抖阴社区

Step Brother (Nomin) 馃敒 (END)

By jenxxna

1M 63.4K 10.1K

Jeno adalah kakak kesayangan milik Na Jaemin. Dan Jaemin adalah obsesi besar si kakak, Lee Jeno. warn! bxb K... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33 (END)
Bonchap (1) : Different Night, Same Nightmare
Bonchap (2) : Blooming 馃敒 (diblokir)
Bonchap (3) : The Truth Untold
Bonchap (4) : Back To You, Again 馃敒
Bonchap (5) : The War is Starts
Step Brother PDF

14

22.8K 1.4K 253
By jenxxna

Jaemin terbangun dari lelap tidurnya. Matanya tidak bisa terlalu terbuka dengan sempurna, akibat bengkak di matanya sejak semalam. Bahkan saat Jaemin berusaha bernafas pun, seluruh tubuhnya sangat sakit dan tidak bisa digerakkan dengan baik. 

"Ayo sarapan", 

Jaemin melihat sang kakak yang sudah berdiri dengan baju rapinya siap berangkat kerja. Bahkan Jaemin sendiri tidak tahu, saat ini jarum jam sudah menunjukkan pukul berapa, sejak manusia di hadapannya membiarkannya beristirahat. 

"Iya"

Yang bisa Jaemin lakukan hanyalah mengiyakan. Dirinya benar-benar tidak bisa menjawab hal lainnya atau sang kakak akan merasa bahwa dirinya bukanlah anak yang patuh. 

"Kalau iya, itu bangun, Na", Jeno membantu sang adik duduk, mengabaikan gelengan dan ringisan Jaemin karena tubuhnya yang masih sakit. Tanpa perasaan pun, Jeno langsung memaksa tubuh kesakitan sang adik untuk berdiri. 

"Sakit-sakit"

Jeno tidak mempedulikan rintihannya, karena pria itu langsung menarik lengan Jaemin untuk dimasukkan ke dalam kamar mandi. Didudukannya Jaemin di kloset duduk kamar mandinya. 

"Kamu jangan terbiasa memanjakan tubuhmu, kalau kau terus mengeluh, kau tidak akan menjadi apa-apa karena sifat manjamu, mengerti?"

Jaemin menganggukkan kepalanya, dengan tangan yang mengusap airmatanya yang turun. Matanya sudah terasa sangat bengkak akibat tangisan yang tidak berhenti sejak kemarin malam. Bahkan matanya terasa sangat sakit dan tidak bisa membuka dengan sempurna. 

Ditambah dirinya benar-benar ketakutan pada Jeno yang masih berdiri di hadapannya. Melipat tangannya ke depan dan seperti menunggunya untuk berhenti menangis. Jaemin sesekali melirik ke arah depan, dan tangannya pun menutupi dadanya yang memang tidak terbalut pakaian apapun. 

"Sudahlah, jangan menangis", Jeno mengusap pipi sang adik, berusaha menghapus airmatanya yang tak berhenti turun. 

"Bersihkan tubuhmu, 15 menit aku tunggu di bawah", Jeno langsung pergi begitu saja. 

Tidak peduli dengan bagaimana caranya Jaemin membersihkan semua luka di tubuhnya. Bahkan dirinya pun tidak peduli bahwa Jaemin selalu menangis ketika menggerakkan tubuhnya di kamar mandi. 

Jika dulu menghabiskan waktu bersama kakak adalah hal yang sangat Jaemin sukai. Saat ini, justru dia tidak ingin berdekatan dengan Jeno. Bahkan dirinya tidak ingin duduk berhadapan bahkan bersebelahan dengan sang kakak, meskipun mereka hanyalah duduk makan bersama. 

Hari ini, rencananya Jaemin akan diajak sang kakak untuk ke kantornya. 

Dirinya tidak diizinkan sekolah, mengingat memang badannya yang sedang sakit dan memar di beberapa sudut wajahnya. Jeno juga malas mengurus apabila sewaktu-waktu Jaemin pingsan atau bahkan minta dijemput karena tubuhnya yang tidak fit. 

"Di ruanganku ada kulkas, dan juga ada beberapa barang yang bisa kau pakai untuk mengisi waktumu. Kalau lapar, kau bisa memesan pesan antar, mengerti, Nana?"

Jaemin menganggukkan kepalanya saat Jeno mengatakan semuanya di dalam mobil menuju kantor sang kakak. Dirinya tidak berani bertanya panjang lebar, takut jika pertanyaannya terkesan salah dan berdampak pada dirinya yang tidak mengetahui apapun. 

Tidak lama, Jeno kemudian memberhentikan mobilnya di sebuah warung jajanan. Dirinya kemudian melepaskan sabuk yang membelitnya dan juga sabuk milik sang adik. 

"Ayo, kita beli cemilan dulu untuk menemanimu selama di kantor", Jaemin menganggukkan kepalanya dan mulai membuka pintu mobilnya perlahan, karena jujur, sekujur tubuhnya masihlah terasa sangat sakit. 

