抖阴社区

Chapter 13

4.2K 692 363
                                        

Suara gabrukan keras dari kamar Sunghoon membuat Sunoo dan Jungwon berlari untuk melihat.

"Sunghoon-hyung! Kau kenapa? Baru kejatuhan lemari?"

"Sunghoon-hyung, kapan kau pulang? Kenapa aku tidak dengar ada orang masuk?"

Sunoo dan Jungwon menatap cemas, kepala mereka tersembul dari kanan dan kiri pintu yang terbuka. "Hyung?" ulang mereka bersamaan. "Sunghoon-hyung!"

"Sunoo-ya, Jungwon-ie, penderitaan kita di Busan akan segera berakhir. Malam ini kita kembali ke Seoul dan aku akan secepatnya memesan tiket ke Barcelona. Kehidupan di sini sama sekali tidak cocok untukku. Untuk kita bertiga." Sunghoon berkata, tapi kedua adiknya tak bisa melihat wajah kakak mereka karena Sunghoon menolak untuk berbalik. Mereka saling berpandangan karena tak mengerti Sunghoon bicara apa.

"Well... Hyung, actually I don't think Busan isn't suitable for me. I'm pretty sure that I won't find another Jake even tough I travel around the world... wandering from place to place. I don't want to go home for now."

"Kim Sunoo"—demi apapun, Sunoo bisa mendengar sisa tangis dalam suara parau Sunghoon—"kau tidak tahu apa yang kau bicarakan. Sekalipun kau mencintai Jake mati-matian, kalian akan tetap dipisahkan. Kalian bukan diciptakan untuk berjodoh."

"Ini bukan soal dipisahkan atau direstui, ini soal memperjuangkan." Sunoo berjalan mendekat. Ia ingin melihat air muka Sunghoon lebih jelas. Sunoo memutar tubuh kakaknya dengan paksa meskipun Sunghoon sempat menolak.

"What did he do? Katakan padaku apa yang Heeseung lakukan padamu sampai kau mengambil keputusan dangkal seperti ini, Hyung."

"Kami putus dan semuanya selesai. Minggir."

Sunghoon mendorong Sunoo agar tak menghalanginya berkemas. Koper yang tadi sengaja ia jatuhkan karena terlalu emosi, tergeletak begitu saja dengan posisi terbuka.

Sunghoon tak ingin menyesali apapun. Tak ada maaf bagi Heeseung. Pemuda itu bukan siapa-siapa lagi untuknya.

"Sejak kita kecil, kupikir aku bisa belajar konsisten darimu...," Sunoo duduk di pinggir ranjang, menatap kakaknya dengan ekspresi mencela. Mata Sunoo menyipit hingga menebalkan perasaan sesak di dada Sunghoon.

"Sejak dulu kau selalu membantah semua orang. Ibumu, ayahmu... semuanya. Kau mengejar mimpimu dan menolak dibentuk menjadi pebisnis. Setelah mimpi itu tercapai, setelah kau jadi atlet hebat, kau dengan mudahnya pergi ke Barcelona, menjadi warga lokal di sana dan banting setir jadi desainer. Kupikir dulu ibu dan ayahmu sangat otoriter, tapi sekarang aku berani bilang kalau cara berpikirmu memang begajulan."

"Berhentilah menceramahiku dan kemasi barangmu, Kim Sunoo." Sunghoon tak mengangkat matanya dari tumpukan baju. "Kau juga, Jungwon-ie. Jangan memperlama penderitaan kita di sini hanya karena ingin bersama Jay."

"Aku tidak mau berhenti menceramahimu. Aku mau kau sekali-sekali mendengarkan sesuatu yang tak ingin kau dengarkan, Sunghoon-hyung." Koper direbut dan ditutup paksa karena Sunoo tak mau Sunghoon mengabaikannya. "Lihat aku, Hyung!"

"Sunoo-ya!" Sunghoon ikut berteriak. "Aku ini kakakmu!"

"Menerima cinta Heeseung berarti menyeret dirimu pada peperangan yang sangat serius. Bertempur melawan keluarga besar kita. Apa kau tidak memikirkannya dari awal, Hyung?"

"Sunoo-ya. Kubilang diam!"

"Aku tidak mau diam, ini mulutku dan terserah aku menggunakannya untuk apa." Sunoo mendesak Sunghoon agar mengikuti arah pembicaraannya. "Hyung, you dissapoint me."

"Ini salah Heeseung! Dia yang membuatku kecewa! Kalau kau mau marah, marah saja padanya!" bentak Sunghoon. "Aku jauh-jauh ke rumahnya. Mencoba memperbaiki hubungan, memohon-mohon seperti orang bodoh dan dipaksa mendengarkan kalau dia ingin dipecat. Kau pikir sekuat apa aku, Kim Sunoo? Sampai-sampai kau menganggap aku masih sanggup untuk mendengarkan semua makianmu setelah si bajingan itu mencampakkan aku?"

38 Days in Busan | ENHYPEN ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang