抖阴社区

Episode 4

21 3 0
                                        

"Sus, suster. Tolongin anak saya sus! " panggil Agatha saat melihat perawat yang lewat di depannya. Dengan segera perawat itu memanggil teman temannya.

Tidak lama kemudian sekumpulan perawat datang dengan membawa brankar. Liana pun diletakkan di brankar, lalu segera dibawa ke UGD untuk mendapatkan penanganan. Ketika sampai di UGD, Agatha dan keempat anaknya harus menunggu di luar agar tidak mengganggu konsentrasi dokter saat menangani Liana.

Namun Agatha harus pergi untuk mendaftarkan nama Liana di rumah sakit tersebut. Ia ingin Liana mendapatkan perawatan yang terbaik. Setelah itu ia kembali ke ruang UGD untuk menunggu kabar Liana. Mereka menunggu dengan hati cemas. Mereka berharap luka di kepala Liana tidak terlalu parah. Beberapa jam kemudian, dokter keluar dari ruang UGD. Agatha langsung berdiri dan datang menghampiri dokter tersebut.

"Dok, gimana anak saya dok? " tanya Agatha.

"Anak ibu tidak apa apa, hanya saja kepala bagian depan anak ibu bocor akibat benturan. Tapi tenang saja, kepalanya sudah kita jahit. " jawab dokter.

"Nanti anak Anda akan saya pindahkan ke ruang perawatan. " lanjutnya.

"Emm dok, kalau bisa anak saya ditempatkan di kamar VIP ya dok. " ucap Agatha.

"Baik bu, akan kita usahakan. " balas dokter.

"Terima kasih dok. " ucap Agatha pada sang dokter. Kemudian para perawat keluar sambil membawa Liana yang masih terbaring di kasur.

Baru saja mereka ingin ikut pergi ke kamar perawatan putrinya, tiba tiba Agatha mendengar suara perut. Ia menoleh ke arah anak anaknya. Di sana Daffi sudah menyengir tak berdosa. Dapat ditebak kalau suara tadi berasal dari perut Daffi. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke kantin rumah sakit untuk mengisi perut mereka.

*

Di ruang perawatan kelas 2, seorang suster sedang mengganti infus milik seorang gadis kecil. Gadis kecil itu adalah korban kecelakaan pada pukul 04.00 WIB, yang tak lain gadis itu adalah Lucy Angelina. Suster yang mengganti infus milik Lucy merasa kasihan pada Lucy. Di usia yang masih belia seperti ini harus kehilangan kedua orang tuanya.

Sepertinya gadis ini akan diletakkan di panti asuhan setelah keluar dari rumah sakit ini. Karena tugasnya sudah selesai, suster itu memutuskan untuk pergi keluar dari ruang perawatan. Saat ia akan keluar, tiba tiba ia dikejutkan oleh pasien anak kecil yang baru saja memasuki ruang perawatan. Wajah pasien itu sangat mirip dengan pasien yang baru saja ia tangani.

Pasien itu diletakkan di kasur paling ujung ruang perawatan ini. Dan itu tepat bersebelahan dengan kasur milik Lucy. Ketika suster itu ingin menghampiri sang pasien yang baru datang, tiba tiba ponselnya berbunyi. Rupanya temannya yang menelepon dirinya. Temannya itu meminta agar si suster cepat datang ke resepsionis untuk membantunya sebentar. Alhasil ia tidak jadi untuk melihat pasien anak kecil yang baru saja masuk tadi.

"Dok, apa tidak apa apa kita meletakkan pasien ini di ruangan ini tanpa memberi tahu keluarganya? " tanya salah satu perawat.

"Iya dok, tadikan keluarganya minta kamar VIP. " timpal temannya.

"Mau bagaimana lagi, semua kamar VIP sudah penuh. Saya akan bicarakan masalah ini dengan keluarga pasien, semoga saja mereka bisa mengerti. " jawab sang dokter. Setelah itu dokter dan para perawat pergi meninggalkan ruang perawatan.

Di kantin, Agatha dan keempat anaknya sedang menyantap soto hangat. Di sana mereka juga sedikit berbincang bincang dan bercanda. Agatha juga telah memberi tahu suaminya kalau Liana masuk rumah sakit. Namun sampai sekarang belum ada balasan dari suaminya itu. Sepertinya dia sedang sibuk.

"Ma, mama udah kasih tau ayah kalo Liana masuk rumah sakit? " tanya Joy.

