抖阴社区

Question

119 16 2
                                        

"Kita hanya berlibur satu hari, tapi membawa pulang banyak barang seperti ini" Junmyeon menaruh beberapa tas di area ruang tamu. 

"Apa kau bisa membawanya ke lantai atas? Aku akan menyuruh Jiseong untuk membantumu. Sepertinya dia sudah pulang dan sedang berada di kamarnya" Ucap Chorong yang sedang mondar mandir sambil menggendong Jiwon yang sudah mengantuk. 

"Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri. Biarkan dia beristirahat...."

"Eomma..! Pintu kamarku tidak bisa di buka" Chojin berlari dari arah tangga menghampiri Chorong. 

"Apa kau sudah coba untuk mengetuknya?"

"Nde. Tapi tidak ada jawaban sama sekali dari dalam"

"Mungkin Kakakmu sudah tertidur. Kau bisa menggunakan kamar Chorim dan tidur di sana"

"Arasseo..." Chojin kembali berjalan dan menghampiri Chojoon di ruang makan. 

"Aku akan membawa dia ke atas lebih dulu" Chorong berbicara ke arah Junmyeon yang sedang membuka jaket Jimin. 

"Eoh, arasseo..."

Chorong berjalan menaiki tangga secara perlahan karena tidak ingin membangunkan Jiwon. Dia terus melangkah melewati kamar Jiseong yang tertutup rapat dan langsung menuju kamarnya untuk menaruh tubuh Jiwon yang sudah tertidur. Dengan perlahan, dia mengatur posisi tidur anak itu sebelum beralih kembali keluar kamar untuk membantu sang suami. 

"Chorim'ah, Chojoon'ah, Chojin'ah.... Setelah selesai, gosok gigi kalian dan langsung tidur" Junmyeon menghampiri ketiga anaknya yang sedang meminum susu di area ruang makan. 

"Nde, Appa" Chorim menjawab dengan suara imutnya. 

"Aku akan membawa baju-baju kalian langsung ke kamar Chorim" Ucap Junmyeon sebelum membawa sebuah tas ke arah tangga. 

"Dimana Jimin?" Chorong berpapasan dengan sang suami saat berjalan turun. 

"Dia di sofa. Sepertinya dia juga sudah mengantuk"

"Arasseo..."

Selagi mereka berdua sibuk bolak-balik, di dalam kamarnya, Jiseong terlihat terus menempelkan telinganya ke pintu.

"Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak mengizinkanku untuk pulang?"

Jiseong memberi isyarat kepada Rose supaya tidak berbicara dengan kencang. 

"A-aku hanya tidak ingin kedua orangtuaku mengetahui keberadaanmu di sini" Jiseong berbicara dengan nada pelan. 

"Wae? Kau bisa menjelaskan kedatanganku kepada mereka secara langsung" Rose mengangkat gitar yang sejak tadi di pegangnya. 

"Tidak, bukan begitu. Kau tidak mengerti. Aku tidak pernah membawa perempuan ke rumah sebelumnya kecuali teman laki-laki"

"Bukankah dengan kau membawaku ke kamarmu, mereka akan semakin salah paham? Minggirlah, aku ingin langsung menuju ke cafe sekarang" 

Jiseong menghalangi langkah Rose yang ingin menuju pintu. 

"Minggirlah atau aku akan berteriak" Rose menatap tajam ke arah Jiseong yang sudah berada di hadapannya. 

"Bi-bisakah kau menunggu 5 menit lagi? A-aku akan membayarkan biaya taxi supaya kau bisa tiba dengan cepat ke tempat kerjamu"

Rose menghela nafasnya sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan salah satu tangannya. Dia kembali menatap ke arah Jiseong dan melihat kedua telinga lelaki itu mulai memerah. Dia pernah melihat seperti ini sebelumnya di saat mereka berdua bertemu di sebuah gang beberapa hari yang lalu. 

What is love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang