You're My Destiny [JaemRen/No...

By Nuoyii

57.3K 2K 83

Mengandung 🔞 dan⚠️ BXB⚠️[END]Renjun seorang pria dari china yang harus pindah dan bersekolah di korea kemudi... More

NOTE
1. first time you see me
2.
3.Now i know U
4. Na jaemin🔞
5.
7.Lee jeno
8
9.
10.
11.🐰🦊
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.🔞🔞🔞🔞
19.
20. the finale of my story
💔❤️ ❤️💔
ˡ
hope you enjoy

6

1.2K 84 0
By Nuoyii

Tak terasa sudah hampir 1tahun lebih 1 semester saja aku bersekolah disini. Hari ini jaemin ada pertandingan basket melawan kelas 11 lainnya. Aku bersama chenle dan haechan datang ke area lapangan guna menyemangati semuanya, pertandingan berkahir dengan damai dan meriah yang dimenangkan oleh kelasku, jelas saja menang 2 jagoanku disana mueheheeheh(っ˘ω˘ς ) becanda (¬_¬) jangan di gebukin.

Meskipun aku menyukai jeno tapi tetap saja jika disuruh memilih aku lebih memilih jaemin meskipun keduanya sama sama menarik dimataku, semakin lama aku bersama jaemin perlahan semakin memudar juga perasaanku yang dulu sempat ada untuk jeno, eum... tidak memudar sih, tapi lebih ke kadang ada dan kadang tidak, tergantung mood ku sepertinya haha.

Pertandingan telah usai, ku lihat tim basket kelasku sedang berada dipinggir lapangan semua, kami ber3 buru buru turun dari bangku penonton dengan modus membawa minuman untuk mereka, tadinya aku hanya akan membawanya untuk jaemin tapi karena takut semakin dicurigai yang lainnya kecuali haechan jadinya kubawakan saja semuanya. Ya haechan sudah tau soal hubunganku, dia mengintrogasiku waktu itu karena curiga dengan sikap jaemin yang berbeda kepadaku. Alhasil kami berdua malah curhat soal hubungan masing masing.

"Haii capek banget ya semuanya, nih gue bawaan minum" ucapku dengan memandang semua anggota tim jaemin yang sedang duduk bersila di pinggir lapangan di ikuti oleh aku, chenle dan juga haechan.

Jaemin hanya tersenyum dan mengerti maksud dari kata "semuanya" itu. Kemudian mengambil botol aqua yang kubawakan tadi, 1 per 1 botol itu mulai berkurang karena diambil oleh masing masing orang.

"Capek ya mark" ucap haechan sambil menyeka keringat yang berjatuhan dari wajah mark dengan sapu tangan.

"Iya nih untung menang" jawab mark dengan sedikit mengacak rambut haechan dan sebuah senyuman kecil.

"Menang dong kan yang nyemangatin aku"(づ ̄ ³ ̄)づ ucap haechan sambil memeluk mark dengan manja.

"Iya lah kalo gak ada kamu gak mungkin kayanya aku bisa nyetak skor"

"Udah dong jangan peluk peluk gini malu di liat orang" tambah mark.

"Eh iya yah nanti ada yang iri lagi sama kita" ( ͡° ͜ʖ ͡°) julid haechan.

"Hah iri? Siapa?" Tanya mark.

"Ya aku gak tau, orang iri mana bakal nunjukin kalo dirinya iri"( ͡ᵔ ͜ʖ ͡ᵔ) sambil melihat kearahku.

Demi apa jika tidak sedang dilapangan akan ku cakar habis dia (ఠ益ఠ) wajahku seketika berubah menjadi merah padam ketika lirikannya mengarah padaku, tanganku mengepal menahan emosi yang tak bisa ku luapkan ini.

Aku hanya memalingkan muka kesamping tubuhku, menghindari pemandangan yang dibuat secara sengaja itu, kesal dengan haechan yang terus menggoda ku dan ya sepertinya pribahasa "sudah jatuh tertimpa tangga pula" memang diciptakan untuku, bukannya menghindari pemandangan yang menyebalkan tadi, aku malah disuguhi oleh pemandangan baru antara chenle dan jisung,

"Capek ya jie" ucap chenle yang sedang mengelap ngelap keringat di wajah jisung, dengan posisi jisung yang duduk dengan kaki lurus kedepan tangannya menahan tubuhnya dibelakang, kakinya juga sedikit terbuka menyediakan ruang untuk chenle mengusap keringatnya.

Haechan yang menyaksikan kesialan ku hanya tertawa sejadinya tanpa memperdulikan sekitar. Aku yang bingung harus marah atau tidak hanya bisa diam menahan emosi yang kini benar benar hampir meledak.

" Loh ada yang lucu?" Tanya jeno pada haechan.

"Ada jen hahahah" jawab haechan menertawaiku tanpa henti.

"Ya tuhaaannnnn gini amat punya hubungan di privat dan teman laknat"tangisku dalam hati.

"Haechan sialan"

"Apa?" Tanya jeno bingung.

"Itu depan lo jen hahahah" jelas haechan sambil menyeka air mata yang keluar karna tawanya.

"Mana ?? Ini??" Dibarengi dengan satu senyuman dan satu colekan di daguku.

"Eh jen" aku yang kaget langsung melihat ke arah jaemin begitu pun haechan dia menghentikan tawanya dan melihat ke arah jaemin dengan ekspresi panik.

"Eheeem" jaemin berdehem dengan kepala yang bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang sedang melakukan pergangan otot leher.

"Jangan di colek colek jen, dia bukan siapa siapa lo" jelasnya dengan raut wajah yang benar benar siap mempertahankan miliknya.

Ku lihat mark dan haechan juga kaget atas ucapan jaemin.

"Chhh konstribusi lu dihidup gue apa berani ngelarang larang gue" jawab jeno.

"What happened dude?" Bingung mark karena seinget mark mereka tidak pernah bicara dengan nada seperti ini.

"Gak papa, cuman jaemin aja yang lagi sensi kayaknya" jawab jeno sambil tersenyum kearah ku.

"Ehh"

aku yang terus menerus kaget dengan semua hal yang aku alami ini hanya duduk memainkan ujung baju dengan pandangan yang terfokus pada lantai tapi sesekali mencuri pandang pada haechan, ku lihat raut panik terukir juga diwajahnya.

Kurasa Guna menghindari perkelahian jaemin lebih memilih untuk diam.

"Lagian kan renjun juga belum ada yang punya" Senyum tengil jeno sambil merangkul bahuku.

"Lee jeno" jaemin berdiri dengan tangan yang mengepal, siap menghancurkan apapun yang ada di depannya.

Aku yang juga takut kemudian berdiri mengabaikan rangkulan jeno. Kemudian jaemin benar benar menarik tanganku dengan kasar sangat sangat kasar dan balik merangkulku.

"Mungkin udah saatnya..." jaemin menarik nafas dibarengi dengan mata yang tertutup kemudian terbuka secara perlahan.

"Sorry tapi Kali ini renjun benar benar milik gue"

Semua orang disana hanya menatapku diam, aku yang bingung harus apa hanya mengangguk pelan.

"W-what?? D- dari kapan?" Tanya mark.

"Seminggu setelah dia pindah kesini" jelas jaemin tapi tatapannya masih terkunci pada jeno.

"Selama ituuu???? Kenapa gak ada yang ngasih tau lele????" Sambung chenle kecewa.

"M-maaf " balasku

"Oh, o-oke lagian gue juga cuman mastiin doang kok" jawab jeno yang entah itu ekspresi kecewa, tak percaya marah atau apa aku tak tahu.

"G-gue cari angin bentar" pamit nya kemudian berlalu pergi dari hadapan kami semua.

"Gue, gue susul bentar ya"khawatir mark yang kemudian juga pergi.

Kami semua terdiam beberapa saat

"Jaem" lirihku memecah keheningan.

"Udah gak papa(⌒‿⌒)"
-

-

-
1 bulan berlalu ...

semenjak kejadian itu hubungan antara jaemin dan jeno tidak sedekat dulu terlihat sekali bahwa ada jarak diantara mereka. Aku sepenuhnya merasa bersalah atas masalah ini, karena meskipun jeno dan jaemin tidak tahu tetap saja aku salah! aku sudah menyukai 2orang dalam 1 hati. Meskipun cintaku kepada jaemin lebih besar dan jika digambarkan dengan angka itu 80% untuk jaemin dan 20%nya untuk jeno. Selama ini aku tidak pernah ada komunikasi dengan jeno selain di hari pertama aku jatuh hati padanya. Dia memang sedingin itu kepada orang kecuali jaemin dan mark.

Malam ini aku tengah berada disebuah minimarket yang buka 24 jam karena keperluanku yang sudah hampir habis semua sekalian membeli beberapa camilan untuk mengisi kulkas dirumahku yang kosong.

"Duh bisa banyak gini ya gue belanja, bodo deh pacar gue kan kaya kalo abis tar minta lagi(ง ื▿ ื)ว" Pikiran kacauku.

"Boleh barang yang berat dulu yang di dahulukan ko"

"Oh ia" kemudian aku mengambil satu persatu barang yang diperintahkan kasir.

"Tit"Suara benda terakhir yang di scan.

"Totalnya.."

"Bayarnya pake ini" suara seseorang memotong omongan kasir sambil menyodorkan sebuah kartu.

"Baik, ditunggu sebentar ya"

"J-jeenoo"(⊙_⊙)

"Haii(.◜◡◝) " sapanya.

"Gak sama jaemin?" Tanyanya

"E-enggak, itu, ... Anu.. aku kenapa dibayarin?" Tanyaku balik dengan canggung dan gagu.

"Kenapa emangnya ?" Sambil meminum minuman yang mungkin dibelinya tadi.

"Mbak sama minuman saya sekalian, belum di scan tadi"

"Baik, sebentar ya"

"Tit"

"Sudah" ucap kasir kemudian memberikan balik minuman jeno tadi.

"Terima kasih"(.◜◡◝)

"Nanti aku gant..."

"Ini total nya 2.300.000 ya, terima kasih sudah berbelanja disini"

Hendak saja aku akan berbicara pada jeno namun terpotong oleh kasir.

"Makasi ya mbak" ucapku sambil mencoba membawa semua kantong plastik yang sudah dirapihkan oleh kasir.

"Bisa bawanya?" Tanya jeno.

"Bisa kok jen" bohongku yang susah payah membawa mereka semua.

"Haha, sini aku bawaain gak usah bohong gitu" jeno terkekeh melihat aku yang susah payah membawa mereka dalam sekali angkat.

"Gak usah jen gak papa aku bisa kok" tolaku.

"Sini udah !! Jangan maksain gitu, nanti kamu kenapa napa"

Entah kenapa aku hanya diam dan menurut saja (〒﹏〒) ku rasa aku masih terhipnotis akan kehadirannya tadi yang secara tiba tiba muncul dan membayar semuanya.

Total kantong plastik ada 3 , namun 2berukuran besar dan yang 1 berukuran medium berisi snack yang sudah pasti itu tidak terlalu berat.

"Ini aku bawa yang ini kamu yang itu" pintanya dengan mengangkat 2 plastik besar itu sekaligus dengan 1 tangan"

"Anjir dia manusia apa hulk?! Kuat banget" (ಥ﹏ಥ)

"Eh emang gak papa jen? Berat gak? Duh gak usah deh, nanti aku bayar tukang parkir aja buat bawain ini"

"Gak papa ren(.◜◡◝) Apaan segini doang lagian, yaudah yu, kamu mau kemana abis ini? Bawa mobil gak? Kalo enggak Aku anter" tawarnya.

Aku yang dilema antara dianterin jeno, naik taksi online atau telepon pak dian hanya terdiam tak bersuara disepanjang perjalanan kami hingga keluar dari minimarket itu.

Hingga tiba tiba aku menghentikan langkahku dan memutuskan untuk pulang dengan taksi online.

"Jen aku.."

"Lah kok kamu tau kalo ini mobilku ?"ucapnya memotong ucapanku.

"Hah???"

"Sial apa iya ini mobilnya? Bisa bisanya gue salah ngeberentiin kaki"

"tapi jen aku baru aja mau ngomong kalo aku mau naik taksi aja, aku gak tau kalo ini mobil kamu, tadi aku asal berenti aja serius!"jelasku

"Naik taksi? Jam 11 malem? Masi ada yang beroperasi?"

Buru buru aku mengambil hp di saku ku and shiitt ternyata ini benar benar sudah jam 11 malam, berapa jam waktu yang ku habiskan untuk belanja tadi?.

"Eummm kalo gitu aku minta jemput supir ku aja nanti, kamu kalo mau pulang, pulang aja jen ! makasi ya uda bantuin bawa, uang yang tadi nanti aku ganti"

"Kenapa ? Takut jaemin marah ya kalo pulang bareng aku?" Tanya jeno sambil meletakan belanjaanku dibagasi mobilnya.

"Itu belanjaan aku mau dikemanain?"

"Mau dianterin kerumah kamu soalnya yang punya gak mau ikut dianter"

"Duh jen gak papa gak usah repot repot nanti aku pulang sama supir rumah kok" kesal ku sambil mencoba mengeluarkan belanjaanku kembali dari dalam bagasinya.

"Aku anter !!!" Jeno menggenggam pergelangan tanganku guna menghentikan aku yang terus berusaha membawa kembali belanjaan yang sudah ia letakan di dalam bagasinya

"Gak usah jen aku bisa sendiri"

"Aku anter pokonya"

"Gak jen gak usah maka...."

"Renjuunnnn!" Bentaknya dengan genggaman yang semakin kuat pada pergelangan tanganku.

Aku hanya membalas tatapannya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Eh! sorry sorry !!!" Jeno tiba tiba melepaskan genggaman nya dan menyesali prilakunya barusan.

"Pliss sekali ini aja aku anter kamu!"

Sebenarnya aku bukan tidak mau diantar oleh jeno hanya saja aku benar benar menghargai jaemin, aku tidak mau jika nanti ada salah paham atau hal sejenisnya.

"Kenapa?? Takut jaemin marah?"

"Bukan takut! Aku cuman ngehargain jaemin, kamu dan persahabat kalian aja!!!"

"Chhh" dia membuang muka disertai smriknya.

Jeno menutup bagasi mobilnya dengan belanjaan ku yang masi tertinggal di dalam itu.

"Loh jen kok di tutup" panik ku

"Kamu Rese !! lama !!" Kemudian jeno menggendong tubuhku seperti koala dan memaksaku untuk masuk kedalam mobilnya.

"jenoo kamu mau ngapain ??? turunin aku jen" paniku

"Brrruuukkk" telat pintu mobil sudah ditutup dan dikunci sementara menunggu sang pemilik masuk, jeno memutar arah untuk mengambil kursi kemudi, membuka kunci pintu lagi dan "bruuukk" kini dia sudah disampingku.

Ya aku memang tidak sememberontak seperti ketika jaemin melakukan hal yang sama padaku. Karena dari pengalaman itu rasanya hanya akan sia sia saja aku berteriak dan berontak. Aku hanya duduk kalem dengan menyilangkan ke dua tanganku dan memasang muka datar pada jeno, toh jeno juga tidak mungkin berbuat jahat padaku.

"Oke jadi sekarang kearah kiri apa kanan?"tanya jeno.

"Kiri"ucapku datar.

"Datar banget sih tuh muka"

"Lagian orang gak mau dipaksa" jelasku ku lagi tanpa merubah posisiku.

"Iya deh sorry"

"By the way... dulu waktu masih kelas 1 aku sempet liat kamu sendirian di kelas, waktu itu aku mau nyamperin kamu, tapi pak guru tiba tiba manggil aku buat ngurus 1 hal. Dan pas aku balik lagi, aku gak sengaja liat kamu ciuman sama jaemin di kelas, jadinya niatku batal buat nyamperin kamu, dan hal itu udah ganggu pikiran aku banget selama ini, aku mau bilang kamu pacaran sama dia, tapi kamu gak kaya orang pacaran ! mau bilang gak pacaran, tapi yang dikelas itu apa?!. makannya kemaren aku cuman mastiin aja, kalo kalian pacaran jaemin pasti bakal kesel kalo kamu aku gangguin, dan ternyata ini kenyataannya aku kalah cepat dari dia"(.◜◡◝) ucapnya to the point.

"Haahh??" Kagetku sambil melihat kearah jeno dengan tatapan tak percaya

"Hhhh biasa aja kali  mukanya" jeno sedikit tertawa melihat ekspresiku.

"Kamu liattt itu?"

"Astaga sumpah gue malu banget, harus gue jawab apa omongan jeno ini ???" -renjun

"Ya jelas aku liat, makannya aku kaya gitu tadi, buat mastiin aja sih kamu pacaran atau enggak sama jaemin"

"Apa jangan jangan..."

"D-dan vas bunga yang jatuh waktu itu???"

"Vas bunga?? Oh iya aku gak sengaja nendang itu si, hehe, lagian ngalangin jalan banget"

"Bisa bisanya jeno liat itu, astaga musti gimana gue??? Malu banget"

"Terus tujuan kamu nyulik aku kaya gini cuman buat ngomongin hal gak penting itu ??"

"Gak usah pura pura bego dan gak peka gitu deh ren !" balasnya

"Bukan pura pura, aku emang gak ngerti maksud kamu" merubah posisiku dengan memfokuskan pandangan padanya.

"Hhhhh renjunnn" helaan nafasnya.

kemudian jeno memijat kecil dahinya,

Setelah itu dia hanya fokus menyetir dan diam tak bersuara hampir 2 menit lamanya

"Kok diem sih jen ??" Tanyaku memecah keheningan.

"Lagian kamu jadi orang gak peka gitu !!! Kalo gak ada apa apa mana mau aku bayarin dan anterin kamu kaya gini !!

"Ya lagian siapa juga yang nyuruh kamu bayarin belanjaan aku ??? Kamu sendiri malahan yang maksa dan gendong aku ke mobil ! Toh bakal aku gantiin uangnya kok !" Kesalku

"Eh enggak ! Gak gitu maksudnya ren, maksud aku ..."
"Huh mampus salah ngomong gw !" -jeno

"Nanti aku transfer balik !" Potongku.

"Ren jangan ngambek ! Aku gak butuh uang itu" Panik jeno.

"Aku, aku gak maksud perhitungan atau apa, cuman kesel aja, aku tuh suk..."

"Drrrrt..drrrrtt...drrrrttt" nada dering hpku memotong omongan jeno.

"Siapa?" Tanyanya.

Aku melihat handphone ku guna menjawab panggilan itu but, whatt?? Ternyata jaemin yang menelepon ku, aku tak tau harus bagaimana antara mengangkatnya atau membiarkannya.

"Jen kamu diem dulu ya" pintaku panik.

"Tapi loudspeak"pintanya lagi

"Gilla kamu?" Dengan menatapnya tajam

"Hallo jaem?"

"Kamu lagi apa? Aku ganggu gak?"

"Kalo keluar jam segini kira kira mama kamu ngebolehin gak?"

"Hah? Emang kamu mau ngapain?"

"Eheeemm" suara jeno yang kurasa memang sengaja berdehem.

"Ehh?? Kamu lagi sama siapa? Tadi suara apa?"

"Jenooo bangs*at" umpatku dalam hati.

"Eu.. itu ...anu .. jaem.."

"Kenapa sayang? Kamu gak papa kan?"

Kemudian jeno merebut paksa hp yang sedari tadi ku pegang dan mematikan panggilan jaemin tadi.

"Jenooooo!! Kamu apa apaan sih, siniin hpku !!! Siniin Cepat !!!!"ucapku yang benar benar sudah marah sekali kemudian memukul kedua lengannya.

Dia menepikan mobilnya dipinggir jalan kemudian mengetikan sesuatu di hpku, setelah itu dia memasukannya kedalam saku celana miliknya dan kemudian lanjut menyetir lagi. Aku tidak tahu kepada siapa dan apa yang dia ketik.

"Jen jangan kurang ajar deh ! handphone itu privasi orang, secara gak langsung kamu udah langgar privasi aku" kesalku.

