¶¶ÒõÉçÇø

Beside You : Markhyuck

By hae-fullsun

196K 11.1K 540

[COMPLETED] Hanya karena taruhan, Mark harus menjalin kasih dengan Haechan yang notabenenya orang yang menyuk... More

Important Notes and Cast
Part One
Part Two
Part Three
Part Four
Part Five
Part Six
Part Eight
Part Nine
Part Ten
Part Eleven
Part Twelve
Part Thirteen
Part Fourteen
Part Fifthteen
Part Sixteen
Part Seventeen
Part Eighteen
Part Nineteen
Part Twenty
Part Twenty One
Part Twenty Two
Part Twenty Three
Part Twenty Four
Part Twenty Five
Part Twenty Six
Part Twenty Seven
Part Twenty Eight
Part Twenty Nine
Part Thirty
yupi's notes (pls read)

Part Seven

5.4K 371 13
By hae-fullsun

─────

Chapter Seven : jealous?

─────



Haechan kini sedang bersama dengan Renjun di taman kampus mereka karena sudah waktu kosong, jadi pemuda berkulit tan itu mengusulkan untuk makan di taman. Ia pun menceritakan kejadian semalam dimana Mark meninggalkannya tanpa memberi kabar sampai sekarang seperti ditelan bumi hingga bertemu dengan teman mereka semasa sekolah dulu.

"Dia mengatakan bahwa dia mengenalmu! Masa kau tidak kenal?" Kata Haechan kesal, pasalnya Renjun mengaku bahwa dirinya tidak mengenal Hyunjin. Tapi kenapa Hyunjin mengetahui dirinya dan Renjun?

"Aku lupa, Haechan! Astaga, otakku saja tidak mampu berpikir setelah terkuras di dua mata kuliah menyebalkan tadi." Balasnya Renjun yang tak kalah kesal. Haechan menatap sahabatnya sambil mengerucutkan bibirnya karena kesal, kan Haechan hanya bertanya bukan sedang lomba berdebat.

Tling!

Bunyi notifikasi ponsel itu berasal dari ponsel Haechan, ia pun mengambil ponselnya yang diletakkan di saku celananya dan membaca pesan dari seseorang, Senyumnya langsung merekah kala melihat siapa nama pengirimnya.

From : Hyunjinie

Apakah kita bisa makan bersama setelah kau selesai dengan kuliahmu hari ini?
Sekitar pukul 3?
10.32

Tanpa perlu berlama-lama, Haechan pun langsung membalas pesan dari Hyunjin.

To : Hyunjinie

Tentu saja! Kebetulan kelasku selesai sekitar jam 3
Kirimkan lokasinya padaku, dan aku akan datang.
10.32

Renjun yang sedari tadi berusaha mengintip layar ponsel milik sahabatnya itu tiba-tiba saja terganggu dengan datangnya seseorang yang menghampiri mereka, lebih tepatnya Haechan. Pemuda China itu menyenggol lengkan kiri Haechan dengan kasar─ walaupun hanya sedikit. Karena kalau tidak kasar, Haechan tidak akan sadar.

Si manis berkulit tan itu menoleh ke arah Renjun kesal sambil sedikit membulatkan matanya. Baru saja ia ingin marah, mata cantik Haechan melihat Mark tengah berdiri di sebelah Renjun. Haechan pun tersenyum manis kepada sang kekasih.

"Hyung? Sedang apa disini?" Haechan yang masih memperhatikan senyum manisnya, hanya ditatap dengan datar oleh Mark. Sudah biasa.

"Maaf untuk semalam."

Haechan berpikir sejenak dan merenungi─ Oh, ia mengerti sekarang. Mark meminta maaf karena meninggalkannya semalam. Seketika suasana hatinya menjadi tidak bersemangat kala mengingat Mark yang tiba-tiba saja menghilang tanpa memberi kabar.

"Tidak apa-apa, hyung." Lain hati lain pula yang keluar dari celah bibir manisnya, Haechan tidak ingin egois dalam hubungan ini walaupun kesalahan hampir semua Mark yang lakukan.

