Malam itu seorang Pria mematung di antara dedaunan kering yang berguguran. Sudah sangat larut dan sosok menawan itu tidak beranjak dari tempatnya.
Tanganya memainkan tujuh senar guqin sementara cahaya putih mirip kunang-kunang yang sedari tadi mengerumuninya perlahan menghilang dalam kegelapan malam.
Obsidian itu menatap lurus kedepan, sebuah bangunan megah dengan dominasi warna emas tertangkap dalam seluruh area pandangnya.
"Zewu-jun?? Masuklah tidak baik terus berada diluar sana"
Pria cantik itu menghampiri lelaki yang tadi mengikrarkan janji pernikahan bersamanya. Jin Guangyao selalu menjadi penengah dalam segala masalah tetapi tidak mampu mengatasi masalah pribadinya.
Lan Xichen
Nama itu telah menjadi darah dan daging bagi Jin Guangyao, lelaki itu telah membuat Jin Guangyao menunjukkan tabiatnya yang sebenarnya.
Perasaan ingin memilili, obsesi, bahkan mungkin kegilaan dalam frase tidak langsung.
Suara Lan Xichen sangat rendah tetapi masih mampu didengar istrinya "Aku kira dia akan datang"
"Sudah kubilang Lan Wangji tidak akan mampu membunuh kakak laki-lakinya"
Lan Xichen memejamkan matanya, kabut keheningan melingkupinya dan obsidiannya menatap kosong pada Guqin miliknya.
"Apakah aku kakak laki-laki yang buruk?"
Kaki jenjangnya terbenam diantara rumput yang telah meninggi. Jin Guangyao merapatkan tubuhnya dengan Lan Xichen mencari kehangatan dari lelaki jangkung didepannya.
"Apa istilah yang tepat bagi dua orang lelaki yang baru saja menikah?"
Mulut Lan Xicheb tertarik membentuk senyuman, dia selalu merasa senang jika Jin Guangyao bermanja padanya. Seperti saat ini, dengan santainya mereka bertukar ciuman diruang terbuka.
Tidak ada yang tahu siapa duluan yang memulai hal-hal intim ini, yang jelas baik Lan Xichen maupun Jin Guangyao sama-sama tidak peduli dan hanya fokus dengan kegiatan mereka.
"Maksudmu malam pertama? Atau bulan madu?"
Disela ciuman yang semakin memanas Lan Xichen masih menggoda lelaki itu dengan sangat mahir. Wajah Jin Guangyao bersemu merah sementara bibirnya kehilangan kemampuan bicaranya.
Tubuh Lan Xichen didorong dan telentang diatas rumput yang meninggi, dedaunan menutupi sebagian tubuhnya yang berada dibawah Jin Guangyao. Seharusnya udara sangat dingin tetapi letupan-letupan nafsu itu membuat mereka mengabaikan suhu udara dan memilih menelanjangi tubuh mereka.
Jin Guangyao berhasil melepaskan benda paling sakral di Sekte Gusu, ikat kepala. Semua orang yang cukup pandai akan mengerti arti dari pita dahi Gusu Lan.
"Kau yakin melakukan itu disini?"
Mulut mungil lelaki cantik itu terkunci rapat, mungkin terlalu malu untuk mengatakan Iya. Tetapi Lan Xichen memiliki tingkat kepekaan sangat tinggi, dia hanya menggodanya.
Jin Guangyao mengangguk lemah, dengan gestur malu-malu dan wajah bersemu merah.
Dan pemimpin Sekte Jin itu kembali dibuat kaget dengan pergerakan Lan Xichen yang tiba-tiba.
"Kau milikku"
Jemari lentik Pria Gusu itu menjelajahi dada Jin Guangyao, merabanya dari atas hingga bawah kemudian membuat gerakan memutar dipusarnya. Reaksi alami yang selanjutnya diberikan adalah sebuah suara desahan yang menggairahkan, hanya saja mereka tidak bisa bebas bergumul seperti itu ditempat terbuka.
Kalau salah satu anggota keluarga memergoki maka dua pria ini akan dicap orang mesum, meski sudah menikah. Dan untungnya mereka bukan berada di Yun Shen Buzhi Cu, dimana berbuat mesum ditempat terbuka akan mendapatkan hukuman.
"Ahh..Geli..Tubuhku terasa aneh"
Lan Xichen mencium tiap inci tubuh Jin Guangyao, meski dikenal sangat kalem dan lembut pria Gusu itu juga memiliki nafsu dalam dirinya. Jadi tidak ada yang menduga bahwa Lan Xichen pemimpin Sekte Gusu Lan ini begitu terobsesi untuk menjadi dominan Jin Guangyao.
Tangannya menggerayai tiap jengkal bagian tubuh Jin Guangyao tidak terkecuali sesuatu dibawah sana yang menengang dengan cepat. Lidah Lan Xichen masih bertaut dengan benda lunak lain menciptakan rasa manis tiada akhir.
Candu itu semakin mengambil alih isi kepalanya, dan mereka hanya bergerak secara naluriah. Jin Guangyao telah melucuti hampir seluruh pakaiannya dan milik Zewu-jun, tetapi dia terhenti untuk menatap kedua irish obsidian milik suaminya.
Baru kali ini, baru kali ini seorang Lianfang-zun berharap.
Berharap keindahan kedua manik mata obsidian itu hanya menjadi miliknya untuk selamanya. Sangat banyak jalan kotor yang telah ditempuhnya termasuk menfitnah adik lelakinya Lan Wangji.
Jadi bagaimanapun caranya, Jin Guangyao tidak boleh kehilangan Lan Xichen-nya. Katakan Lan Xichen bodoh, idiot dan juga sangat menyebalkan. Dia tetap percaya apapun yang dikatakan Istrinya meskipun itu sebuah kebohongan dan kejahatan besar.
"Kau baik-baik saja?"
Lan Xichen menarik dagu Jin Guangyao lalu menciumnya singkat
"Kau benar-benar hebat"
Saat itulah Lan Xichen membalik posisi mereka, menahan kedua tangan Jin Guangyao diatas. Ini terlalu menggoda iman, paras cantik dengan bibir membengkak dan tubuh penuh tanda kepemilikan tengah terbaring diatas rumput.
"Ahh.."
Desahan lolos dari mulut si penerima, bibirnya sekali lagi dicium dengan terburu-buru oleh Lan Xichen.
"Tidak!!!"
Lan Xichen terlempar dari atas tubuh Jin Guangyao, hampir saja tulang iga nya patah karena tendangan mendadak itu.
"Ada apa?"
Pria Gusu itu hampir tidak percaya dengan barusan yang dilakukan pasangannya, jika terlalu sakit seharusnya Jin Guangyao berkata dengan pelan atau menepuk lengannya. Tapi reaksi Jin Guangyao terlalu berlebihan, dia menendang perut Lan Xichen dimenit-menit terakhir.
Tak ada jawaban.
Mereka hanya diam, tak ada yang berani memulai pembicaraan diantara keduanya.
"Maafkan aku mungkin tidak hari ini"
***
Jin Guangyao bukanlah seorang yang apatis terhadap sekitarnya, semalam mereka berdua tidur terpisah sebagai pengantin baru. Meski begitu Lan Xichen tidak keberatan, mungkin ini kesalahannya terllau buru-buru melakukan hal intim.
Mengingat masa lalu Jin Guangyao yang kelam, dilahirkan dirumah bordir , menerima banyak hinaan dan pelecehan mungkin membuatnya belum siap melanjutkan perstubuhan mereka malam itu.
Udara Pagi masuk melalui jendela yang terbuka lebar, Keduanya sarapan secara pribadi beruda. Jiang Yanli sudah mempersiapkan semua keperluan jadi mereka berdua tidak perlu repot tentang banyak hal.
"Zewu-Jun... Maaf mengenai semalam"
Mata Lan Xichen melirik lelaki disampingnya, sup didepannya telah dingin tanpa tersentuh sama sekali.
"Hemmm..."
Lan Xichen mengangguk tanda mengiyakan, sebab mulutnya masih penuh dengan sayuran yang dikunyahnya. Setelah semalaman tidak saling bicara banyak akhirnya Jin Guangyao membuka mulutnya untuk bicara lebih banyak.
"Semalam.."
"Aku tau kau belum siap" Lan Xichen menyela
Lelaki itu bahkan pernah nyaris diperkosa, jadi mungkin saja trauma masa lalu membuatnya risih mengenai hubungan intim.
Jin Guangyao menggeleng "Tidak bukan itu..."
Sebelah alis Lan Xichen terangkat, dia meminum tehnya lalu beralih pada lelaki didepannya yang nampak gelisah.
Gelas ditangan Lan Xichen tiba-tiba terjun bebas, Isinya sudah habis tetapi pecahannya mengenai jemari nya.
"Semalam aku melihat Lan Wangji"