抖阴社区

3.Hari Sial

Mulai dari awal
                                        

"Gak tau nih anjir ganggu aja, mana menghalangi pemandangan lagi.. Awas ihh pala lo kak!" kesal Hyuna pada Novan.

"Arghh! Berisik kalian ihh, ku aing ganti nih drama jadi Save Me!" Farah mengambil remot tv berniat mengganti apa yang ditonton.

"Bener ganti aja! Bosen nonton drama romance mulu" sahut Novan.

"Jangan save me woii! Kena mental nanti." Lyra menolak.

Setelah 1 setengah jam mereka berdebat dan sesekali bersenda gurau, akhirnya mereka memutuskan untuk menonton film Train to Busan. Sampai merekapun tertidur karena sudah terlewat mengantuk.

Dan keesokan paginya mereka bangun dengan posisi tidur keempat perempuan yang berada di kasur, dan dua laki-laki pengacau di karpet bawah.

"Anak-anak sarapan yuu nda masak banyak nihh.."

"Aduhh maaf ngerepotin ndaa cantik, dan baik sedunia." ucap Rafiski so imut (bayangin aja so imutnya gimana)

"Makasih nda..." ucap semuanya berbarengan.

•••

3 hari kemudian...

"Wihh kita berlima pake seragam putih abu-abu nih sekarang!!"

"Berisik wehh malu diliatin." Farah malu dengan kelakuan Lyra.

Sementara Nasya sedang sibuk mengobrak-abrik tas nya itu, ia panik karena lupa tidak membawa topi, padahal tadi malam ia sudah mempersiapkan semuanya.

"Lo ngapain sii Ca? Grasak-grusuk dari tadi?" tanya Rafi.

"Allahumaa.. Gue lupa bawa topi, mana sekarang hari pertama upacara, terus kan diwajibkan bawa topi yaa?"

"Ihh lo gimana sii ceroboh banget." Hyuna ikut panik.

Tak lama, suara bel berbunyi dan menandakan mereka semua akan melaksanakan upacara.
Hari pertama ini akan menjadi hari sialnya seorang Nasyama. Ia pasti akan dihukum dan dipisahkan barisannya ditempat yang panas.

"Kamu anak baru kok bisa gak bawa topi? Padahalkan sudah diwajibkan pas pemberitahuan kemarin!"

"M-maaf kak saya lupa.."

Si kakak osis menggeleng dengan jawaban adik kelasnya ini.

Hari semakin siang dan tentunya semakin panas. Kepala Nasya terasa berat, perlahan penglihatannya juga ikut meredup juga buram, dan semakin menggelap.

Perlahan Nasya membuka mata, yang pertama ia lihat adalah gorden putih yang sedikit terbuka menampakkan sebuah jam dinding yang berdetak setiap detik. Nasya bangun perlahan dan mendapati seseorang yang sedang berbaring di samping seberang ranjangnya, dibalik gorden itu terdapat seorang sosok laki-laki yang tidak asing baginya. Saat ia hendak membuka sedikit gorden yang jadi pengahalangnya, tiba-tiba sosok diseberangnya membuka perlahan gorden itu.

"Kenapa?" tanyanya tiba-tiba.

"Oh? Hm, ga-gapapa" Nasya menggeleng gelagapan.

"Gak usah canggung gitu kali, lo kan udah pernah ketemu sama gue."

"Eh, iya maaf kak. Saya permisi kalo gitu."

Commitment At ThatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang