抖阴社区

? [ 39 ]

737 57 20
                                        

Hola!

50 KOMENTAR untuk lanjut, ya! Karena ini part terpanjang yang Jana tulis😍🔥

Siap siap, ya!😍

VOTE sebelum membaca🔥

KOMENTAR jangan lupa🔥🔥🔥

::  S E L A M A T   M E M B A C A ::
______________________________
______________________________

"Seseorang tidak akan pernah terbiasa dengan kehilangan."

***

👑


Senja sore itu menjadi saksi jika dunia Sera hancur untuk kedua kalinya. Sera menangis histeris di dalam taksi yang ditumpangi. Membuat Pak sopir menatapnya cemas.

"Neng, nggak papa?" tanya Pak sopir. Tapi, Sera hanya menangis sesegukan.

"Ke Ru- rumah Sakit A-anugrah pak," ujar Sera, suaranya tertahan. Susah untuk dikeluarkan.

Taksi berhenti tepat di depan rumah sakit. Sera membayar dan keluar dengan buru-buru. Setelah bertanya pada resepsionis, Sera berlari dengan tergesa menuju ruang UGD, tidak memedulikan air mata dan tampilannya saat ini.

Sera melihat Tantenya yang mengenakan hijab sedang duduk di depan ruang UGD.

"Umi! Bunda gimana? Baik-baik aja, kan? Nggak papa kan?" tanya Sera beruntun. Ia memang memanggil adik dari Bundanya ini dengan panggilan Umi sejak kecil. Keduanya cukup akrab, namun akhir-akhir ini jarang sekali mereka berjumpa.

Umi mendongak, ia melihat Sera dengan wajah berurai air mata. Ia mengerti, gadis ini sangat mengkhawatirkan wanita yang telah melahirkannya.

"Umi belom tau, Ser. Tadi, dokter masih periksa keadaan Bunda," ujar Umi, ia berdiri dan memeluk Sera erat. Gadis ini sedang rapuh dan membutuhkan sosok yang menguatkannya.

Sera menangis sesegukan di pelukan Umi, ia tidak tahan rasa sesak yang merajai dadanya.

Cukup lama mereka berpelukan, hingga pintu ruang UGD terbuka memgalihkan perhatian keduanya. Sera menghampiri Dokter yang baru saja keluar.

"Dokter, gimana Bunda saya? Baik-baik aja, kan?" tanya Sera, ia berdiri tepat didepan Dokter tersebut.

"Akibat dari benturan yang cukup keras pada kepala pasien, mengakibatkan pendarahan yang cukup besar," ujar sang Dokter.

"Trus Bunda saya nggak papa kan, dok?" tanya Sera, jantungnya nyaris lepas mendengar penuturan dari sang Dokter.

Dokter menghela napasnya berat. Ia menatap gadis dihadapannya ini dengan mata berkaca-kaca. Sangat berat mengatakan hal ini.

"Maaf, akibat dari pendarahan yang cukup besar tidak membantu menyelamatkan Bunda kamu. Kami tidak bisa menyelamatkan Bunda kamu. Tuhan lebih sayang beliau," tutur sang Dokter.

"NGGAK!!"

"Bunda nggak mungkin ninggalin Sera gitu aja!!! NGGAK MUNGKIN!!" Sera berteriak histeris, ia membanting ponsel yang ia genggam ke lantai sampai hancur berkeping-keping.

PANGERAN GUE! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang