After 1 Month ...
Huang Renjun, Tidak dapat berkata apapun. Jeno yang memaksanya datang dan tinggal bersama mereka— dengan alasan atas bayi yang tengah dikandungnya saat ini dan Lee Jeno sudah berjanji akan bertanggung jawab sampai bayinya lahir.
Namun siapa sangka bahwa sebenarnya Renjun tidak pernah sekalipun ingin menyerahkan anaknya pada pasangan itu. Dia juga akan membesarkannya tanpa harus terusir dan melangkahkan kaki untuk pergi. Tidak ada yang bisa memisahkan dia dengan bayinya.
Renjun mungkin memilih menjadi egois dan mengorbankan Persahabatannya dengan Jaemin hanya demi keserakahan dan ketamakannya sendiri.
Tapi ketika matanya menangkap sosok Jaemin yang rapuh sembari terduduk dengan pandangan yang kosong hal itu sedikit menyentil hati Huang Renjun, tak ada lagi senyum ceria yang selalu ia terima dari Jaemin ketika mereka bersama seperti dulu hingga hal tersebut membuat Renjun sadar akan dosa yang telah dilakukan bersama Jeno dibelakangnya.
Kesedihan yang terpancar dari manik caramel itu begitu nyata dan Renjun merasa bahwa dia tidak akan sanggup untuk hal itu. Harus hidup setiap hari dengan perasaan bersalah yang terus menyelimutinya.
Renjun tahu dirinya telah melakukan sebuah dosa besar, tapi dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk menebus semua dosanya. Jika harus— Renjun ingin bertanya tentang tawaran apa yang akan Jaemin berikan untuknya agar lelaki itu dapat memaafkannya.
Keberadaannya dirumah ini hanya akan membuat Jaemin semakin terluka. Sejak kedatanganya disini dia tidak pernah diterima dengan baik. Jaemin selalu berpaling dan menjauhkan diri seolah tidak mempedulikan keberadaannya.
Padahal awalnya Renjun menolak tawaran Jeno untuk tinggal bersama, karena hal itu hanya akam melukai hati sahabatnya, Namun Jeno adalah sosok yang keras hingga dia tidak bisa menolak.
Disana Renjun pun mendekat lalu ikut duduk di sebelah Jaemin.
Sedangkan Jaemin hanya bergeming meski dia tahu dan merasakan kehadiran Renjun yang kini sudah duduk disampingnya.
"Na-?"
Renjun menatap Jaemin dengan khawatir, dia memandang wajah Jaemin yang begitu pucat.
"Jeno bilang seharian ini kamu belum makan, mau aku ambilkan?"
Jaemin acuh dan hanya membuang nafasnya kasar. Menunjukkan betapa kecewanya dia terhadap Renjun.
"Apa pedulimu?" Jaemin mencoba bersikap acuh.
"Kasian bayinya.... dia butuh asupan nutrisi Na."
"Jangan pedulikan bayiku. Urus saja dirimu sendiri." Jaemin menjawab dengan penuh kekesalan.
"Na- apa kamu tak kasihan pada janinmu? Jangan seperti ini Na aku mohon." balas Renjun dengan sedikit memelas karena merasa sangat khawatir.
Jaemin kemudian mengelus perutnya yang dimana usia kandungannya sudah menginjak bulan keenam, perutnya sudah mulai membesar. Pemuda manis itu kemudian menitikkan airmatanya, Jaemin dapat merasakan pergerakan kehidupan di dalam perutnya.
Apa yang dikatakan Renjun adalah benar. Dan dia menjadi bersalah karena telah mengabaikan anak yang tengah dikandungnya. Anak itu tidak berhak menjadi korban hanya karena keegoisannya sendiri
Lantas Jaemin beranjak dan meninggalkan Renjun tanpa mengatakan sepatah katapun sedangkan Renjun merasa lega, setidaknya Jaemin sedikit mendengarkannya kali ini.
Jaemin mendekat ke meja makan dan mengambil semangkuk nasi. kasihan sekali, sudah berapa hari anaknya tidak mendapatkan nutrisi dan gizi yang baik. Tapi Jika saja saat ini dia tidak sedang mengandung, Jaemin tidak akan sudi untuk makan sedikitpun. Lebih baik dia mati kelaparan dari pada terus melihat hal yang menyakitkan setiap harinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love || Nomin || [END]
Fanfiction???, ??? ' [END] _______________ ?????? ??? ???? ??????? ????????... [TAMAT] ????? ??.??.?? ??? ??.??.?? Maaf jika ada bab yang hilang Cerita ini sedang dalam proses revisi ? ____________ Just f...