Kairo meledek dengan mengendik pada minuman milik Gaara. Membuat Sakura mencibir, membuang pandangannya ke arah parkiran yang semula penuh dengan mobil mahal.
"Suka boleh saja, tapi tidak dengan meminum bekas ludah pria itu juga. Otakmu terjengkang, Kairo?"
"Kapan lagi!?" Kairo berlebihan, membersihkan bekas minuman setelah mengelap meja. Mendekati Sakura yang duduk di dekat mesin kopi.
"Dasar sinting!" Ino balas berteriak. Membiarkan pria itu pergi ke dapur untuk membuang sampah.
Sakura memegang dadanya yang masih berdentam keras. Seringai nakal Uchiha Sasuke tidak mau lepas dari ingatannya. Dan tatapan tajam Gaara benar-benar membuat Sakura mati rasa. Keduanya kombinasi yang bagus untuk membuat jantungnya berhenti berdetak. "Ya Tuhan, perkuat imanku. Amin."
"Halah. Tidak perlu membawa nama Tuhan. Kucing bertemu ikan, mana menolak?"
Kairo muncul dengan teko susu yang baru matang. Saat melihat beberapa pelanggan muda yang duduk untuk bersantai. "Beruntung, mereka datang setelah sekumpulan pria seksi itu pergi. Coba kalau tidak? Ini kafe bisa berubah menjadi pasar."
Ino menggeleng miris. Ingin memukul sahabatnya dengan gelas kaca, dan Kairo dengan gesit menghindar. "Berhenti, Yamanaka. Aset berhargaku akan terluka kalau kau macam-macam."
"Aku tidak peduli," balas Ino mencela.
Perdebatan konyol di antara keduanya berlalu begitu saja. Kehadiran dua dementor itu berhasil menyedot jiwa Sakura sampai ke akar. Kakinya masih lemas. Seringkali melihat Rei Gaara dari televisi, memandang sosoknya langsung membuat Sakura tidak berkutik. Yang tidak tanggung-tanggung, kehadiran Billionaire's Boy Club yang melegenda membuat Sakura ingin tenggelam dalam Samudera Pasifik sekarang.
"Sebentar."
Kairo mengangkat kedua tangannya. Menelisik Ino dengan tatapan menuding. "Selain Sakura, kau sadar kalau kau juga mendapat perhatian lebih?"
"Siapa?" Sakura mulai tertarik.
"Atlit volly seksi kita," Kairo menyeringai lebar. "Ah! Akasuna Sasori juga. Dia boleh menebar pesona pada Sakura, tapi sedari tadi dia menatap Ino. Mencuri pandang ke arah manusia berisik ini."
Sakura meringis. "Jadi, tidak hanya aku yang merasa?"
Kairo bingung. "Merasa apa?"
"Kalau Uchiha Sasuke dan Rei Gaara sejak tadi memandangiku?"
Kairo jelas berusaha menahan tawa. Sedangkan Ino, menggeleng kecil sembari menepuk lengannya sendiri. "Sialan, Sakura. Semalam kau mabuk? Aku tahu Sasuke baru saja menggodamu. Notabene dia jarang sekali mau menggoda perempuan karena dia lebih senang menjadi pemeran utama. Tapi, lihat? Kau pasti bercanda."
"Aku serius." Sakura menggeram jengkel.
Kairo tertawa lepas. Menepuk bahu sahabatnya agak keras dengan gelengan kepala masam. "Terlalu lama sendiri, otakmu sedikit miring. Ini karena kau kesepian atau butuh teman tidur?"
Sakura bangun. Tidak segan-segan memberi mereka pukulan keras sampai keduanya mengerang. Dan kembali ke meja kasir, menunggu sampai pelanggan lain datang. Daripada mendengarkan dua iblis yang sering melempar lelucon dibanding serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
REPUTATION
Fanfictionmereka bilang, tidak ada gunanya berkencan kalau ujungnya patah hati. mereka bilang, tidak ada gunanya menyukai kalau ujungnya menyakiti. dan mereka bilang, tidak perlu berdekatan kalau ujungnya memakai hati.
Begin Again
Mulai dari awal