Jeno hanya diam tanpa menjawabku kemudian mengemudikan mobilnya lebih cepat dari tadi. Dan sialnya tanpa ku sadari ternyata ini bukan arah jalan kerumahku.

"Aku gak bakal ngasih handphone kamu sebelum kamu sampe dirumah"

"Jangan ngada ngada ya kamu !"

"Ini aku mau dibawa kemana lagian?" Sambungku

"Mau aku bawa buat nemenin aku" jeno smrik.

"Cihhh jangan aneh aneh deh!!!"

"Balikin handphone aku !!!!" Tatap ku tajam Dengan menyodorkan sebelah tanganku.

Bukannya memberikan hpku jeno malah memasukkan jarinya di sela sela jari jariku.

"Dishhh" aku memalingkan muka sambil memutar kedua bola mata dan menyenderkan tubuhku lagi kebelakang kursi. Sia sia saja, orang ini aneh sekali.

-

-

-
Kami turun dari mobil, dan ternyata jeno membawaku ke sebuah club malam. Cihhh dia pikir aku bodoh! Sudah jelas aku tahu betul apa tujuannya.

"Turun! Ayo!" pintanya sambil membukakan pintu mobil untuku dan menyodorkan tangannya.

"Aku bisa sendiri minggir !!"
-

-
Aku dan jeno sudah berada di dalam club, jeno memasan beberapa botol minuman beralkohol.

"Sialan, ternyata pergaulan jeno seperti ini!" -renjun

Aku hanya mengikuti rencananya saja, tanpa jeno sadari jika sedari tadi aku tidak minum terlalu banyak, aku tidak benar benar minum! Hanya sedikit saja yang aku telan guna menjaga kesadaranku dan aku sedikit penasaran juga hehe, gimana sih rasanya minuman beralkohol ini, berbeda dengan jeno!! Dia kini sudah kehilangan kesadarannya mungkin terbawa suasana karena terlalu setres memikirkan aku dengan jaemin. Chhh senjata makan tuan.

Aku mengambil hpku dari sakunya kemudian hendak pergi meninggalkan dia disana sendirian!
Setelah beberapa langkah maju, tiba tiba langkahku terhenti, dan berbalik arah melihatnya kembali yang tak sadarkan diri di atas meja bar itu. apa aku akan benar benar tega meninggalkannya sendiri dalam keadaan mabuk tak sadarkan diri seperti itu?

"Hhhhh" aku membuang nafasku malas.

Aku balik berjalan kearahnya. Memopong tubuhnya yang lebih besar dariku ketempat jeno memarkirkan mobilnya tadi, jujur saja, meskipun tadi jeno sangat menyebalkan, tapi ternyata rasa suka dihatiku masih ada untuknya, karena itulah aku memilih kembali untuk membawanya pulang.

"Brruukk" ku dudukan jeno ditempat duduku tadi dan kali ini aku yang menyetir.

Selama perjalanan Aku hanya bingung harus membawanya kemana di jam 1 pagi seperti ini dengan keadaan aku yang tidak tahu asal usulnya ini. Hingga akhirnya benar benar tidak ada pilihan lain selain membawanya kerumahku!

Maaf kalo ada typo!
Next ..

Continue Reading

You'll Also Like

82K 6.3K 24
⚠️🔞⚠️ Chenle yang kaget saat dimana sang ayah membawa dua orang asing ke dalam rumah nya yang dimana mengaku kalau mereka adalah ibu tiri dan kakak...
8.9K 1.1K 15
Sudah belasan tahun persahabatan si kembar─Jeno, Jaemin─dengan Renjun. Apakah mereka masih merebutkan posisi sebagai calon menantu Nakamoto, atau ti...
16.7K 1.3K 12
[bxb] [norenmin area] Suatu hari Renjun merasa Na Jaemin, si murid pindahan dari Jepang, tidak hanya akan menjadi teman seperti biasa. Tapi ia yakin...
18.8K 518 60
saling memahami itu emang sulit, apalagi di hubungan yang hanya karna perjodohan. . . . . . :::::::::::::::::::::::::::::: BL/BXB/YAOI CHAT VER. JENO...