VIRAGO [END] ✔

By nanadwr_

97.4K 6.1K 778

GANTI JUDUL MENJADI VIRAGO, TADINYA D. I. A . . . Azalea, seorang gadis cantik yang super introvert dan terli... More

#prolog
#(1) introvert
#(2) new home
#(4) cowo nyebelin!
#(5) kiss
#(6) Achernar
#(7) Pyxis Band
#(8) Teror
#(9) dia aneh
#(10) Baper
#(11) Suka kamu?
#(12) Penyerangan
#(13) Bos Alpheratz
#(14) Penyelidikan
#(15) Keluarga Procyon!
#(16) Alea bisa nyanyi!
#(17) Who is Ventor?
#(18) Khawatir
#All Cast
#(19) Girls War
#(20) Terpecahkan!
#(21) Cari Tahu!
#(22) Terbongkar
#(23) Salah Faham
#(24) Alea hilang!
#(25) Rindu!
#(26) Strategi balasan
#(27) Sudah jelas
#(28) Rencana Achernar
#(29) Strategi kedua
#(30) Aditama's Party
#(31) Terselesaikan
#(32) Hari perayaan
#(33) Hari Perayaan [2]
#(34) Galau
#(35) Kecewa
#(36) Malu!
#(37)Pernyataan cinta
#(38) Help Kalila!
#TRAILER D. I. A
#(39) Rencana jahat Rey
#(40) Penculikan!
#(41) Misi Penyelamatan
#(42) Misi Penyelamatan [2]
#(43) Berakhir [END]

#(3) SMA Aludra

3K 172 4
By nanadwr_

In first time, aku gaakan banyak komen sih haha.

Yang dimulmed itu anggap aja Lea dengan rambut diikat satu ya gaes.

Jangan lupa vote dulu sebelum lupa :)
--------------------------------------------------

Author pov

Lea sedari tadi hanya sedang berdiri diam saja tepat dihadapan cerminnya yang berukuran sangat besar sehingga seluruh tubuhnya bisa terlihat dengan jelas disana. Hari ini adalah hari pertama Lea masuk ke sekolah paling hitz sepangjang masa dan se Indonesia.

Gadis itu sudah bangun sejak jam 5 pagi, entah ia terlalu semangat atau panik. Tapi, Lea merasa bahwa jantungnya mulai deg degan semenjak tadi malam.

Lea sudah sepenuhnya siap untuk berangkat ke sekolah, ia telah memakai seragamnya dengan sangat rapih. Lea tidak memakai make up sama sekali, ia hanya memakai mozturizer, sunblock, dan juga lipbalm. Ia tidak tahu apakah penampilannya yang seperti ini akan terlihat seperti gembel di Aludra atau tidak. Yang pasti ia sudah berdandan semaksimal mungkin untuk terlihat setara disana. Untuk sepatu dan tas sekolahnya menurut Lea itu sudah sangat berkelas.

Ia memakai tas sekolah dan sepatu kets keluaran dari nike. Tasnya berwarna abu - abu yang terlihat sangat lucu, sedangkan sepatu ketsnya berwarna coklat, itu terlihat sangat elegan.

Seperti sekolah - sekolah pada umumnya, seragam di Aludra juga dibagi menjadi beberapa bagian untuk dipakai setiap harinya. Lea bersekolah hanya lima hari dalam seminggu. Hari ini adalah hari senin, jadi Lea memakai pakaian formal sekolah, yaitu putih abu-abu. Pakaian formal ini hanya dipakai setiap hari senin, selasa, dan rabu saja. Sedangkan untuk hari kamis batik dan untuk jumat seragamnya pramuka.

Lea lalu menghembuskan nafas pelan, lagi lagi ia membenarkan dasi dan jas seragamnya. Entah, berapa banyak kali ia sudah melakukan hal itu. Lea tidak ingat. Ia benar benar gugup sekarang.

"Duh, gue boleh kabur aja gak sih. Gamau ke Aludra! " kesal Lea, matanya sudah mulai berkaca kaca. Tapi, sebelum ia menangis ia menjadi ingat kembali dengan ucapan Marvin.

"Papah gapunya anak yang payah ya."

Lagi lagi Lea hanya bisa mendengus saat mengingat perkataan itu, "Pasti yang ke inget itu lagi itu lagi. Kenapa sih! " kesalnya.

Lea lalu membenarkan ikat rambutnya, setelah itu ia memutuskan untuk langsung pergi dari dalam kamarnya untuk menuju keruang makan. Tekadnya sudah kuat.

Saat telah sampai disana, ia bisa melihat Marvin yang tengah sarapan diruang makan. Dengan cepat Lea langsung duduk dikursi yang berada tepat dihadapan papahnya itu.

"Anak papah cantik banget." puji Marvin sembari tersenyum tulus.

Lea hanya menampakan wajah sebalnya saja, ia tidak berniat menjawab sapaan dari Marvin. Mood nya sekarang benar benar sedang buruk. Lea lebih memilih untuk diam dan menyantap roti panggangnya.

Marvin yang melihat tingkah aneh Lea hanya bisa menatap anaknya itu dengan bingung, "kamu kenapa sayang? "

Lea menggeleng, ia lalu meminum susunya dengan cepat hingga habis.

"Kayanya udah mau masuk sekolah, aku harus berangkat." wajah Lea masih terlihat masam.

"Mau ke sekolah kok mukanya kaya gitu? "

Lea mendengus, "aku cuma lagi maksain diri aku biar bisa ngelakuin ini semua."

Marvin lalu menghela nafas pelan, "Papah ngelakuin ini demi kebaikan kamu loh, kok kamu malah gitu."

Lea lalu sedikit berpikir, benar juga yang dikatakan papahnya. Tidak seharusnya Lea bersikap egois seperti ini. Kalau ini memang yang terbaik untuk hidupnya kenapa tidak ia coba terlebih dahulu?

Ya, sebenarnya Lea tidak akan mempermasalahkan hal ini jika, Marvin memasukannya ke sekolah umum yang biasa dan terdapat banyak orang yang biasa juga. Tapi, ini? Ini Aludra loh! Siapa yang gak tahu sih tentang SMA terfavorit se Indonesia itu. Bahkan anak awam yang hobinya hanya tidur saja pun pasti tahu.

Lea lalu sedikit tersenyum, ia tidak mau melihat papahnya yang selalu kepikiran hanya karena sikap dirinya yang begitu egois, "Iya, maaf pah. Aku kan cuma kesel." sesalnya.

"Oke, jangan ulangin lagi kaya gitu ya. Kamu kaya gabisa bersyukur kalo kaya gitu, jadi anak papah yang baik. Pasti mamah juga bakal seneng ko kalo kamu sekolah lagi." nasehat Marvin.

Lea lagi lagi hanya bisa mengangguk, jika papahnya sudah berbicara pasti tidak akan bisa terbantahkan "Kalo gitu aku pergi."

"Uang jajan kamu udah papah transfer ke rekening kamu ya." Timpal Marvin.

Lea yang tadinya hendak berlalu pergi keluar dari ruang makan, seketika langsung menoleh kembali kearah Marvin, "Aku bisa pake blackcard dari papah. ATM mamah juga aku yang pegang. Kenapa papah ngirim uang lagi ke rekening aku? "

Marvin tersenyum, "Walaupun begitu papah harus tetep biayain kamu."

Lea lalu mengangguk. Ia pikir semua uang yang diberikan Marvin sangat lah berlebihan, bahkan ia bisa hidup dengan 1 buah blackcard saja hingga lulus S1. Tapi, kalian tahu bukan papahnya ini sangat tidak bisa untuk dibantah. Jadi, Lea hanya menurut saja kepada semua perintah Marvin.

"Oke, makasih pah." setelah mengatakan hal itu, Lea benar benar menghilang dari ruang makan.

"Ati - Ati ya sayang. Pak Deno udah nunggu di depan. Semangat belajarnya! " seru Marvin saat melihat putri kecilnya itu sudah berlalu pergi dari hadapannya.

💛💛💛

Lea hanya bisa menatap SMA Aludra dengan tatapan takjub sedari tadi, gadis itu sama sekali tidak berniat untuk keluar dari dalam mobil padahal Lea sudah sampai sejak 5 menit yang lalu.

"Gimana bisa ada sekolah segede ini pak Deno? " tanya Lea bingung sembari terus menatap kearah gedung sekolah.

"Saya juga gak tau non." jawab pak Deno sekenanya, "Non Lea gamau turun? "

Lea lalu memegang dadanya, jantungnya saat ini berdegup sangat kencang, ia gugup, "Lea gugup pak."

"Non Lea udah oke kok. Semangat non." Semangat pak Deno.

Lea lalu menghela nafas pelan, "Oke kalo gitu aku keluar, doain aku baik abaik aja ya pak."

"Siap non."

"Doain aku juga ya mah." Lea langsung keluar dari dalam mobil setelah mengucapkan sebuah kalimat untuk mamahnya didalam hati.

Lalu mobil yang dikendarai pak Deno pun langsung melaju meninggalkan Lea disana sendirian. Sungguh, ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Tapi, pertama tama ia harus pergi ke ruang kepala sekolah terlebih dahulu agar mengetahui ia masuk kelas berapa. Marvin bilang, dirinya akan mendapat kelas IPA.

Dengan langkah yakin Lea mulai berjalan untuk masuk kedalam gedung sekolah yang besarnya sudah seperti sebuah istana kerajaan itu. Tidak dapat dipungkiri bahwa SMA Aludra ini benar benar melebihi ekspetasi Lea. Ia pikir sekolah ini akan seperti sekolah pada umumnya dan gedungnya juga tidak terlalu mewah. Tapi apa ini? Ini benar benar sangat highclass.

Gedung sekolah SMA Aludra didominasi oleh warna putih dan abu yang membuat suasana sekolah menjadi lebih tenang serta mewah . Gedung ini juga terdapat banyak jendela kaca seperti gedung gedung kampus.

Sedari tadi Lea berjalan dikoridor sekolah, ia sudah banyak melihat anak anak Aludra. Mereka memang terlihat sangat menawan dan fashionable. Tidak ada yang berdandan seperti dirinya yang ketinggalan jaman ini.

Lea lalu melihat ada seorang gadis dengan rambut pangjang curly berwarna pirang pink ombre. Gadis itu terlihat sedang membawa buku ditangannya dan hendak berjalan melewati Lea.

"Misi." Lea berusaha untuk mengajak berbicara gadis itu sebelum dia melewatinya.

Gadis itu lalu tersenyum, sangat cantik, "Ya? "

"Mau nanya, kalo ruang kepsek dimana? " Lea merasa sangat gugup sekarang.

"Lo jalan lurus aja dikit lagi." gadis itu menunjuk kearah pintu kaca yang tidak jauh dari mereka berdiri, "Disitu ruang kepsek. Pintunya kaca, lo liat kan? "

Lea mengangguk faham, ia lalu tersenyum, "Makasih. "

"you are welcome." gadis itu tersenyum, setelah itu ia langsung melanjutkan langkahnya kembali untuk pergi dari koridor.

Lea hanya bisa menatap gadis itu dengan tatapan kagum, "woah, cantik banget." desisnya sangat pelan.

Ia lalu berpikir sejenak, anak - anak di Aludra ternyata tidak seperti apa yang dipikirkannya selama ini. Lea pikir anak - anak yang bersekolah disini akan bersikap sombong dan dingin. Ternyata itu tidak benar. Mungkin itu hanya pikirannya yang terlalu ngelantur.

Lea tersenyum, gadis itu langsung melanjutkan kembali langkahnya untuk menuju ke ruangan kepala sekolah. Ia butuh informasi kelasnya sekarang.

* * *

Lea sedari tadi hanya diam saja, sejak saat ia keluar dari ruang kepala sekolah Lea langsung disambut hangat oleh seorang wanita paruh baya yang terus menyebut dirinya sebagai wali kelas dari kelas 11 IPA 4. Kelas itu juga yang akan menjadi kelas Lea.

"Lea ayo ikut ibu ke kelas, sekarang ibu adalah wali kelas kamu." Jelas bu Wanda sembari tersenyum hangat.

Lea hanya bisa mengangguk pelan saja.

Setelah itu mereka berdua langsung berlalu pergi dari depan ruang kepala sekolah, bu Wanda terus berjalan tepat dihadapan Lea untuk menunjukan arah kelas yang akan ditempati gadis itu nanti.

"Lea? Ibu dengar kamu itu dari keluarga Aditama? " Bu Wanda berusaha untuk membuka pembicaraan dengannya.

"Iya."

"Bahkan ibu baru tau pengusaha sesukses papah kamu udah punya anak."

"Papah emang ga pernah kenalin keluarganya ke media. Itu semua mamah yang minta." Jelas Lea, ia masih terus berjalan menyusuri koridor tepat dibelakang bu Wanda.

Bu Wanda mengangguk, "Mamah kamu pasti cantik banget, makanya gamau dikenalin kemedia ya? "

Lea hanya diam saja, ia tidak tahu harus menjawab apa, "iya, mamah cantik."

Bu Wanda lalu tersenyum, "Pasti cantik, kamu nya aja cantik."

Lea terkekeh pelan, "Ibu bisa aja."

"Lea, nanti kalo ada masalah atau apa apa dikelas bilang sama ibu ya. Ibu juga sering bilang begini sama semua anak 11 IPA 4 yang nanti bakal jadi teman kamu. Ibu cuma mau kalian itu anggep ibu kaya ibu kalian sendiri disekolah. Gausah sungkan ya. " jelas bu Wanda sembari langsung berhenti melangkah tepat didepan sebuah kelas.

Lea mengangguk, ia sangat beruntung ternyata semua orang di Aludra benar benar baik. Tidak ada yang bersikap jahat seperti yang selalu dipikirkannya.

"Nah, ini kelas kamu. Ayo kita masuk." Ajak bu Wanda, wanita itu lalu melangkahkan kakinya untuk masuk duluan kedalam kelas asuhannya itu.

Bu Wanda sedikit tersenyum saat semua anak didiknya menatap kearahnya, "Anak - anak hari ini kita kedatangan teman baru, lebih tepatnya keluarga baru buat 11 IPA 4 ya. Semoga kalian suka dengan teman baru kalian ini."

Semua anak yang ada didalam kelas 11 IPA 4 hanya bisa menatap bu Wanda dengan bingung.

Semua kelas IPA yang berada di Aludra memang sangat lah kondusif walaupun ada beberapa anak yang suka membuat kerusuhan, tapi tidak separah sampai ditegur guru. Berbeda halnya dengan kelas IPS yang setiap menitnya suka membuat masalah. Anak IPS memang sumber keonaran, semua anak yang bersifat bar bar di Aludra masuk ke kelas IPS. Sumber terparah yang suka membuat keributan di Aludra itu adalah kelas 12 IPS.

"Lea sini masuk." Bu Wanda lalu menoleh kearah Lea yang masih berdiri diluar kelas. Sontak semua anak yang berada dikelas 11 IPA 4 juga langsung menoleh kearah pintu kelas.

Lea menghembuskan nafas pelan sebelum ia benar benar masuk ke kelas barunya itu. Ia lalu berjalan dengan sangat pelan, Lea merasa bahwa semua pasang mata sedang manatap kearahnya saat ini. Sungguh jantungnya tidak bisa berhenti berdetak dengan kencang.

Gadis itu lalu berdiri tepat disamping bu Wanda, Lea mulai menatap semua orang yang ada didalam ruang kelas itu yang akan menjadi teman barunya nanti. Jujur, kalau Lea boleh bilang bahwa orang - orang yang berada didalam kelas ini memang fashionable dan menawan semua. Walaupun ada beberapa anak yang wajahnya menyimpang dari kriteria Aludra.

"Ayo kenalkan dirimu." suruh bu Wanda.

Lea sedikit tersenyum walaupun wajahnya terlihat kikuk, "Hay? nama saya Azalea Queenby Aditama. Kalian bisa panggil saya Lea. Semoga kita bisa jadi teman baik."

"Oke. Kalo gitu Lea boleh duduk disamping Manda." suruh bu Wanda, sontak gadis yang disebut Manda itu lalu mengacungkan tangannya keatas saat namanya dipanggil.

Lea tersenyum, dengan cepat gadis itu langsung menghampiri meja yang terletak dideretan ketiga dan baris keempat itu. Ia melihat gadis berambut coklat tua curly yang dipanggil Manda itu sedang tersenyum ramah kepadanya.

Lea juga ikut tersenyum, ia langsung duduk di bangku yang berada tepat disamping Manda.

"Hay? Nama gue Amanda Marioline. Salken ya." Mada hanya tersenyum saja sembari memperkenalkan dirinya.

Lea mengangguk, "Lea." ia terus menatap teman sebangkunya itu kagum. Manda benar benar cantik. "Lo duduk sendirian? "

Manda menggeleng, "Gue sebenernya duduk sama si Ucok anakan bagong. Tapi, anaknya lagi gamasuk. Sukur deh ada lo, jadi gue ga akan duduk sama Ucok yang nyebelin itu lagi."

Lea hanya bisa mengangguk, ia langsung bisa menyimpulkan bahwa Manda itu anak yang blak blakan, cantik, asik, dan seru. Pasti banyak orang yang menyukainya karena sifatnya yang asik itu.

"Oiya." Manda lalu menunjuk kedua temannya yang sedang duduk dibangku tepat dihadapannya, "mereka berdua temen deket gue dikelas."

Kedua gadis yang merasa dirinya dipanggil langsung menoleh kearah Manda berada.

"Hay?" Lea berusaha untuk membuka suaranya walau terasa canggung.

Kedua gadis itu lalu tersenyum ramah kearah Lea, "Hay salken ya. Nama gue Aneska Zoya Ravena. Panggil aja Yesa." jelas Gadis dengan rambut berwarna coklat ombre pirang dengan panjang dibawah bahu itu.

"Gue Alice Natalia Fredelle, panggil aja Alice." timpal gadis yang paling cantik dari kedua teman baru Lea itu. Alice memiliki rambut panjang sepunggung berwarna coklat kehitaman.

"Oke." jawab Lea sekenanya, dua gadis itu lalu menghadap kedepan kembali, karena bu Wanda masih berada didalam kelas.

"Anak - anak kelas pertama hari ini kebetulan pelajaran ibu kan, jadi kita langsung buka buku kimianya ya. Buka halaman 20."

Sontak semua murid kelas 11 IPA 4 langsung mengeluarkan buku kimia mereka dari dalam tas.

"Nanti kantin bareng ya." ucap Manda sembari memakan permen karetnya.

Lea mengangguk pelan. Gadis itu lalu membenarkan kacamatanya yang sedikit melorot.

Manda menyodorkan permen karet miliknya itu, "mau? " tawarnya.

"Engga, makasih." Lea tersenyum.

"Sebenernya gaboleh makan dikelas sih, tapi karena gue orang nya gampang ngantuk jadi gue suka makan permen karet kalo lagi belajar." jelas Manda.

Lea lagi lagi hanya mengangguk, teman barunya ini memang terlihat agak tomboy. Walau tomboy tapi, Manda adalah gadis yang benar benar sangat manis. Lea jadi iri sendiri dengan mereka bertiga yang terlihat sangat cantik. Apakah ia bisa seperti mereka juga?

💚💚💚

Author pov

Lea bersama ketiga teman barunya itu baru saja menginjakan kakinya kedalam pintu masuk kantin khusus anak IPA. Di Aludra memang kantin dibagi menjadi dua, kantin pertama khusus untuk IPA dan kantin kedua khusus untuk IPS. Tapi, walau sudah dibagi tetap saja ada beberapa anak IPS yang suka menyimpang dan makan dikantin IPA hanya untuk tepe tepe (tebar pesona) ke gebetannya yang ada dikelas IPA. Itu yang baru Lea ketahui dari Alice.

"Kita duduk disana aja ya, masih kosong tuh." tunjuk Manda pada salah satu meja yang terletak tepat dihadapan warung yang menjual nasi rames.

"Oke." timpal Yesa.

Dengan cepat, Manda, Lea, Yesa dan Alice langsung berjalan kearah meja yang Manda tunjuk. Mereka berempat lalu duduk disana.

"Kalian mau makan apa? " tanya Yesa, gadis itu hendak memesan makanan.

"Batagor mang Ody, enak tuh." ceplos Manda.

Alice mengangguk setuju, "boleh deh, yang pedes ya."

"Oke, batagor mang Ody 3. Minumnya es teh manis kan? "

Manda dan Alice lalu mengangguk secara bersamaan.

"Lea mau pesen apa? " tanya Yesa.

"Samain aja deh, gue gatau apa yang enak." Lea lalu tersenyum kikuk.

"Oke, gue pesen dulu ya." setelah mengatakan hal itu Yesa langsung berlalu pergi kearah warung mang Ody yang sudah terlihat lumayan ramai tersebut.

"Oiya Lea. Katanya lo belum tau makanan apa aja yang enak disini kan? Makanan yang paling enak itu batagor mang Ody, bakso bu Nar, Nasi rames mba Tur, dan jus nya mang Udin. Lo harus coba itu semua." jelas Alice panjang lebar.

Lea lagi lagi hanya mengangguk.

Ia langsung bisa menyimpulkan sifat dari ketiga teman barunya itu walaupun Lea baru kenal tadi pagi. Mari kita simak satu persatu sifat teman teman baru Lea di Aludra ini.

1. Amanda Marioline, gadis dengan senyum manis itu bersifat agak tomboy, dia bilang bahwa dirinya jago bela diri taekwondo dari SMP, ia juga suka berbicara blak blakan. Manda itu adalah gadis yang sangat berani dan asik diantara Alice dan Yesa.

2. Aneska Zoya Ravena, gadis yang biasa disapa Yesa itu juga terlihat cantik. Dia bersifat baik, penyabar, dan perhatian. Yesa adalah atlit tenis di Aludra, sudah banyak orang yang mengetahui tentang dirinya. Yesa juga gadis yang sangat kalem dibanding Manda dan Alice.

3. Alice Natalia Fredelle, gadis yang paling cantik dibanding Manda dan Yesa menurut Lea. Alice memiliki sifat yang bawel, berisik, dan gokil. Mungkin kalau bisa dibilang, Alice adalah lambe turahnya Manda dan Yesa. Gadis itu tahu segala hal yang ada di Aludra. Alice sangat fashionable dan menjaga penampilannya, itu bisa dilihat dari make up natural dan perhiasan yang sekarang ia sedang pakai.

"btw, lo pindahan dari mana? " tanya Alice pada Lea.

"Bandung."

"Dikira masih sesama jakarta." timpal Manda.

Lea menggeleng, "engga ko."

"Lea, gue belom kasih tau ya apa aja yang ada disekolah ini dan peraturan apa aja yang harus lo lakuin di Aludra. Btw, peraturan yang mau gue jelasin ini bukan peraturan resmi sekolah ya, ini itu peraturan antar murid doang. " Alice berbicara dengan sangat cepat, sedangkan Lea hanya berusaha untuk menyimak dengan baik apa saja yang diucapkan oleh gadis itu.

Manda lalu menatap Alice dengan tatapan sebalnya, "Lis, lo kalo ngomong bisa ga sih pelanan dikit. Jangan nyerocos mulu kaya mak lampir napa."

"Anjay lo! Masa nyamain muka gue yang cantik ini sama mak lampir!! Yang mak lampir mah tuh.." Alice menunjuk kearah kelas IPS "Ada di tetangga sebelah."

"Bacot banget mulut lo." Manda hanya bisa mendengus.

Lea sedari tadi hanya bisa menatap kedua temannya itu bingung.

"Oke, nanti gue aja yang jelasin. Dari pada lo pusing liat Manda sama Alice berantem mulu." timpal Yesa yang tiba tiba datang dengan nampan yang penuh dengan piring batagor dan gelas es teh manis ditangannya.

"Jangan ambil profesi gue sebagai lambe turah dong. " sebal Alice sembari langsung mengambil piring batagor dan gelas es teh manisnya dari atas nampan.

Yesa mendengus, "mending makan dulu aja tuh batagor lo dari pada nyerocos mulu."

"Iya, mulut lo udah kaya petasan rentet tau ga." sebal Manda.

Alice hanya bisa menatap tajam saja kearah Manda sebelum ia benar benar memakan batagornya.

Lea juga ikut memakan batagor miliknya saat ketiga temannya itu mulai makan.

"Jadi gini." Alice mulai bersuara kembali saat telah memakan setengah batagornya, "Disini itu ada harta karun. Harta karun ini bener bener dijaga banget sama semua anak di Aludra."

Lea yang mendengarnya hanya bisa menatap Alice bingung sembari terus memakan batagornya.

"Harta karun apaan dah? " timpal Manda.

"Lo diem!" tegur Alice galak.

"Gue kan cuma nanya, kenapa lo ngegas kampret! "

Yesa mendengus, "tuh kan, kalian berantem mulu. Kapan mau selesai ceritanya? "

Alice mengangguk setuju dengan ucapan Yesa, dia mulai melanjutkan ceritanya kembali, "Lo tau Procyon kan Le? "

"Ikan lele?" Ceplos Manda asal.

Alice mendengus, "eh sumpah gue gatau harus manggil lo apa. Le? Atau Ya? Gada yang enak masa? "

Lea lalu terkekeh pelan, "terserah lo. Le juga gapapa."

"Oke, Ale aja. Bagus kan?" timpal Yesa.

Alice mengangguk setuju, "boleh tuh, bagus namanya. Oke Alea."

Lea tersenyum, "Oke."

"Nah gini Al. Lo tau Procyon kan? " lanjut Alice, ia berusaha untuk kembali pada topik awal.

Lea mengangguk, "Tau. Lagian siapa sih anak jaman sekarang yang gatau Procyon. "

"Nah! " Alice terlihat sangat semangat saat membahas tentang geng yang sedang populer itu, "Procyon itu harta karun yang ada di Aludra."

"Oh gitu." jawab Lea sekenanya, ia bahkan sudah tahu sejak awal kalau geng itu memang bersekolah di Aludra.

"Apaan? Sekumpulan cowo GTGG gitu lo bilang harta karun sekolah? " Manda lalu memutar bola matanya malas.

"GTGG apaan? " tanya Alice bingung.

"Gue tau gue ganteng!"

Yesa lalu tertawa, tawanya terdengar sangat keras, "Istilah gaul dari mana coba? "

"Makanya nonton Tik Tok di instagram dong. "

"Bego anjir! " sungut Alice.

Lea yang melihat tingkah ketiga temannya itu hanya bisa tertawa pelan saja. Mereka benar benar sangat lucu.

"Lo jangan dengerin Manda, dia itu sesat." jelas Alice pada Lea yang berhasil membuat Manda langsung menatap Alice dengan tatapan tajam, "Intinya Procyon itu, gengnya cowo - cowo keren, charming, cool, ganteng, dan berkharisma. Lo harus tau itu. Apalagi ketuanya, beuh.. Kak Alta paling ganteng dari pada kelima temennya. Padahal temen temennya itu juga ganteng gak ketulungan semua." jelas Alice.

"Oya? " Lea baru mengetahui tentang anggota Procyon, selama ini yang ia tahu Procyon itu adalah geng highclass saja di Jakarta.

Alice mengangguk pasti, "Anggotanya itu ada 6 orang, maksud gue 6 orang ini yang paling terkenal ya. Lo tau kan Procyon itu banyak anggotanya dan ada di seluruh Jakarta bahkan Indonesia juga? "

Lea mengangguk paham. Sedangkan Manda dan Yesa yang sudah paham hanya diam saja sembari terus melanjutkan acara makannya.

"Jadi anggota yang terkenal itu ada 6 orang dan mereka semua sekolah disini. Dari 6 orang itu, ada 5 anak dari kelas 12 IPS dan satu dari anak kelas 11 IPS. Semuanya famous dan ganteng. Gue juga gatau kenapa anak anak Procyon yang terkenal disini dari kelas IPS semua." jelas Alice sembari menatap Lea serius.

"Yaitu, karena mereka suka buat masalah lah Martiyem!" timpal Manda gemas.

Alice mendengus, "Please, silent mulut lo itu, oke."

Manda yang mendengarnya hanya bisa memutar bola matanya malas saja.

"Tapi, walaupun dari kelas IPS semua, mereka itu suka banget makan dikantin IPA. Gue juga gak ngerti kenapa?" lanjut Alice.

"Mau tepe tepe lah. Secara kita kan lebih cantik dibanding anak IPS. Ya emang sih anak IPS badannya bodygoals semua. Tapi, kalo soal tampang, anak IPA paling didepan walaupun tepos." jelas Manda sembari mengibas ngibaskan rambutnya bangga.

"Oke, kali ini gue setuju sama lo." timpal Alice.

Yesa mengangguk, "kalian percaya gak, bentar lagi idolanya Alice bakal masuk ke kantin ini."

Alice lalu tersenyum, "itung aja gengs. Pasti semua anak yang ada disini bakal heboh seketika."

Lea yang tidak mengerti dengan ucapan ketiga temannya itu hanya bisa diam saja ditempatnya.

"Oya , Lo harus tau peraturan disekolah ini." Alice langsung menampakan wajah seriusnya kembali.

"Apa? "

"Pertama, jangan deketin anggota Procyon, kita harus jaga jarak sejauh 3 langkah dari mereka, kecuali mereka sendiri yang mau ngedeketin kita walau itu gak mungkin sih. Kedua, jangan pernah masuk keruangan yang didepan pintunya itu ada papan yang tulisannya PNR (Procyon room) karena itu markas mereka. Ketiga, jangan duduk dimeja pojok kantin IPA ini, karena itu kursi milik mereka. Dan yang terakhir, intinya jangan pernah buat gara - gara sama mereka apapun itu apalagi sama kak Alta, lo gaakan bisa dikasih ampun. Pokonya kalo hidup lo mau tenang mending jadi pengamat jauh aja kaya gue, gausah ganggu mereka." jelas Alice sangat detail. Gadis itu langsung meminum es teh manisnya karena merasa sangat haus setelah banyak bicara barusan.

Lea mengangguk, gadis itu masih berusaha untuk mencerna semua ucapan yang Alice jelaskan. Kenapa disini terdapat banyak sekali peraturan yang diluar akal sehat hanya karena, satu geng yang entah pentingnya apa itu.

"Woaahhh!!!"

"Yaampun ganteng banget woii!!"

"Ciptaan tuhan mana lagi yang mau kau dustakan?"

"Bang sama aku yuk!!"

"Abang - abang ganteng banget!! Makan apa siihh!! "

"Anjing lah ganteng nya ga nyelo! "

Tiba tiba, terdengar suara - suara teriakan dari para siswi IPA yang sedang makan dikantin. Suara mereka terdengar sangat heboh.

Sontak Lea, Alice, Yesa, dan Manda langsung menoleh kearah sumber perhatian yang membuat suasana kantin seketika menjadi gaduh ini.

"Ganteng banget astaga! " pekik Alice ikut ikutan.

Lea sedari tadi hanya bisa diam saja sembari terus menatap kearah enam orang cowo bertubuh tinggi dan berpostur tegap yang baru saja masuk kedalam kantin IPA. Mereka juga yang membuat semua siswi IPA menjadi heboh seketika.

"wow. " hanya satu kata itu saja yang berhasil keluar dari dalam mulut Lea, gadis itu benar benar terpanah dengan apa yang dilihatnya sekarang. Ia baru melihat secara langsung anggota Procyon, mereka semua memang benar benar luar biasa tampan.

"Hay guys? Ti ati mata kalian keluar!" tegur Manda pada Alice dan Lea yang masih menatap kearah anggota Procyon yang sudah duduk dimeja pojok kantin.

Sontak Lea pun langsung tersadar kembali, "ah, maaf maaf." ia bahkan tidak sadar sudah memperhatikan anggota Procyon hingga duduk dimeja mereka.

"Ganteng banget gelo! Apalagi kak Alta, gada tandingannya njir. Keren banget! " Alice hanya bisa menggeleng takjub, kepalanya mendadak pusing seketika, karena ia sudah melihat ketampanan dari semua anggota Procyon.

"Kak Alta tuh yang mana? " tanya Lea bingung, sedari tadi ia mendengar Alice selalu berbicara tentang kak Alta.

"Oiya! Lo belom tau nama nama anggota Procyon ya? "

Lea menggeleng.

"Bakal panjang ini sih." Yesa lalu meminum es teh manisnya.

"Dengerin oke." Alice menghela nafas pelan sebelum benar benar berbicara.

Lea lalu mulai memasang wajah seriusnya untuk mendengarkan Alice.

"Yang jalan paling depan tadi, itu ketuanya Procyon namanya kak Alta. Dia ramah, kejam kalo ke musuh, misterius, ganteng, jail tapi gitu gitu kak Alta itu ketua yang perhatian buat anggotanya. Dia yang paling keren menurut gue dan banyak fansnya. Fansnya juga cantik cantik semua, tapi sejauh ini yang gue tau kak Alta belum punya pacar." Alice menjelaskan secara detail.

Manda, Yesa, dan Lea hanya bisa mengangguk paham.

"Nah, yang lagi duduk disamping kak Alta itu." tunjuk Alice pada seorang cowo yang sedang meminum cola, "itu namanya kak Saga, dia yang paling item tapi, tetep manis kok. Menurut gue dia itu flat banget, karena kak Saga jarang banget ketawa. Lo perhatiin aja, keenam cowo itu kalo lagi ngumpul pasti suka ketawa tawa kan? Tapi, gue gaperna sama sekali liat kak Saga ketawa kaya temen - temennya yang lain, dia itu selalu diem atau gak paling dia cuma senyum dikit." jelas Alice.

"Oke, terus? " Lea sangat penasaran dengan kelanjutan dari penjelasan Alice.

"Yang pake headband, itu namanya kak Rafka. Dia itu suka banget pake headband, orangnya humoris, dia itu udah kaya batre positifnya di Procyon. Intinya kocak deh, dia suka buat orang ketawa."

"Kak Rafka emang lucu kok." timpal Manda sembari senyum - senyum sendiri ditempatnya. Gadis itu memang menyukai Rafka, tapi ia hanya menyukai secara diam diam saja.

"btw, kak Rafka itu doinya Manda." ceplos Yesa memberitahu.

Lea hanya mengangguk paham.

"Oke lanjut, terus yang pake hoodie item itu namanya kak Ega. Sebenernya itu nama sebutan sih, nama aslinya Edgar. Dia itu yang paling sering tebar pesona sama cewe, liat aja tuh. Dia selalu godain cewe yang lagi ngeliatin dia, kan bikin baper anak orang namanya. Yesa juga baper sama kak Ega, ya kan Sa? " goda Alice yang membuat Yesa seketika blushing, karena menahan malu.

Lea menggaguk, ia juga sedikit terkekeh saat melihat Yesa yang salah tingkah sendiri. Gadis itu sepertinya memang menyukai pria yang bernama Edgar itu.

"Terus yang ada lesung pipinya itu namanya kak Nathan, dia kalo senyum manis banget, gue gakuat kalo liat lesung pipinya. Melting banget! Dia itu satu dua sama kak Ega suka godain cewe, pecicilan, humoris, dan yang paling ribut."

Lea mengangguk paham.

"Next, yang terakhir itu anak kelas 11, namanya Gavin. Menurut gue dia ganteng tapi, disisi gantengnya itu mukanya juga lucu, bikin gemes. Iya gak sih? Terus Gavin itu dingin, jutek, pendiem banget, kalo ngomong suka nyelekit kaya cabe rawit, intinya dia itu lebih parah lagi dari pada kak Saga. Gada manis manisnya jadi orang, dia ketua basket taun ini di Aludra dan dia adalah adik kelas kesayangan mereka berlima. Anggota inti paling muda dan bisa diandelin." jelas Alice pada akhirnya, ia langsung meminum es teh manisnya.

"Oke, gue paham." jawab Lea sembari membenarkan posisi kacamatanya yang sedikit melorot.

"Menurut lo siapa yang paling ganteng diantara mereka? " tanya Yesa penasaran. Sontak Manda dan Alice yang mendengar pertanyaan dari Yesa juga langsung menoleh penasaran kearah Lea.

Lea berpikir sebentar, ia lalu menatap satu persatu kearah anggota Procyon, "Menurut gue yang paling ganteng itu Gavin."

"good choice! " Alice lalu tersenyum. "Gasalah sih lo milih Gavin, kelas 12 juga banyak ko yang suka sama dia."

Lea terkekeh, "Gue ga suka ko sama dia. Cuma bilang ganteng doang, lagian cewe aneh kaya gue masa mau dapet yang ganteng kaya gitu. Dia juga terlalu nyeremin."

Manda lalu menatap Lea tajam, "Aneh apanya anjir, lo itu cantik."

Yesa mengangguk, "kalo kacamatanya lo lepas, lo keliatan lebih cantik."

"Dandanan lo itu yang bikin lo ketinggalan jaman, bukan muka lo." timpal Alice.

Lea yang mendengar pendapat tentang dirinya dari ketiga temannya itu hanya bisa diam saja.

"Oke, gue bakal bantuin lo biar aura seorang Azalea keluar. Gimana? " tawar Alice.

"Deal! " jawab Manda dan Yesa secara bersamaan.

Lea yang mendengarnya hanya bisa menampakan wajah bingung, "Oke."

"Mau kapan?" pasti Alice.

"Lusa? Besok gue ada acara sama bokap pulang sekolah jadi gabisa."

"Oke, lusa pulang sekolah kita semua ke rumah lo. Naik mobil gue." putus Alice.

"Deal! " ucap Lea, Manda, dan Yesa secara bersamaan.

-brsmbng-

Hallo gaes apa kabar? Baik dong ?? Ya kan??

Gimana part kali ini? Bagus? Ada yang mau lanjut? Komen aja deh wkwk

Kali ini aku mau kasih foto tentang SMA Aludra. Oke kita simak!

Kita mulai dari lapangan sekolah, Aludra punya 2 lapangan, satu lapangan outdor dan satunya lagi lapangan indor.

SMA Aludra juga punya kolam berenang. Fasilitas umum lainnya adalah kelas, perpustakaan, rooftop, dan loker pribadi untuk menyimpan barang.

Dan satu lagi kantin, yaitu kantin khusus untuk anak kelas IPS.

Mungkin sekian aja sih yang bisa aku kasih tau biar halu kalian bisa makin full hahaha.

Oke, jangan lupa vote dan komennya. See you...

Continue Reading

You'll Also Like

1M 86.8K 80
[GENORAZORS SERIES 1] Kazanta Ellardio Dawana, sosok jenius yang menyembunyikan segala keburukannya dibalik prestasinya yang menganggumkan. Semua ora...
1.5M 99.7K 49
SEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN! #1 in psycopath 10 agustus 2020 #1 in disa 14 mei 2020 #3 in gray 12 mei 2020 #1 in dendra...
987K 44.1K 15
Ketika satu ikatan dipertemukan oleh sebuah rasa. Valenzi Nathael. Itulah namanya. Seorang ketua Geng GAVISA. Geng motor juga penguasa sekolah. Seor...
204K 12.8K 40
[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA,LEBIH BAIK FOLLOW DULU !!] ⚠️ CERITA INI REAL IMAJINASI SAYA SENDIRI,JIKA ADA KESAMAAN TEMPAT ATAU TOKOH MUNGKIN...