Berjalan di pagi yang cerah, di tengah sejuknya perkotaan hal ini berbanding terbalik dari kesan kota-kota di indonesia.
Kota yang cerah dan hijau, mungkin karna saat itu di pagi hari sekitar jam 7 waktu indonesia tengah pemandangan terang benderang akan terbitnya fajar sangat menyejukan dihati Setiap orang.
Kota itu adalah ibu baru indonesia letaknya di Kalimantan, walau pada waktu pembagunanya di Cekal banyak pihak karna di nilai bakal mencemari hutan alami,menguragi oksigen, dan ketakutan yang di bagun pihak-pihak berkepentingan kepada publik akan ancaman lahan-lahan hutan yang di jadikan industri serta efek samping buruk lainya.
tapi kenyataan itu berkata lain, alasanya Tenapa? itu adalah kata yang sering di ucapkan Oleh seorang remaja murung.
remaja itu berabut hitam dan bermata merah, Ciri fisik yang jarang dimilik oleh sebagian besar Orang, walapun begitu ia tidak ubahnya seorang Remajalainya.
tinginya sekitar 168, tidak gemuk lebih ke Komposisi yang pas yaitu sekitar 55kg beratnya.
Remaja itu bernama Renaldi.
sembaring duduk dengan posisi mendengkak ke Atas melihat pohon, namun perasaan yang Memenuhi hati adalah rasa kecewa, lebih tepatnya kecewa pada dirinya sendiri.
Alasanya mungkin karna kegagalan yang sering dia alami, terus menerus, hinga titik dimana kata kegagalan adalah suatu kata yang menjengkelkan tapi juga mengambarkan kenyataan.
Lalu kegagalan macam, karna setiap orang dalam memandang kegagalan itu berbeda-beda.
Kegagalan dari sisi pandang renaldi adalah kegagalan akan segala hal yang tidak pernah ia lakukan dalam hidup.
Yah itu adalah penyesalan. karna tidak melakukan apapun yang berguna pada dirinya ataupun orang lain, dan makna akan keberadaannya.
Bermaanfaat untuk dirinya, orangtua, serta bangsa dan negara, itu doa yang sering di panjatkan oleh sebagian orang tua indonesia kepada anaknya.
tapi mengapa doa itu tak terkabul. pikir renaldi.
" baiklah sudah cukup!!"
Sambil menutup buku di pangkuanya, renaldi bagun dari kursi taman.
Mengambil nafas panjang dan pelan, untuk mengambil ketenanganya kembali dari emosi sesaat itu.
Berjalan menjauh.
mengarah ke perkotaan.
Perkotaan relatif tenang, dimana biasanya di penuhi oleh orang yang berangkat kerja namun itu satu jam yang lalu, karna sekarang sudah jam 9 orang-orang sibuk di kantornya masing-masing.
Lantas bagaimana dengan renaldi.
Seperti biasa dia berjalan kesana kemari tanpa ada tujuan.
Tidak ada satupun rasa optimisme dari dirinya.
tetap menunjukan muka suram tanda tidak ada harapan.
rasa sukur adalah rasa yang jarang dia pikirkan dalam benaknya.
Rembaring menyelam dalam lautan pikiran, lamunan itu di pecah oleh sedikit benturan anak kecil yang secara tidak segaja menabraknya.
"aduh!!"
Anak kecil itu jatuh ketanah karna tabrakan tersebut.
Kemudian dia menagis.
"uaaaaaaaaa"
"..."
"uaawwoaaaa"
"cup-cup, udah jagan menagis"

KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel dimensional explorer: becoming another future
Fantasyberkisah pada tahun 2039 di masa depan yang jauh ketika ibu kota indonesia ada di kalimantan, pada saat itu indonesia sangat modern di penuhi gedung-gedung tingi serta teknologi yang sangat cangih. adalah seorang anak SMA bernama Renaldi yang gagal...