"Kau bisa mati kedinginan disini." Tiffany menatap teman Andrew atau lebih tepatnya musuhnya dengan senyum manis.
"Itu lebih baik dibandingkan menghabiskan musim gugur dengan tidur disini." Pria itu tersenyum lalu duduk disamping Tiffany.
"Kalian bertengkar?" Tiffany mengangguk lalu menghela napasnya dengan kasar andai saja Marcus adalah Andrew yang dapat membuatnya jatuh cinta mungkin kehidupannya tak serumit ini.
"Kali ini apa yang kalian lakukan hingga wajahmu sangat frustasi." Bagai seorang cenayang Tiffany memandang dengan lekat raut wajah Marcus yang juga menatapnya dengan intens.
"Aku hamil."
"Sound Good, selamat atas kehamilanmu." Ucap Marcus dengan tersenyum lepas tapi tidak dengan Tiffany, "But, Andrew mungkin tidak terlihat senang."
Marcus mengangguk lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada menatap ke depan dengan pemandangan kota dengan angin musim gugur yang menyejukkan, "Ingin kucari tahu tentang Andrew?" Tiffany menggelengkan kepalanya lalu tersenyum.
"Terima kasih Marcus, andai saja Andrew tahu kau pria baik mungkin kalian bisa menjadi teman baik." Marcus tersenyum membalas ucapan Tiffany lalu wanita itu melangkah hendak pulang, masuk kelaspun percuma jika pikirannya sedang memikirkan hal lain.
"Tiffany, menikahlah denganku." Tiffany menahan tangannya yang memegang gagang pintu lalu membalikkan tubuhnya menatap Marcus yang kini berdiri menatapnya.
Kyuhyun tahu apa yang diucapkannya akan menjadi bomerang untuk dirinya sendiri tapi hatinya menolak ketika bayangan seorang gadis melintas dalam benaknya. Seorang gadis dengan senyum lebar menatapnya dengan gugup dirinya tak bisa melihat hal sama untuk kedua kalinya meskipun keduanya tidak saling berkaitan.
...
Kyuhyun tersenyum menatap Naeun yang membantu Joohyun membuat salad buah menuangkan yogurt ke dalam mangkuk berukuran sedang lalu menburkan keju parut kedalamnya. Sejak menangis tadi di kamar Joohyun hanya berkata pada Kyuhyun untuk membersihkan dirinya lalu dalam dekapan Joohyun membawa Naeun keluar kamar.
"Enak?" Naeun mengangguk lalu menyuapkan lagi potongan anggur kedalam mulutnya hingga manik matanya menatap Kyuhyun yang juga menatapnya dengan tersenyum.
Joohyun lalu ikut menatapnya dan meminta Kyuhyun bergabung membuat Naeun merinsek ke dalam tubuh Joohyun. "Berikan satu suap pada ayah." Joohyun bukan lahi meminta tapi memerintah pada Naeun yang dibalas gelengan.
"Ayah sudah minta maaf tadi, Naeun harus memaafkannya dan menjadi gadis baik hem?" Kyuhyun tersenyum mendengar penuturan Joohyun lalu mengambil sendok dan menyuapkan satu sendok potongan melon ke dalam mulutnya.
"Enak, Naeun yang membuatnya bu? Apa Naeun kita masukkan ke kelas memasak ya makanan buatannya enak-enak sekali." Ucap Kyuhyun menatap Naeun dan Joohyun bergantian. "Benarkah?" Tanya Naeun memastikan ucapan Kyuhyun, gadis itu menatap Kyuhyun dengan ragu-ragu.
"Tentu, ayah akan memasukkan Naeun ke kelas memasak jika Naeun membuatkan ayah makanan enak seperti salad buah ini, bagaimana?" Naeun menatap Joohyun dengan bingung. Dirinya ingin sekali mengikuti kelas memasak tapi berinteraksi dengan banyak orang akan menjadi sulit baginya.
"Tidak apa-apa nanti ibu bantu Naeun." Lalu Naeun memandang Kyuhyun dan berkata ya yang membuat Kyuhyun senang bukan main karena putrinya sudah kembali dapat berbicara dan menatapnya lebih lama tidak seperti sebelumnya yang tak ingin melihatnya.
Langkah kaki bibi Ong terdengar memasuki dapur dimana keluarga kecil sedang berbincang dengan semangkuk salad buah di meja makan. "Ada tamu untuk kalian."
Kyuhyun berjalan diikuti Joohyun yang menggandeng tangan Naeun disampingnya. Di sofa ruang tamu terdapat sepasang paruh baya yang berdiri begitu melihat Kyuhyun datang diikuti Joohyun dan Naeun yang bersembunyi di kaki jenjang Joohyun.
"Duduklah." Ucap Kyuhyun.
Naeun duduk diantara Joohyun dan Kyuhyun memeluk tubuh Joohyun tidak mau menatap tamu dihadapannya. Tatapan rindu tak dapan keduanya sanggah ketika melihat sosok Naeun terlihat jelas jika darah Choi mengalir disana.
"Terima kasih telah merawat Naeun, tuan Cho."
Kyuhyun mengerutkan keningnya mendengar ucapan Choi Junyoung, "Kau pikir aku merawatnya untukmu, jangan bercanda!" Joohyun menatap Kyuhyun mendengar ucapan Kyuhyun yang terdengar begitu keras untuk sepasang orangtua.
"Bawa Naeun ke kamar." Menuruti perintah Kyuhyun kini Joohyun membawa Naeun untuk keluar dari ruang tamu.
"Tapi Naeun cucu kami." Sang wanita berucap.
"Cucu kalian? Putra kalian bahkan berniat membunuhnya apa kalian tahu itu!" Ucap Kyuhyun dengan tubuh yang kini berdiri menatap sepasang paruh baya dihadapannya.
"Kau tidak bisa seperti ini Cho Kyuhyun, Siwon sudah cukup bersalah atas kematian Tiffany hingga kami harus mengirimnya ke Singapura untuk pengobatannya." Kyuhyun menyeringai lalu tertawa dengan pongah. "Benarkah? aku lebih senang jika putramu mati dan meminta maaf pada Tiffany." Ucapnya kemudian.
"Cho Kyuhyun!"
Kyuhyun tersenyum menatap Siwon kini di hadapannya, sudah Kyuhyun duga tidak mungkin jika Siwon tidak datang sedangkan beberapa hari lalu pria itu berusaha untuk masuk kedalam ruangan Naeun di rawat.
"Ucapanmu sudah keterlaluan."
"Bagian mana yang menurutmu keterlaluan tuan Choi? Kau yang mati?"
Di dalam kamar Joohyun menatap Naeun yang memilih buku cerita untuk keduanya baca bersama. Bohong jika dirinya tidak penasaran dengan apa yang terjadi di ruang tamu tapi ucapan Kyuhyun tadi cukup membuat otaknya bekerja keras dengan pandangan menatap Naeun.
"Naeun-i sayang ibu tidak?" Naeun mengangguk duduk di pangkuan Joohyun membuka buku yang di bawanya.
"Bagaimana dengan ayah, sayang tidak?" Senyum di bibir Joohyun mengembang ketika Naeun mengangguk menatapnya.
"Lalu bagaimana dengan Kakek, nenek bi-"
"Sayang, Naeun-i sayang semuanya."
"Jika Naeun-i sayang semuanya Naeun-i tidak perlu takut dengan ayah, kakek, nenek, bibi Yoona dan yang lainnya karena mereka juga menyayangi Naeun-i."
"Bagaimana jika Naeun-i -"
"Mereka yang menyayangi Naeun-i tidak akan memukul Naeun-i."

KAMU SEDANG MEMBACA
Contract
Fanfiction6th Korean Story Main Role : Seo Joohyun Cho Kyuhyun Seo Joohyun itu pendiam, terbiasa diacuhkan membuatnya merasa nyaman berada di tempat-tempat sunyi. Cho Kyuhyun itu arogan, menjadi pemimpin menggantikan ayahnya membuatnya menjadi arogan dan domi...