikirkan pria itu. Tapi, hatinya tak bisa berbohong. Ia takut, sangat takut jika saja Jaehyun pergi lalu meninggalkannya. Taeyong akui tindakannya tadi memang keterlaluan, tapi jika suaminya itu lebih terbuka ia tak akan kelepasan, pikirnya.

Perlahan ia bangkit dari tempat tidur, berjalan menuruni tangga dan mengendap-endap saat berada dihadapan pintu ruang kerja sang suami. Membuka lalu mencondongka kepala, untuk memastikan ada tidaknya pria itu disana.

Pria mungil itu lantas menghela napas, tersenyum miring saat netranya menangkap Jaehyun tengah tertidur di meja kerjanya. Hanya kedua lengan yang menjadi bantal pria itu, Apa dia ketiduran? Pikir Taeyong saat melihat laptop suaminya masih menyala.

Ia melangkah pelan, mendekati Jaehyun yang samar-samar mengeluarkan dengkuran halus. Tersenyum tipis saat berdiri disamping sang suami dan menatap wajah tampan pria yang tengah tertidur sambil menoleh ke samping.

Tangan Taeyong bergerak, mengusap surai gelap Jaehyun sebelum membungkuk dan mengecup pucuk kepala sang suami, "Maafkan aku." lirihnya.

Ia pun berjalan keluar dari ruangan itu, memasuki kamar Minho yang tak jauh dari sana dan mengambil selimut dari lemari sang adik. Setelahnya Taeyong lantas kembali ke ruang kerja Jaehyun dengan membawa selimut yang diambilnya tadi.

Lelaki mungil itu kemudian menutupi tubuh sang suami yang duduk di kursi sambil menyandarkan kepala pada kedua lengan di atas meja. Taeyong kembali membungkuk, mengecup pipi Jaehyun pelan lalu bergumam, "Good night, suamiku."

Ia menipiskan bibir, menoleh pada benda persegi di hadapan Jaehyun. Menghadapkan laptop itu kearahnya dan hendak mematikannya.

Namun, mata Taeyong memicing saat membaca tulisan yang terpampang di sana.

Aku rela ia menampar pipiku setiap hari, bahkan setiap detik jika hal itu membuatnya bahagia dan mencintaiku seperti apa yang kurasa.

Tapi, aku tak bisa jika ia menamparku dengan ucapannya.

Aku sakit, hatiku hancur mendengar hal itu terucap dari bibirnya,

Ia masih mencintai mantan kekasihnya dan hal itu sama saja jika ia mencoba membunuhku secara perlahan.

Aku tak bisa melepasnya, tak akan pernah. Taeyong hanya untukku, milikku, dan takdirku.

Pria mungil itu membekap mulutnya sendiri. Air matanya tumpah begitu saja saat membaca kalimat yang ia yakini diketik oleh suaminya tadi. Taeyong bersimpuh di samping kursi Jaehyun, mengatupkan bibirnya rapat-rapat sambil menutupi wajah dengan kedua tangan. Takut jika sang suami terbangun karena mendengar tangisannya.

Jadi Jaehyun mendengar semuanya?




to be continued...

Vote, comment, follow dan share cerita ini ke teman-teman jaeyongistmu jika kamu suka ya! ^^

My Introverted Husband | Jaeyong ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang