HARI senin merupakan hari termalas dari ketujuh hari lainnya. Entah kenapa begitu, tapi para pelajar sangat tidak menyukai hari senin, terutama pada saat upacara bendera.
Sama halnya seperti Prilly, pagi ini Prilly sangat tidak memiliki gairah untuk hidup. Alasannya karena hari ini ada upacara bendera, mata pelajarannya sangat membosankan dan terutama lingkungan barunya ini.
Prilly menggerai rambutnya, biasanya ada Clarissa yang akan mengikat dua rambutnya namun sekarang sudah berbeda. Prilly sedikit merindukan Bundanya itu.
Seorang maid mengetuk pintu yang sengaja tidak Prilly tutup, dan berkata,
"Permisi Nyonya, Tuan sudah menunggu Nyonya di meja makan."
"Iya."
Prilly menggendong tasnya, setelah memakai sepatunya Prilly turun ke bawah tepatnya ke ruang makan.
Ternyata benar, disana sudah ada Ali yang tengah menunggu dirinya.
Tanpa menunggu lama, Prilly duduk di samping kanan Ali dan menyimpan tasnya di kursi lain.
Ali memang tidak mengatakan apapun, tapi Prilly dapat membaca gerak gerik lelaki itu yang tampak tidak suka dengan kehadirannya yang terlambat.
Dibantu maid, Prilly melakukan kegiatan sarapannya.
Hening, di meja makan yang berisikan dua orang itu sangatlah hening. Bahkan suara dentingan sendok dan garpu tidak terdengar.
Ali mengelap mulutnya dengan tisu dan meneguk airnya hingga tersisa setengah.
"Aku antar." Sangat singkat dan padat
Prilly hanya mengangguk dan melanjutkan makanannya hingga habis.
Perempuan itu berdiri dan menggendong tasnya, diikuti Ali yang mendahuluinya berjalan keluar rumah.
Kedua insan itu memasuki mobil mewah milik Ali.
Hari ini Ali sengaja mengendarai mobilnya sendiri tanpa meminta kepada supir atau Aryo. Karena ini hari pertama ia satu mobil dengan gadis lain (?)
Lagi-lagi keadaan heninglah yang menguasai mereka.
Sebenarnya, dikarenakan Prilly orangnya tidak bisa diam-diaman seperti ini. Mulutnya seolah gatal jika tidak mencerocos. Prilly selalu membiasakan dirinya agar tidak banyak bicara saat bersama dengan Ali. Tapi rasanya itu semua nihil, karena Prilly bukan gadis pendiam yang menurut.
"Ekhem." Dehemnya keras namun Ali tetap fokus dengan jalanannya.
"Om." Panggilnya masih tak digubris.
"Om aku ada uneg-uneg nih."
Ali menoleh, belum sedetik dia sudah fokus kembali.
Prilly sedikit mendengus.
"Om tau gak, aku itu orangnya gak bisa gak nyerocos, soalnya udah kebiasaan aja. Kemarin aku diam-diaman di kamar gak ada temen jadi bete soalnya gak ada temen buat nyerocos. Kalau sama om kan mana bisa ya gak? hehe." Katanya
Untuk pertama kalinya Ali dapat melihat Prilly seaktif ini. Ini sangat mengganggu sebenarnya, tapi benar kata Momnya yang mengatakan bahwa senyum Prilly itu cantik, Ali harus dapat mengembalikan senyum milik Prilly karena Prilly hilang senyumannya sejak perjodohan ini.
"Om mau aja sih sama aku, aku kan bocah banget om. Nanti kalau temen-temen om tau om bakalan disebut pedofilia lagi." Katanya
Tak terasa akhirnya mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan sekolah megah.
"Eh udah sampe ya, gak kerasa, mungkin karena akunya terlalu banyak omong kali ya. Hehe." Ucapnya kepada diri sendiri.
"Om aku belajar dulu ya, cari ilmu yang banyak biar pinter ngalahin om. Om semangat kerjanya ya hehe." Ali hanya mengangguk tanpa menoleh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prilly-Weds Cold Him
Romance[Ali Prilly Series] Highest rank: #1 -Prilly (20/11/20) "Bundaaa, masa Prilly di nikahin sama om-om sih? Huaaaa." Suara tangisan pecah di dalam rumah keluarga Adinata. 抖阴社区n by: kekestory Start: 24 Juni 2019 Finish: xx xxxx xxxx ?copyright by kekes...