Yang sebelumnya udah baca Chapter 1 sebelum di edit, ini pecahan dari Chapter 1 jadi ga perlu dibaca sampe Chapter 3 nanti. Maaf ya :( karna gue pikir Chapter 1 itu kepanjangan jadi dipecah
Enjoy reading ^_^
---------------
Irene melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 16.40 P.M. Seharusnya dari 20 menit yang lalu Irene sudah keluar kelas, tapi karena ada sedikit masalah, kelasnya baru dibubarkan. Coba kalau Jennie tidak cari masalah! Mungkin tidak akan berakhir seperti ini, Gerutunya dalam hati. Irene meraih smartphone nya dan menghubungi nomor Seulgi. Tadi saat makan siang, Seulgi meminta lebih tepatnya memohon ke Irene untuk ditemani ke boutique langganan sahabatnya itu. Seulgi ingin mencari dress untuk acara makam malam menyambut kedatangan kakaknya. Semua anggota keluarganya hadir, jadi Seulgi harus tampil formal. Seulgi sempat mengundang Irene untuk hadir, tapi Irene menolaknya mentah-mentah. "Sudah cukup aku mengantarmu, jangan suruh aku untuk hadir Seulgi ... kamu kan tahu aku paling tidak suka ikutan acara seperti itu. Terakhir aku ikut acara seperti itu, berakhir dengan tidak baik, remember?" Setelah Irene berkata seperti itu, akhirnya Seulgi menyerah dan tidak mengungkit lagi setelah itu.
Irene sekilas melihat sosok Seulgi di tempat parkir dan dia langsung berlari sekuat tenaga "M-maaf...s-su-sudah....membuatmu.... menunggu..." Irene berkata disela napasnya yang sesak. Dia menunduk sebentar untuk mengatur napasnya. Setelah dirasa detak jantung dan napasnya kembali normal, dan kembali menatap Seulgi.
"Iya, memangnya kenapa kamu terlambat Irene?" Tanya Seulgi khawatir.
"Jennie cari gara-gara dikelas, jadi yahh kamu mengerti kan Seulgi" Irene menjawab sambil lalu. Dia melihat ke sebelah Seulgi dan melihat seorang pria berdiri menatapnya dengan penuh selidik. "Umm Seulgi..." Irene berusaha mengingatkan Seulgi tentang orang di sebelahnya.
Seakan Seulgi bisa membaca pikiran Irene dia langsung tersenyum dan berkata "Irene kenalkan ini Park Jimin, dia orang kepercayaan kakakku. Umm... Dia yang akan mengantar kita ke boutique. Benarkan Jimin?" Seulgi menatap orang disebelahnya.
Jimin mengangguk dan menjawab "Yes of course miss"
Irene menatap orang itu baik-baik. Orang yang bernama Park Jimin itu bisa dibilang Tampan atau lebih tepatnya sexy. Dia tinggi, rambut coklat gelapnya ditata dengan rapi, mata coklatnya yang gelap dan dalam memancarkan aura yang tegas dan dingin, dengan alis berbentuk sempurna. Di balik jas dan baju kemeja yang dikenakannya, Irene bisa melihat otot-otot tersebut. Well dia sempurna, ucapnya dalam hati. "Baiklah kalau begitu, tunggu apalagi? Kita segera kesana sekarang!" Seulgi hanya tertawa kecil menanggapi ucapan Irene dan membiarkan Seulgi menarik tubuhnya menuju mobil
Selama perjalanan, Irene berusaha mencari kata yang tepat untuk bertanya mengenai 'kakak' Seulgi. Entah kenapa dia masih penasaran. Tapi dengan adanya kehadiran Jimin, Irene takut sesuatu yang buruk akan terjadi kalau dia berbicara mengenai 'Kim Taehyung'. Perasaannya mengatakan seperti itu tapi ....
"Irene? Kenapa diam? Tumben biasanya kamu itu selalu bicara apalagi kalau lagi kesal ... oh iya bagaimana dengan Jennie? Memang apalagi yang dia kerjakan sih sampai membuat kelasmu terlambat keluar? Astaga tidak ada hentinya dia mencari masalah. Kalau---"
Irene memutar bola matanya sebal. "Kim Seulgi! Astaga coba berhenti dulu, tarik napas dulu! Kamu bilang aku selalu bicara kalau lagi kesal? Tapi kamu juga tidak berhenti bicara kalau lagi penasaran!" Irene memotong ocehan Seulgi yang mungkin tidak akan berhenti kalau Irene tidak memotongnya.
"Oke sorry .... baik ceritakan"
Lalu Irene mulai menceritakan tentang masalah yang dibuat Jennie. "---- padahal itu hanya masalah sepele! Itu resiko kalau masuk jurusan kedokteran astaga! Apa dia tidak bisa mengerti itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Rose [Ver. Vrene]??
RandomBAE IRENE. wanita berumur 21 tahun, kuliah di Sungkyunkwan University (SKKU) dan terdaftar sebagai mahasiswa jurusan kedokteran. Dia mempunyai keluarga yang Harmonis. Dia juga mempunyai sahabat yang begitu setia disamping nya Kim Seulgi. Namun semua...