"Udah, tapi kayaknya ayah lagi sibuk. " balas Agatha.

"Woi sakitlah!!! " Agatha seketika menoleh ke arah Daffa yang berteriak kesakitan.

Rupanya Daffa sedang dijahili oleh Daffi. Selain hiperaktif, Daffi juga anak yang jahil. "Daffi, jangan jahilin Daffa terus. " nasihat Agatha.

"Heheheh, iya ma. " Daffa yang pipinya baru saja kena cubit oleh Daffi, hanya menatap saudara kembarnya dengan sinis.

"Ayo buruan habisin, kita harus nemenin Liana. " ucap Agatha. Mendengar itu anak anaknya langsung melahap makanan mereka.

Beberapa menit kemudian, keempat anak Agatha telah menghabiskan makanan mereka. Sehabis makan siang, mereka segera menuju ke tempat Liana di rawat, tapi sebelumnya mereka ke resepsionis terlebih dahulu untuk bertanya di mana ruangan Liana.

"Mbak, ruang rawat atas nama Liana Winifred di mana ya? " tanya Agatha.

"Pasien atas nama Liana Winifred ada di lily room kelas 2. " jawab perawat.

"Mbak gak salah nyebut ruangan kan? Saya kan sudah minta pada dokter untuk menempatkan anak saya di kamar VIP. " protes Agatha.

"Untuk itu kami minta maaf bu, semua kamar VIP sudah penuh. Jadi dengan terpaksa anak ibu kita tempatkan di rawat inap umum. " jelas sang suster. Mau tak mau Agatha harus menerima hal itu.

Setelah mengetahui ruangan yang ditempati anaknya, Agatha langsung mencari rawat inap yang bernama lily room kelas 2. Rupanya ruangan itu berada di lantai 2 lorong pertama. Syukurlah tidak terlalu jauh dari lift. Agatha pastinya akan sangat repot dalam hal ini, ia harus pergi bolak balik untuk membeli makan untuk anak anaknya. Lalu harus mengambil baju ganti anak anaknya.

Sesampainya di sana, Agatha melihat gadis kecil yang merupakan buah hatinya. Dengan segera ia menghampiri gadis itu. Kebetulan di sana ada seorang dokter dan dua perawat.  Jadi ia bisa bertanya tanya tentang kondisi Liana. Awalnya Agatha ingin bertanya pada sang dokter, tapi dokter menyela dengan cepat.

"Ibu keluarga dari anak ini? " tanya dokter.

"Iya, saya ibu dari anak ini. " jawab Agatha.

"Kondisi anak ibu mulai stabil, mungkin malam ini atau besok. Anak ibu sudah bisa pulang. " Jelas Agatha dan keempat anaknya yang mendengar itu sangat bahagia. Setelah itu sang dokter pergi meninggalkan Agatha dan anak anaknya.

"Syukur deh kalo Liana sebentar lagi boleh pulang. " ucap Vivian.

"Ma, ayah nelpon nih. " beritahu Daffi. Agatha pun mengambil alih ponsek yang dipegang Vivian.

"Halo yah, ayah kemana aja sih? Dari tadi ditelponin gak diangkat angkat." omel Agatha.

"Maaf ma, tadi ayah ada meeting. Kenapa tadi nelpon? " tanya Randy.

"Liana masuk rumah sakit yah. " beritahu Agatha.

"Kok bisa?! "  kaget Randy.

"Tadi Liana hampir ketabrak motor, untung Daffa liat kejadian itu. Jadi dia dorong Liana biar gak ketabrak motor, tapi Liana malah jatuh ke selokan. " jelas Agatha.

"Tapi Liana udah gak papa kan? " tanya Randy.

"Tenang yah, Liana udah gak papa kok. Nanti malam atau besok dia udah bisa pulang. " ucap Agatha menenangkan.

"Syukur deh. "  balas Randy.

"Yaudah ma, ayah kerja dulu. Masih banyak dokumen yang harus ayah tanda tangani. "  Belum sempat Agatha menjawab, telepon sudah diputuskan oleh Randy. Agatha hanya menghela nafasnya. Beberapa hari ini Randy selalu sibuk dan pulang terlambat. Sudahlah lebih baik ia mengurus Liana dengan baik, pikir Agatha.


Segini dulu ya.
Jangan lupa vote and komen.
See you next time.

Bersambung...

Not TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang