Happy reading !
.
.
"Udah lo pada pesen aja! Gue bayarin," Angkasa langsung ngacir begitu saja ke beberapa stand makanan, memesan apa saja yang ia inginkan, toh Angga yang bayar.
Angkasa datang dengan satu buah nampan besar di tangannya, Angga membelalakan matanya begitupun dengan yang lain, inimah uangnya bakal abis sama Angkasa doang! Lihat, makannya banyak sekali.
"Gila lo! Lo makan sebanyak itu?" Tanya Nayra.
"Ya abisnya gimana ya, kan rezeki gitu! Selagi bukan gue yang bayar, bomat lah." Angkasa mulai melahap makanannya, mulai dari bakso, cireng, batagor, cilok, cimol, somay, kentang goreng, sosis bakar, dan masih banyak lagi.
Yang lain saja merasa kenyang melihat banyaknya makanan yang di pesan oleh Angkasa, ini kayanya kalo Angkasa ikut mukbang, bisa deh!
"Ikut mukbang sana, kak!" Suruh Fiona.
"Kalo ada yang bayarin, aku ikhlas," Xavier menimpuk Angkasa dengan bungkus permen karet yang sedari tadi ia pegang.
"Kan Xavier otaknya ilang, bungkusnya masuk ke dalem kuah bakso gue bangsat!"
"Bodo."
~~~
"Kamu gak ke kantin, Ar?" Tanya Hana, Ardana menggeleng lalu meletakan kepalanya di pundak Hana.
"Kenapa?"
"Males."
Hana mengusap rambut lebat Ardana yang ada di pundaknya, diam-diam ia tersenyum sinis karna berhasil menjauhi Ardana dari teman-temannya.
"Huek.."
Ardana terlonjak saat Hana mengeluarkan cairan dari mulutnya, gadis itu muntah. Ardana menatap Hana khawatir.
"Ke rumah sakit, mau?" Hana mengangguk, kepalanya pusing sekali.
Ardana berdiri terlebih dahulu, ia membopong Hana menuju gerbang. Kebetulan sekali Alya melihat Ardana yang sedang membopong Hana, karena penasaran Alya berjalan menghampiri Ardana, rindu juga rasanya.
"K-kak?" Panggil Alya, ah padahal ia sudah berjanji untuk tidak muncul di hadapannya Ardana, tapi mau bagaimana lagi? Rindu Alya sudah tidak tertahan.
"Minggir lo!" Namun Alya tetap diam, ia melirik Hana yang sedang menahan pusing di kepalanya.
"Kakak mau kemana?" Tanya Alya, Ardana memutar bola matanya malas, ah kenapa Alya masih berdiri di tempatnya?!
"KALO GUE BILANG MINGGIR, YA MINGGIR ANJING!!" Alya dan Hana terlonjak, yang mereka tau selama ini Ardana selalu menjaga ucapannya ketika bersama dengan perempuan, tapi apa ini?
Ardana menyenggol bahu Alya dengan kasar hingga gadis itu hampir saja terjatuh, Ardana masih setia membopong Hana menuju parkiran umtuk mengantar gadis itu menuju rumah sakit.
"Kamu gak harusnya bentak Alya kaya tadi." Ardana menghela napas lelah.
"Gak usah urusin cewek itu, yang penting sekarang itu keadaan kamu." Ardana membantu Hana naik ke motornya, yah sekarang ada orang baru yang menaiki jok motor itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARDANA (END)
Teen FictionBagaimana jadinya kalau gadis polos bertemu dengan sang ketua geng yang cukup di takuti oleh banyak orang? Akankah pertemuan yang tidak di sengaja ini akan membawa malapetaka atau sebaliknya? Apakah Ardana kembali membuka hatinya untuk Alya sang gad...