Mau konfirmasi sedikit, cast Cara Delevingne itu as Egi Claire Elise.
Di mulmed potonya qaqa Kendall Jenner.
Happy reading!
***
Taylor's pov
Gue sengaja pergi sekolah pagi-pagi banget buat menghindari si curut kupret itu.
"Trus kalo gue bilang gue jatuh cinta sama dari hati paling dalem dan tulus banget, lo percaya?"
"Lo pasti gak percaya, karna lo mikir gue sukanya cuma sama cewek seksi baday yang lo bilang itu. Secara lo kan rata banget."
Anjirrr, nusuk banget sampe ke ulu hati gue. Otak Harry terbuat dari apa sih sampe tega banget ngomong begitu ke pacar sendiri?
Mungkin gue lupa fakta bahwa Harry nggak punya otak.
06.30
Masih ada 45 menit lagi sebelum bel, masa cuma gue yang baru dateng sih(?)
Gue menyumbat telinga gue dengan lagu James Taylor memakai headset gue.
"Taylor!"
Suara siapa itu? Gue menggeleng dan mengabaikan suara yang manggil gue itu. Masih pagi, nggak mungkin ada setan jam segini.
"Taylor!"
Fokus dengan lagu James Taylor, Taylor. Fokus, pahami, hayati, dan cermati.
"Taylor!"
Gue ngeliat seseorang jalan ke arah gue. No, it's not a good news. That's Harry.
Jadi, dia tadi yang manggil gue? Untung bukan setan. Eh salah deng. Harry kan setannya.
Lah apaan dah gue.
Gue menjaga ekspresi setenang dan sedatar mungkin. Kan kaga mungkin gue mewek di depan dia cuma karna dibilang 'rata'?
Gengsi donqz.
"Ngapain lo?" tanya gue
"Gak papa."
Dia duduk di samping gue. Gue merasa nggak nyaman duduk di dekat nih orang
Gue pindah ke bangku lain, masih kosong sih, cuma gue dan si dia yang ada di kelas ini.
Dia mengikuti gue, dan dia pindah di samping gue. Gue pindah ke bangku lain and hasilnya dia mengikuti gue lagi dan lagi.
Ma follower bgd.
Sebenernya mau Harry apaan sih? Gue menjauh, dianya mendekat, gue mendekat, dia menindas, eh?/
"Lo kenapa Taylor?"
"Gak papa."
"Lo kenapa? Lagi badmood?"
"Pikir aja sendiri."
"Lo ngambek sama gue gara-gara kemaren ya?"
"Au."
Tiba tiba dia mengenggam tangan gue. Aduh, jangan sampe tangan gue terbakar disentuh setan.
"Maafin gue ya, gue cuma bercanda kok. Jangan marah gitu, gue jadi merasa bersalah sama lo."
"Emang harus merasa bersalah."
Ya ampun, gue kok baper melihat lesung pipinya Harry?!
"Yauda, maafin makanya. Gue tau gue salah. Gue cuma bercanda."
"Serah."
"Serius, kayak anak SMP aja lo marah marah gini."
"Tai kuda. Yauda gue maafin."
"Makasi hehew. Nanti gue traktir pulang sekolah deh."
"Eh tapi--"
"Gue gak nerima penolakan. Gue ke kelas dulu ya. Bye sweetheart!"
Cupp...
HOLYMOTHERFUCKERSHIT
Demi apa dia cium pipi suci gue?! Xi anjing. Astagaaaa pipi gue gak perawan lagi.
***
Author's pov
Harry menatap Taylor dengan senyum andalannya untuk memikat cewek. Mereka berada di sebuah kafe setelah Harry memaksa Taylor untuk menasuki mobilnya sepulang sekolah.
Sebenarnya Taylor tidak akan menolak untuk pergi dengan Harry. Tetapi, tipikal Harry, pemaksa.
"Lo mau pesan apa?" Tanya Harry.
Taylor membuka-buka buku menu dengan malas. Lalu menutup buku itu lagi. "Samain kayak lo aja."
Setelah memesan makanan, mbak pelayan itu pun permisi pergi untuk melayani pelanggan lain.
Tiba tiba datanglah tamu yang tak diundang.
"Harry!" seru cewek berseragam ketat dan ber-make up menor.
Taylor melirik Harry yang terkejut dan melihat siapa yang memanggilnya. "Kendall." gumam Harry pelan.
Cewek itu pun langsung duduk di kursi samping Harry dan mendekatkan kursinya ke Harry.
"Babe, kamu kok gak ngajak aku ke sini. Mau lunch kan?"
Harry mengangguk malas menanggapi cewek itu.
'Cabe cabean' batin Taylor kesal.
"Cewek ini siapa sih? Ganggu aja."
Taylor memendam amarahnya, tidak mau reputasinya buruk di depan orang-orang yang berada di kafe itu.
'Yaelah gak nyadar lo cabe kalo lo tuh yang ganggu." jerit hatinya.
"Heh, lo nggak bisa deketin cowok gue, karna Harry tuh cuma milik gue."
Taylor yang tadi fokus ke ponselnya, langsung menatap tajam cabe itu.
"Kendall, lo kok--" Harry mencoba membela Taylor tetapi omongannya dipotong oleh Taylor.
"Berisik banget sih lo, cewek aneh." geram Taylor.
"Lo nggak tau gue siapa?"
Taylor hanya menatapnya datar lalu kembali fokus ke ponselnya.
"Gue mantan pacarnya Harry dan gue tau kalo Harry masih cinta sama gue." katanya dengan pedenya. Dasar sinting.
"Gak nanya njir. Lagian Harry itu pacar gue." kata Taylor acuh.
"Kendall, ini pacar gue. Gue udah move on dari lo, gak usah murahan banget jadi cewek." jelas Harry panjang lebar untuk memperjelas hubungan mereka.
"Ih... sayang, kamu kok gengsi banget bilang yang sejujurnya? Kamu kan masih cinta sama aku." katanya sambil nangis.
'Air mata cabe ew.' batin Taylor
"Udahlah, kayak cowok di dunia ini cuma satu aja." ucap Taylor asal.
"Lo diem! Lo perusak hubungan gue sama Harry!"
"Terserah. Dasar cabe." ucap Taylor datar.
"Pergi gak lo! Ganggu banget. Ngerusak suasana aja." bentak Harry yang dari tadi menahan amarahnya.
"Awas lo berdua!"
Cabe--eh cewek itu pun meninggalkan kafe itu dengan wajah masam.
"Lo gak usah dengerin dia. Dia itu cuma kepedean, lagian gue pacaran sama dia karna taruhan sama sepupu lo itu."
"Hmm." katanya malas.
"Lo marah?"
"Iya. Eh nggak."
Harry mengerutkan dahinya, ia tidak tau jawaban Taylor 'ya' atau 'tidak'?
"Maksudnya, tadi gue marah. Sekarang nggak."
Harry menganggukkan kepalanya. "Lo tau nggak? Gue seneng banget tau." Kata Harry dengan mata berbinar.
"Seneng? Karna ketemu sama mantan lo yang cabe-cabean barusan?" ketus Taylor.
"Iya. Dia tambah cantik keknya."
Harry melirik sedikit ke arah Taylor yang menunjukkan wajah bete nya. "Apalagi badannya tambah wow gitu."
"Oh."
"Kok lo ketus banget sih?"
"Emang gue gak boleh ketus? Lah mulut mulut gue kok."
"Iya tapi kan cewek gak boleh gitu, apalagi sama pacarnya."
"Serah."
"Lo bisa cemburu juga ya?"
"Ya iyalah! Eh--" Taylor langsung menutup mulutnya.
Hah mulutnya tidak bisa diajak kompromi.
"Well, gue seneng gara-gara lo bilang ke Kendall kalo gue itu pacar lo. Lagian gue cintanya cuma sama lo doang kok."
Taylor's pov
What? Cinta cuma sama gue doang. Bhakss
Itu BULLSHIT
B
U
L
L
S
H
I
T
Bullshit elah, dikira gue bakal percaya? No way! Big no!
"Semua cowok bilangnya begitu mulu. Gak ada kalimat lain apa yang bikin gue gak bosen?"
"Gak ada sih."
Anying.
"Tapi kalo lo gak percaya gak papa juga sih. Gak rugi kan gue."
Serah lo dah serah.
"Seseneng hati lo aja dah."
Tiba tiba, mbak pelayan dateng ngasih kita makan. Sounds weird.
Kayak kucing aja dikasih makanan.
Bodo amat deh. Sekarang kami lagi makan karna udah laper bangedh.
"Tay."
"What."
"Abis ini lo mau gak gue ajak ke suatu tempat?"
Gue batuk batuk kesedak gitu. But wait...
Apa? Dia mau ngajak gue ke suatu tempat?
Jangan jangan....
Gue..
Mau..
Diperkosssssssssssssssss@
Wat da fakkk!!!?!!!
Anying ajaa, gue masih muda atuh, perjalan hidup gue masih panjang. Dia nggak bisa seenaknya merusak masa depan gue.
Tiba tiba Harry menoyor kepala gue. Emang kepala gue ini apaan main ditoyor aja? Gue udah maklum banget sama perlakuan kasar Harry yang kayak gini.
Taylor kan sabar.
"Jangan mikir yang aneh aneh pe'a."
Gue naikin satu alis gue, biar dikata cool gitu dech.
"Gue nggak bisa percaya gitu aja sama lo."
"Bacot ah. Yok cabut."
Dia langsung menarik tangan gue dan masuk ke dalam mobil dia.
Kita pun otw, sumveh gue gak kenal nih jalan. Gimana mau kenal? Kenalan aja belom. Yakan jal? Eh.. Yakan lan? Eh..
'Iya' nah tuh kata si jalan.
'Hai nama gue jalan. Nama lo sapa Taylor?'
'Nama gue Taylor dong jalan, nama lo siapa tadi?'
'Gue jalan lah.'
'Oke oke. Id line? Ig?'
'Id line gue jalankece. Ig gue @jalanterkece.'
'Sip okeh makasi lan. Eh tadi nama lo siapa? Gue sengaja lupa lagi ini.'
'Gue jalan Tay.'
'Okeh gue juga otw nih.'
***
Silahkan di vomments. Thnks:)