Pagi-pagi Alesya sudah disibukkan memilih baju yang akan ia gunakan hari ini. Tiba-tiba saja Ellard mengajaknya entah kemana. Selama dua minggu pendekatan saat Alesya di rumah sakit dan setelah pulang, ada rasa cinta yang tumbuh pada Alesya.
Hari ini dia ingin melihat apakah Ellard benar-benar mencintainya atau tidak.
"Mamaa" panggil Alesya kepada ibunya yang entah dimana.
Karena rumah Alesya besar, suara itu menggema dan membuat Gisel keluar dari kamarnya. "Kenapa, dek?" tanya Gisel.
"Ma, cookiesnya masih ada?" tanya Alesya setelah menghampiri ibunya di kamar.
"Ada, kamu mau?"
Alesya menggeleng, "Nanti mau aku bawa, katanya Ellard mau ngajak main. Apa boleh?"
Gisel terdiam, ia melihat anaknya itu. Sepertinya putrinya itu tampak senang diajak main oleh Ellard. "Boleh, pulangnya jangan malem-malem. Ellard suruh ke sini dulu"
Alesya senang mendengar jawab Mamanya, ia kemudian memeluk Gisel. "Makasih, Mama!"
Setelah mengatakan itu, Alesya kembali lagi ke kamarnya sendiri. Ia ingin mandi, tapi ia juga belum tanya akan berangkat jam berapa ke Ellard.
Alesya tertawa garing, ya sebenarnya mau sih. Tapi kalau dipikir-pikir lagi apa mereka cocok beli baju couple?
"Seumur-umur baru kali ini mau couple sama cowo. Eh Riel juga cowo ya, maksudnya sama cowo lain" batin Alesya.
"Loh, gua sekarang biasa aja ya dipanggil sayang?" guman Alesya yang juga bingung dengan dirinya. Mungkin karena ia sering dipanggil sayang oleh Ellard jadi terbiasa.
Alesya memilih untuk mandi saja, cewek kalau dandan pasti lama dan dia tidak mau Ellard menunggu lama nanti.
Setelah mandi, ia masih sibuk memilih baju di depan lemari besarnya. Ellard memakai baju warna biru langit, apa dirinya juga memakai yang sama saja?
"Gua pake dress warna biru aja deh, bukan gaya gua sebenernya kalo pake dress. Tapi, karena ini kaya first date gua mau jadi cewe soft" ucap Alesya sambil mengambil sebuah dress yang pernah dibelikan Jovan untuknya tapi tidak pernah ia pakai.
Alesya mengambil tas selempang berwarna putih yang muat untuk ponsel dan alat make-up nya. Ia memakai sepatu sneaker untuk pergi hari ini karena jika menggunakan heels akan sakit menggunakannya seharian.
Setelah selesai bersiap-siap, ia kemudian mengirim pesan kepada Ellard kalau dirinya sudah siap.
Benar saja, 15 menit kemudian Ellard datang ke rumahnya dengan membawa sebuah mobil mewah.
"Adek, ada Ellard tuh di bawah" panggil Gisel dari luar kamar.
"Iya, Ma. Sebentar" sahut Alesya. Ia kemudian berjalan keluar kamar dan menuju ke ruang tamu.
Ia langsung menghampiri Ellard untuk memberi salam. "Hai, udah lama?" tanya Alesya.
Ellard yang ditanya melihat ke arah Alesya, ia terpesona. Penampilan Alesya sangat berbeda, tidak seperti biasanya yang memakai baju oversize atau hoodie kebesaran.
Apalagi menyadari warna baju mereka sama. Apakah Alesya sengaja memakai pakaian yang sama?
"Ekhm, baru juga sampai" balas Ellard.
"Gua baru tau lo bisa pake baju warna lain selain hitam sama putih" ucap Alesya. Ia memang tidak pernah melihat Ellard memakai pakaian warna lain kecuali hitam dan putih. Kalau seragam sekolah itu beda lagi, itupun dirinya belum pernah melihat Ellard memakai seragam sekolah.
Baju Ellard: maaf kalo ngga sesuai ekspektasi, susah nyari yang spek kaya Ellard. (˘・_・˘)
"Hanya untuk hari ini, khusus hari spesial" jawab Ellard.
"Emang kita mau kemana?" tanya Alesya.
Ellard tak menjawab. "Tante, Ela aku bawa ya!" seru Ellard kepada Gisel yang sedang memasak resep barunya.
Gisel yang mendengar itu keluar dari dapur masih menggunakan celemek. "Iya, pulangnya jangan malem-malem, ya. Jangan aneh-aneh juga, kalian masih sekolah belum nikah. Bawa pulang Ela dengan selamat tanpa ada yang luka, loh!" ucap Gisel.
"Iya, tante. Aku sama Ela pergi dulu ya" balas Ellard sekaligus pamitan.
"Iya, hati-hati di jalan"
"Bye-bye Mamaaaa" seru Alesya sambil melambai ke arah Gisel lalu berjalan berdampingan keluar rumah bersama Ellard.
Gisel hanya tersenyum melihat mereka berdua, semoga saja Ellard adalah yang terbaik bagi putrinya. Ia juga berharap kejadian saat putrinya masih bersama William tidak akan terjadi.
Setelah Alesya dan Ellard sudah tidak terlihat, Gisel kembali lagi ke dapur menyelesaikan masakannya.
***
"Ih, tau gitu tadi gua ngga pake baju ini! Gua mau nyobain semua~" keluh Alesya saat sudah sampai di tempat Ellard mengajaknya.
"Gapapa, lain kali kita ke sini lai. Kita sama-sama kurang briefing, kalo gua ngomong ngga bakal jadi surprise" jawab Ellard sambil mengelus rambut Alesya agar gadis itu tidak kesal.
Tempat yang mereka datang adalah taman bermain, banyak sekali permainan di sana, seperti rollercoaster, bianglala, komidi putar, bungy jumping, sky coaster, rumah hantu, dan masih banyak lagi.
Alesya yang menyukai adrenalin tentu tidak bisa naik semuanya karena ia memakai dress, bisa-bisa dress nya terbang.
"Mau naik apa dulu?" tanya Ellard setelah mereka masuk.
"Yang aman buat gua yang pake dress apa?" Alesya menanya balik.
"Rollercoaster kayanya aman, mau coba? Lo suka adrenalin kan" jawab Ellard.
Alesya mengangguk, ia langsung menggandeng tangan Ellard tanpa sadar lalu berjalan mengikuti petunjuk menuju rollercoaster.
Ellard yang ditarik tiba-tiba sangat kaget, apalagi tangannya disentuh Alesya dan akibat itu telinganya memerah. Ini baru pertama kali baginya.
Mereka sampai di tempat pemesanan tiket. Ellard yang mengajak Alesya tentunya yang membeli tiket untuk mereka bisa naik, lalu mereka dengan sabar menunggu di antrean.
"Lo tau, dulu gua pernah naik kora-kora. Gilanya, operatornya malah bikin kita ngayun tinggi banget dan gua hampir aja jatoh ke depan kalo ngga pegangan. Untungnya gua ngga di belakang sendiri, bayangin kalau gua di belakang paling ujung" cerita Alesya dengan excited. Ia selalu senang jika menceritakan pengalamannya kepada orang lain yang sudah ia kenal dan percayai.
Pirate Ship atau yang lebih dikenal kora-kora oleh warga Indonesia. Mungkin tidak seluruhnya menyebutnya kora-kora. Pirate Ship adalah wahana permainan yang menyerupai kapal pembajak, yang berayun ke depan dan belakang.
Kata kora-kora sendiri juga merupakan jenis perahu tradisional dari Kepulauan Maluku, Indonesia, yang digunakan untuk perdagangan dan peperangan.
Ellard yang mendengarkan cerita Alesya dibuat gemas sendiri. Alesya bercerita sambil memperagakan ceritanya itu yang membuat Ellard gemas sendiri. Ia bahkan sampai tersenyum yang membuat para gadis lain yang melihat senyuman itu memekik.
Alesya yang mendengar pekikan para perempuan membuat ia melihat ke arah Ellard yang masih saja tersenyum ke arahnya.
"Jangan senyum!" suruh Alesya.
Ellard tak menjawab, ia hanya mengangkat alisnya seolah bertanya.
Melihat itu Alesya menjijit lalu berbisik di dekat telinga Ellard, "Banyak cewe caper" bisik Alesya lalu kembali lagi berdiri seperti biasa.
Mendapat perlakuan itu membuat telinga Ellard lagi-lagi memerah. Jantungnya berdetak kencang, jika ini bukan di tempat umum mungkin ia akan berguling-guling di kasur.
Untuk saat ini lupakan image dinginnya, ia akan berbeda jika sudah bersama Alesya.
Para perempuan yang memekik tadi langsung lesu saat Alesya yang tiba-tiba berbisik kepada Ellard. Mereka kira Ellard laki-laki single ternyata sudah berpawang, apalagi pawangnya sangat cantik. Mereka mengakui itu, akhirnya para perempuan itu memilih pergi.
Melihat para perempuan caper itu sudah pergi, Alesya langsung membatin. "Untung udah pergi, emang bahaya banget pesonanya El" batinnya.
Setelah menunggu 30 menit, akhirnya mereka bisa menaiki rollercoaster itu. Alesya duduk di pinggir Ellard, ia sama sekali tidak melihat raut takut di wajah Ellard. Ya mungkin karena dia ketua Whidrag.
Rollercoaster mulai berjalan, Alesya langsung berdo'a meminta perlindungan agar dirinya selamat. Juga semoga saja ia tidak pingsan yang membuat image-nya turun.
Kereta itu berjalan menaiki tanjakan curam lalu terjun sangat cepat.
"MAMAAAA, AAAAAAA MAMAAAAA. ADEKK TAKUTT MAAAA, PAPAAAAA!" teriak Alesya saat kereta itu turun dengan cepat dan meluncur ke lintasan lengkung yang berputar 360°.
Bukannya takut, Ellard malah tertawa melihat Alesya ketakutan. Ia tertawa sangat lebar, kalau saja Alesya melihat pasti ia akan langsung jatuh cinta.
"MAMAA ADEK BELUM MAU MATII MAAAA" teriak Alesya lagi. Ia menutup matanya karena takut, Ellard sendiri hanya memandangi Alesya yang ketakutan.
Setelah dua putaran akhirnya kereta itu berhenti menandakan waktu mereka sudah habis. Alesya turun dengan sempoyongan dan di bantu Ellard untuk berjalan.
"Sumpah, baru pertama kali gua naik gini" ucap Alesya setelah keluar dari tempat itu.
"Katanya suka adrenalin, kok tadi takut bahkan sampe nangis?" tanya Ellard.
"Kapan yaa? Gua ngga inget tuh, yang gua inget gua cuma diem doang" jawab Alesya dengan wajah pura-pura tidak tahu. Sebenarnya tadi ia sangat malu untuk berteriak dan menangis.
Ellard tertawa kecil mendengar jawaban Alesya. Ia masih menuntun Alesya untuk berjalan, niatnya mereka akan makan es krim dulu sebelum menaiki wahana yang lain.
"Mau es krim rasa apa?" tanya Ellard kepada Alesya setelah mereka sampai di stan es krim.
"Mmmm, rasa coklat, stroberi, vanila, anggur, semuanya aja dehhh!" jawab Alesya dengan tersenyum manis agar dibelikan semua rasa.
Melihat senyuman itu membuat Ellard tidak bisa menolak, ia akhirnya membelikan seluruh rasa es krim untuk Alesya. Alesya ini memang maniac makanan manis, kalau Shakeel malah maniac makanan pedas.
Setelah menerima es krim, Ellard mengajak Alesya untuk duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Alesya dengan senang duduk dan menerima es krim yang berada di wadah cap sedang yang berisi banyak rasa.
"고맙습니다 (Gomapsseumnida)" ucap Alesya kepada Ellard sambil memakan es krimnya.
"다함께 내 사랑 (Dahamkke nae sarang)" jawab Ellard juga dengan bahasa Korea.
Mendengar itu Alesya malah salting, ia memalingkan wajahnya ke samping masih dengan memakan es krimnya.
Ellard lagi-lagi dibuat gemas dengan sikap Alesya. Ibaratnya anak kecil yang diberi permen, Alesya juga seperti anak kecil yang sangat senang diberikan makanan manis.
***
Setelah menghabiskan es krim tadi, Alesya langsung mengajak Ellard untuk naik ke wahana selanjutnya. Wahana selanjutnya yaitu komidi putar.
"Lama juga gua ngga naik ini, lo ikut naik ya ya ya?" mohon Alesya kepada Ellard.
Lagi-lagi Ellard tidak bisa menolak, ia meng-iyakan keinginan Alesya. Melihat Ellard mengangguk membuat Alesya gembira, apa kata anggota Whidrag yang lain kalau ketua mereka menaiki komidi putar?
Mereka berdua segera duduk di atas kuda. Ellard duduk tepat di samping Alesya, ia menggunakan kuda yang berbeda. Jika kuda milih Alesya warna pink, maka miliknya berwarna coklat.
Wahana itu segera bergerak memutar, Alesya sangat bahagia. Ia bahkan sampai mengambil ponselnya lalu memvideo Ellard yang langsung menyembunyikan wajahnya. Setelah itu ia kembali lagi tertawa bahagia.
Ellard yang melihat Alesya sangat bahagia tidak mau kehilangan momen itu, ia juga mengambil ponselnya untuk memfoto Alesya yang sedang tersenyum bahagia sebagai kenang-kenangan.
Ibu-ibu yang berada di luar pagar pembatas malah salfok kepada Ellard yang kelewat tampan.
"Ya ampun, cowok itu ganteng banget ya, bu. Andai anakku itu belum nikah, udah aku jodohin aja sama yang itu!"
"Iya ih, baru kali ini liat cowo ganteng yang gantengnya kebangetan"
"Gua mau jodohin anak cewekku sama dia!"
"Sadar ya ampun ibu-ibu, dia udah berpawang" ucap salah satu ibu-ibu diantara gerombolan itu. Ia sangat muak dengan ibu-ibu yang selalu berlebihan jika melihat pria tampan.
"Loh, iya tah? Mana cantik banget, anakku aja kalah" balas ibu-ibu yang tadi mau menjodohkan anaknya bersama Ellard.
"Ya emang mau tuh cowok sama anak lo? hahaha" sahut teman dari ibu itu sambil tertawa. Ia bercanda.
"Lo mah gitu!"
Kembali lagi ke Ellard yang masih asyik mengabadikan momen saat mereka naik komidi putar.
"Yah udah selesai!" kata Alesya dengan lesu setelah wahana itu berhenti.
Mereka berdua akhirnya keluar, "Mau nyobain yang lain?" tanya Ellard kepada Alesya agar gadis itu tidak lesu lagi.
"Ayokkkk! Gua mau ke rumah hantu, mau nyoba!" Jawab Alesya dengan semangat, ia sangat penasaran dengan isi rumah hantu. Saat menjadi Kaira ia tidak pernah memasuki rumah hantu, Alesya asli saja tidak pernah.
"Yakin? Ngga takut?" tanya Ellard memastikan, nanti malah seperti mereka naik rollercoaster lagi.
"Engga" jawab Alesya yang mendapat tatapan tidak yakin dari Ellard.
"Beneran, ayok lah!" lanjut Alesya sambil merengek. Ia seperti sudah membuang rasa malunya jika bersama Ellard, ia saja bingung.
Ellard menurut lagi, ia menggandengnya tangan Alesya untuk menuju ke rumah hantu. Katanya rumah hantu di kota ini sangat terkenal dengan banyak ruangan jebakan dan hantunya yang seram-seram.
"Nah, baik. Nanti kalian akan masuk dengan jumlah 6 orang. Dimohon untuk tidak merekam menggunakan ponsel, jika ada yang pingsan kalian dapat mencari tombol darurat pada setiap ruangan. Jangan asal memencet jika tidak dalam keadaan genting ya" ucap penjaga yang berjaga di luar rumah hantu itu.
Alesya, Ellard yang dua pasang kekasih yang akan masuk bersama mengangguk. Kemudian merek masuk.
Baru saja masuk pintu yang mereka masuki tiba-tiba tertutup kencang, Alesya kaget hingga merapatkan badannya ke Ellard.
"Takut? Kalo takut kita keluar aja" kata Ellard yang sepertinya melihat Alesya ketakutan.
"Engga, kaget aja gua tadi" jawab Alesya, ia segera menjauhkan dirinya dan Ellard agar tidak dikira penakut.
Ia melihat sekitar, banyak sekali lukisan-lukisan aneh yang menyeramkan. Bahkan ada patung dengan berlumuran darah, atapnya penuh dengan jaring laba-laba, ada asap yang yang mengelilingi setiap lantai, dan lampu yang suram membuatnya semakin horor.
Dorrrrr
"Aaaaaaaaaa!" teriak Alesya sambil menutup matanya saat ada hantu yang tiba-tiba muncul dihadapannya. Ellard dengan sigap mendekati Alesya.
"Takut 'kan" bisik Ellard.
Alesya menggeleng, ia memberanikan dirinya untuk membuka mata lagi. Ia sudah tidak melihat gadis itu, para kekasih yang tadi juga ada di belakangnya. Mereka juga sama terkejutnya, hanya Ellard yang berwajah datar melihat hantu itu.
Alesya memegang ujung baju Ellard karena takut dan tidak mau jauh-jauh dari Ellard lalu berjalan lagi.
"Mau kemana~ hihihihi" Seorang hantu dengan gaun putih dan rambut hitam panjang yang menjuntai ke bawah menakut-nakuti para pengunjung itu.
"Aaaaaa Ellard!" teriak Alesya, ia langsung memeluk Ellard karena tidak mau melihat wajah hantu itu.
"Tau takut juga, gini aja gapapa kalo takut" ucap Ellard.
Alesya melihat ke wajah Ellard yang tidak jelas karena minus pencahayaan. "Yee modus aja lo!" balas Alesya. Ia masih tetap memeluk lengan Ellard sambil berjalan mencari pintu keluar.
Ada sebuah pintu yang memiliki kode agar bisa membukanya. Keenam orang itu berhenti, lalu salah satu dari mereka menyeletuk.
"Kalo gini kita harus cari petunjuk"
Ellard paham, matanya memindai sekitar. Ia melihat sebuah buku usang di atas meja kemudian mengambilnya. Di sana berisi sebuah foto wanita dengan angka-angka yang acak-acakan. Pastinya itu bukan kode untuk membuka pintu.
Sebagai seorang ketua Whidrag, ia sering menyusun strategi, memecahkan kode peretasan, melacak orang, atau bahkan lainnya yang memerlukan keahlian yang Waw.
Ia melihat sekitar lagi, sedangkan lima orang yang takut dan bingung hanya diam saja. Ellard berjalan mengitari ruangan itu dengan Alesya yang masih setia memegangi lengannya.
Ellard menemukan sebuah kata beserta angka abstrak, menurutnya itu ada hubungannya dengan angka yang ada di buku tadi. Ia segera memecahkannya lalu mencobanya, dan ternyata berhasil.
Akhirnya mereka berenam keluar dari ruangan itu, baru saja keluar ada banyak hantu yang mengagetkan mereka.
Alesya yang terkejut spontan menendang salah satu dari mereka yang berdiri tak jauh darinya.
"Mampus lo!" ucap Alesya saat melihat hantu itu terkapar.
Ellard hanya mengedipkan matanya saat melihat Alesya menendang hantu itu, kemana Alesya yang takut sampai memeluknya tadi. Bahkan dua pasang kekasih itu takjub kepada Alesya yang berani.
"Gua udah ngga takut, lanjutin jalan!" seru Alesya. Ia bahkan memelototi hantu-hantu yang disekitarnya untuk memperingati agar mereka tidak mengganggu Alesya.
Ellard terkekeh melihat Alesya yang membangkitkan rasa beraninya. Akhirnya mereka sampai di ruangan terakhir yang banyak sekali barang-barang aneh untuk memecahkan kode agar pintu keluar terbuka.
Sekali lagi Ellard menawarkan dirinya untuk membantu mencari kode itu. Setelah 15 menit akhirnya mereka dapat keluar dari rumah hantu itu. Selama di dalam juga mereka banyak ketakutan, mungkin tidak untuk Ellard yang hanya berwajah datar saat melihat hantu-hantu itu dan akan tersenyum jika melihat Alesya saja. Orang yang jatuh cinta memang gila.
Saat baru keluar, Alesya langsung lemas. Ia memegangi lengan Ellard lagi, tadi ia memaksakan dirinya untuk berani agar tidak diejek Ellard.
"Takut?" tanya Ellard lagi entah untuk yang keberapa kali.
