Bagaimana kalau jodoh atau soulmate mu adalah musuh mu sendiri?
Kacau. Takut. Juga Cemas.
Itu yang selalu berada di bayang-bayang Choi Hyunsuk.
Menjadi Mate dari Park Jihoon bukanlah perkara yang mudah, apalagi mengingat mereka berdua memiliki masal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
"Ugh.. aku mual.." Jihoon membuka matanya. Dengan perlahan menatap ke arah sekitar. Cepat-cepat ia bangun saat merasakan dorongan dari dalam tenggorokannya.
"Hoekkk!" Jihoon mengeluarkan benda cair yang berasal dari perutnya. Setelah itu kembali melakukan aktivitas yang sama. Beberapa kali ia mengeluarkan isi perutnya sampai dirasa tak ada lagi yang ingin keluar.
"Ugh, sialan!" Kini Jihoon memegang jidatnya yang berputar-putar. Perasaanya sebelas duabelas dengan apa yang ia rasakan saat menaiki wahana rollercoaster.
"Ugh.. menyebalkan..." kepalanya masih berputar, namun kini sudah lumayan mendingan.
"Apa yang sudah kulakukan?" Jihoon merenungi kelakuannya.
Ia tak pernah seperti ini. Seberapa frustasinya dia, ia tak pernah minum-minum. Ini buruk, sangat. Hyunsuk telah membuat perasaanya sangat kacau. Ada apa sebenarnya? Kenapa ia jadi seperti ini?
Oh ya, ngomong-ngomong tentang Hyunsuk... ia khawatir.
Kesadaran Jihoon seketika bangun. Ia bangkit dari posisinya dan berjalan keluar dari toilet.
"Jae?" panggilnya ke sekitar ruangan. Sepertinya ia tak merasakan keberadaan Jaehyuk di sini.
Matanya menangkap beberapa post it yang ditempel di pintu kulkas.
Jihoon melirik pesan pertama.
'Aku ada jadwal kencan, jangan mencariku!'
Bibirnya berdecih. Matanya menatap tempelan lain.
'Aku meninggalkan minuman pereda mabuk. Minum itu, dan renungi sikapmu!'
Bibir Jihoon terkekeh pelan. Ia beralih ke sebuah post it yang menyatu dengan pesan yang baru ia baca.
'p.s jangan lupa ingat apa perkataan ku semalam! Ku harap kau tidak terlambat ya!'
Dahi Jihoon mengerut. Semalam? Terlambat? Jaehyuk ngomongin apa sih...
Lalu matanya kembali menatap post it terakhir.
'Jika kau sudah ingat, pergi ke alamat ini oke? Aku mendapatkannya susah payah dari Asahi...'
Lalu terdapat sebuah alamat rumah sakit beserta sebuah nomor kamar.
Siapa yang sakit?
Jihoon menggeleng pelan, merasakan pening yang tiba-tiba menyeruak masuk.
Ia terduduk di atas kursi. Netra terangnya menangkap sebuah botol minuman yang dibicaralan Jaehyuk. Tanpa berpikir panjang, Jihoon meneguknya.
Beberapa saat, mual dan pusingnya sedikit reda. Ia menghela nafas, beralih meminum air putih.