"Mungkin hyung ada urusan penting." Pemuda tampan itu mengangguk sebagai jawaban. Ya, mengantar Jaemin yang nekat keluar rumah hanya bermodal celana pendek dan kaus tipis pulang agar tidak dimarahi kedua orang tuanya adalah urusan penting bagi Mark.

Tidak tahukah Mark bahwa semalam pun si manis ini dimarahi Ten─papa dari Haechan dan Hendery itu pulang malam dan sendirian? Beruntung tidak ada daddy-nya di rumah. Jika ada, habis sudah riwayat Haechan.

Renjun yang sedari tadi mempehatikan percakapan sepasang kekasih ini sedikit geram. Karena dirinya sangat tahu kalau sahabatnya itu tidak terbiasa pulang malam sendirinya, terkadang Renjun yang mengantar Haechan pulang kalau ada tugas hingga larut agar pemuda manis itu tidak dimarahi orang tuanya.

Dan sekarang? Mark mendapatkan maaf dengan mudahnya? Enak sekali.

Renjun berdiri dari duduknya dan mendorong pemuda beralis camar itu hingga sedikit terhuyung ke belakang. Renjun tampak begitu geram pada Mark. "Ya! Mudah sekali kau minta maaf?! Tidak tahukah kau bahwa─"

"Renjun! Sudahlah." Lerai Haechan langsung berdiri tepat di depan Renjun, menatap sang sahabat dengan tatapan memohon agar tidak melanjutkan ucapannya. Pemuda China itu mengambil tasnya dan pergi dari hadapan Haechan. Hahh... sepertinya Renjun marah.

Setelah kepergian Renjun, si manis membalikkan badan untuk berhadapan ke arah Mark. Rasa tidak enak hati mulai menjalar di tubuhnya. Seharusnya Renjun tidak perlu memarahi Mark seperti itu, ini hanya masalah sepele.

"Maafkan sikap Renjun ya, hyung? ia sedang dalam mood yang tidak baik hari ini." Ucap Haechan sedikit lebih pelan, Mark pun melipat kedua tangannya di depan dada dan terkekeh sinis. "Kalau memang sedang marah, seharusnya dia tidak lampiaskan pada orang lain."

Pemuda manis itu menunduk dalam kala mendengar ucapan Mark, tidak seharusnya Mark dan Renjun saling bertemu karena ini lah yang akan terjadi. Mereka saling berdebat dengan Haechan yang diliputi rasa tidak enaknya.

Keterdiaman Haechan membuat Mark jengah, karena niat Mark datang selain meminta maaf juga ingin mengajak pemuda manis itu makan siang. Namun, moodnya juga ikut berubah kala mendengar Renjun yang tiba-tiba saja marah pada dirinya.

"Oh iya, aku tidak bisa mengantarmu hari ini, karena Jaemin membutuhkanku untuk menemaninya pergi." Lagi-lagi Jaemin, sepertinya Haechan harus terbiasa dengan 'Jaemin' diantara mereka. Karena apapun yang Mark lakukan pasti ada Jaemin disana.

Cemburu? Tentu saja, siapa yang tidak cemburu jika kekasihmu lebih memilih mengantar temannya daripada dirimu sendiri?

Haechan mengangguk lesu sebagai jawaban. Ia harus mengingat bahwa dirinya tidak boleh egois disini, nanti Mark merasa tidak nyaman dengannya. Setelahnya Mark pamit untuk pergi ke kelas selanjutnya.

Masih ada satu kelas lagi untuk Haechan hadiri, tidak ada Renjun─ sang sahabat sejati yang selalu bersamanya kapanpun dan dimanapun karena sedang berbeda kelas. Terasa lama baginya jika tak ada Renjun. Haahh rasanya ingin langsung pulang saja, tapi ia sudah ada janji dengan Hyunjin.

Tidak terasa sudah lebih dari 90 menit pemuda berkulit tan itu mendengarkan ceramah dari dosen pengampu kali ini, akhirnya para mahasiswa yang diruangan itu mulai membubarkan diri termasuk Haechan.

Hyunjin sudah mengabari bahwa sudah sampai di halte dekat kampus Haechan. Tak mau membuat Hyunjin menunggu, pemuda manis itu berjalan menuju halte dengan perasaan riang. Bahkan dirinya sempat lupa bahwa sang kekasih lebih memilih bersama orang lain daripada dirinya.

Saat Haechan tengah bersenandung ria, manik matanya menangkap sosok dua anak adam tengah berjalan beriringan dengan seseorang yang ia kenal merangkul orang disebelahnya begitu erat. Bahkan keduanya saling melempar senyum manis serta tawa di seberang jalan sana.

Entah apa yang kedua orang itu─ Mark dan Jaemin bicarakan, namun Haechan begitu iri dengan kedekatan keduanya bahkan bisa dikatakan bahwa Jaemin beruntung bisa melihat senyum manis dan rangkulan hangat yang Mark berikan.

Lamunan pemuda manis itu buyar kala seseorang yang ia kenal sudah berada di depannya, menampilkan senyum tipisnya. Itu Hyunjin. "Halo Haechan! kau baik-baik saja?"

Sedikit tersentak kala Hyunjin hadir di depannya begitu saja, Haechan membalas sapaan pemuda bersurai panjang itu dengan senyum manisnya ia pun mengangguk untuk menjawab pertanyaan Hyunjin.

"Aku baik-baik saja. Oh iya, kemana kita akan pergi?" Tanya Haechan yang menggenggam erat tali tasnya, salah satu kebiasaannya jika sedang gugup; hanya sedikit. Hyunjin menggeleng tapi masih menampilkan senyumnya. "Rahasia~! Yang pasti kau akan menyukainya."

Belum sempat membalas perkataan Hyunjin, Haechan sudah ditarik lebih dulu untuk masuk ke dalam mobil Hyunjin. Setelah keduanya masuk, Hyunjin menjalankan mobilnya ke tempat makan yang masih Hyunjin rahasiakan.

Tanpa Haechan sadari, Mark memperhatikan dari sebrang jalan di sebelah mobilnya. Baru saja pemuda beralis camar itu ingin masuk ke dalam mobil, ia melihat Haechan sedang bercengkrama bersama entah siapa.

Melihat Haechan tersenyum selain bukan dirinya seperti ada yang janggal, rasanya seperti tidak rela jika Haechan memperlihatkan senyum manis itu pada orang lain. Bahkan dadanya seperti sesak kala Haechan sudah menghilang dari pandangannya. Tapi tunggu, perasaan apa ini? apakah─

"Mark hyung? Ayo cepat! Aku tidak mau ketinggalan kehabisan novelnya!" Teriak Jaemin yang tanpa Mark sadari sudah keluar dari mobil sambil bersidekap dada dan jangan lupakan wajah kesal Jaemin karena lama menunggu Mark.

Lamunan Mark jadi buyar seketika. Karena tidak mau membuat Jaemin menunggu lebih lama lagi, Mark langsung masuk ke dalam mobilnya diikuti dengan Jaemin. Membuang rasa aneh dalam pikirannya yang bernama cemburu. []













[ ─────────────── ]


To Be Continue...

don't forget to vote and comment!

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 132K 19
(DITERBITKAN) Tak ada yang percaya bahwa Haechan yang biasa-biasa saja telah lebih dari menjalin kasih dengan pria idaman makhluk Tuhan, Mark Lee. (...
67.1K 8.1K 7
Seminggu sekali, Mark si ketua OSIS akan menerima seseorang menjadi kekasihnya. Siapapun itu akan Mark terima. Mau muda atau lebih tua dari Mark. Mau...
53.9K 3.3K 18
Haechan mencintai Mark, begitupun sebaliknya. Namun, terkadang kata cinta tidaklah cukup untuk membuat segalanya lebih baik. Haechan hanya kesepian...
125K 4.5K 28
Mark Gabriel Albarn , rela melakukan apa saja ,dia terobsesi dengan pria yang sudah lama menjadi teman nya itu . Tapi suatu hal terjadi di luar dugaa...