"Engga, lo ngga liat tadi gua tendang tuh hantu sampe terkapar. Buset berani banget ya gua!" jawab Alesya berpura-pura tidak takut lagi seperti saat mereka menaiki rollercoaster.
Ellard hanya mengangguk, ia masih menggandeng tangan Alesya yang masih gemetaran dan mengajaknya ke sebuah restoran yang berada di dalam taman bermain itu.
"Kita makan dulu ya, udah waktunya makan siang" ucap Ellard.
Alesya mengangguk, ia juga sudah merasakan cacingnya sedang demo di dalam.
"Jangan sampe telat makan, lo punya maag" lanjut Ellard berbicara.
"Lo tau dari mana?" tanya Alesya kepada Ellard yang mengetahu dirinya mempunyai penyakit maag, ia saja tidak pernah mengatakannya kepada Ellard.
"I know everything about you" jawab Ellard.
Alesya mendengus, ia memilih mencari tempat duduk yang di pinggir jendela agar bisa melihat pemandangan di luar. Ellard yang melihat Alesya berjalan sendiri langsung menghampiri gadis itu.
Seorang pelayan yang melihat dua pengunjung masuk segera menghampiri meja mereka lalu memberikan sebuah buku menu.
"Mau pesan apa, kak?" tanya pelayan itu dengan nada yang dibuat-buat. Seperti mencari perhatian.
Alesya yang menyadarai pelayan itu mencari perhatian kepada Ellard sangat tidak suka. "Cih, liat cowok ganteng aja langsung gitu" batinnya.
Ellard yang juga menyadari ketidaksukaan Alesya terhadap pelayan itu. "Biar cewek gua yang milih" ucap Ellard dengan nada dinginnya. Sudah aku katakan tadi, dia hanya akan bersikap manis kepada Alesya.
Pelayan itu tampak ketakutan dengan tatapan tajam Ellard dan nada bicara yang dingin seperti membunuh. Ia memegangi pulpen yang digunakan untuk mencatat dengan gemetar.
"Bawain masakan terbaik yang ada di sini aja. Minumnya jus buah naga sama jeruk aja" ucap Alesya kepada pelayan yang sedang gemetaran itu.
"B-baik, akan segera saya antarkan" balas pelayan itu lalu langsung pergi.
"Males banget gua sama cewe caper" kata Alesya sambil menelungkup kepalanya ke lipatan tangannya.
"Abis ini kita masih harus ke tempat lain" ucap Ellard kepada Alesya.
Alesya menengakkan kepalanya, "Kemana?" tanyanya.
"Our favorite place," jawab Ellard.
Alesya yang sudah tahu mereka akan kemana hanya mengangguk, tempat favoritnya hanya satu yaitu pantai. "Berarti tempat favorit Ellard juga pantai, apakah ini yang dinamakan jodoh?" batin Alesya bertanya-tanya.
Menyadari pikiran tidak jelasnya Alesya menggeleng. "Kenapa? Lo sakit?" tanya Ellard.
Alesya menggeleng lagi, "engga. Gua kepikirna sesuatu aja" jawabnya.
Ellard hanya mengangguk, kemudian merwka berdua menunggu makanan mereka diantarkan.
"Ini, kak makanananya. Semoga suka, selamat menikmati" ucap pelayan yang mengantarkan makanan mereka, bukan pelayan yang tadi.
"Ya, terimakasih" jawab Alesya.
Pelayan itu tersenyum lalu pergi untuk melayani pelanggan yang lain.
Alesya menatap makanan itu dengan lapar, ia segera berdo'a lalu menyantap makanan itu begitu saja tanpa menunggu Ellard.
"Eh sorry sorry, dimakan" ucap Alesya saat menyadari sikap kurang ajarnya.
"Jangan minta maaf, gua tau lo laper. Makan aja" balas Ellard.
Alesya mengangguk, ia kemudian makan lagi. Begitu juga dengan Ellard.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Buset nih bab panjang ya, tanganku sampe pegel buat ngetik. Tapi gapapa, sebagai permintaan maafku yang udah janjiin update kemarin malah baru bisa sekarang.
Vote ya guys, berikan penghargaan. Terimakasih buat yang sudah bersabar menunggu update terbaru.
(´⊙ω⊙')→⭐