"Kau mau apa?", Jaemin sejujurnya sedikit merasa risih dengan rangkulan dari Jeno, hingga membuat tubuh mereka sama sekali tidak memiliki batasan. Jeno bahkan sudah menempelkan pipinya pada tudung hoodie yang dikenakan sang adik.

Jaemin mulai menunjuk beberapa menu, dan Jeno yang mengatakan pada Jaemin mengenai pilihannya. Jeno tidak begitu masalah jika sang adik membeli seluruhnya, karena seluruh pendapatan yang dirinya miliki, hanya bertujuan untuk memanjakan Jaemin.

Sang penjual yang melihat beberapa bekas memar di wajah Jaemin, memberanikan dirinya untuk bertanya pada sang pembeli. Meskipun itu bukan haknya, namun keingintahuannya yang besar, semakin membuatnya bertanya.

"Maaf, Tuan, ada apa dengan wajah adik Anda?", tanyanya berusaha sopan. Jeno pun mendekat ke arah telinga sang penjual.

"Bullying di sekolahnya karena dia tidak bisa mendengar dengan baik, maaf, aku tidak bisa mengatakan dengan keras di depannya, dia masih trauma", sang penjual hanya menganggukkan kepalanya.

Jaemin menarik jas sang kakak, bertepatan setelah Jeno mengatakan pada sang penjual.

"Tidak apa, hanya bertanya suatu hal tidak penting", Jaemin sedikit menjaga jarak ketika Jeno mengusap tudung hoodienya. Jeno mengecup pelipis Jaemin dan kembali menempelkan kepala sang adik pada bahunya. 

Orang yang tidak mengerti keduanya, akan berpandangan bahwa 2 sosok itu merupakan pasangan kekasih. Melihat bagaimana tenangnya tangan Jeno di pinggang Jaemin, dan bagaimana sang adik hanya diam dengan tangan sang kakak di tubuhnya. 

Sesampainya Jaemin di ruangan, yang ia temukan adalah ruangan yang dulu pernah ayahnya pakai untuk bekerja. Kala itu, ayahnya masih menjabat sebagai direktur, dan sang kakek adalah CEO pemilik resmi. 

Kini giliran kakaknya yang menjabat sebagai direktur, dan ayahnya adalah pemiliknya. Jaemin berjalan mengitari ruangan. Menyaksikan kembali ruangan kerja sang ayah yang lama tidak ia kunjungi sejak memasuki usia dewasa. 

Pajangan foto pun juga masih ada sang ayah, namun bertambah dengan foto yang terdiri dari 4 orang. Disana ada ayahnya, ibundanya, Jeno yang baru saja menginap 7 hari di rumah, dan dirinya, yang kala itu sangat bahagia karena mendapatkan saudara yang akan menemaninya. 

Jaemin bisa melihat binar bahagia melalui fotonya 5 tahun yang lalu. Dirinya sangat bahagia ketika pertama kali Jeno datang ke rumahnya. 

"Merindukan orang tuamu, sayang?"

Jika dulu Jaemin sangat tersanjung setiap sang kakak mengatakan kalimat penuh sayang, maka saat ini, Jaemin terasa ingin mencabut mulut sang kakak dan merobeknya. 

"Mereka akan pulang esok", jawab Jeno seraya mengecup pipi kanan Jaemin dari belakang. Jaemin hanya diam dan meletakkan kembali figura foto itu dan berjalan menuju ke mejanya. Menghampiri makanan yang telah dibelikan oleh sang kakak. 

Jeno masih berdiri di posisinya yang memandang ke arah figura foto dimana ada fotonya dan sang adik berdua. Foto yang selalu membuatnya bersemangat kerja dan selalu ingin memiliki sang adik, suatu saat. 

Jeno berbalik dan menemukan Jaemin yang memakan pelan-pelan seraya sesekali meringis merasakan sakit di wajahnya. Sudut bibirnya yang terluka dan juga bibirnya yang luka. Ditambah rahangnya yang lebam. 

"Jaemin", Jaemin memalingkan wajahnya pada sang kakak yang telah duduk dengan nyaman di sebelahnya. 

"Aku sebenarnya tidak mau melukaimu, kalau kau berjanji menjadi anak yang baik"

"Kau tahu kan, hyung sangat menyayangimu? Hyung tidak ingin kau dibenci karena sikap burukmu", Jeno mengucapkannya dengan sangat lembut dan usapan-usapan di rambut Jaemin. Jaemin hanya menganggukkan kepalanya. 

Jenuh dengan segala mulut manis sang kakak. 

Semua sudah ia lakukan untuk sang kakak, namun sang kakak tidak akan pernah cukup. 

"Kapan ujianmu, Na?"

Jaemin melihat ke arah Jeno yang memandangnya dengan tatapan lembut. Bolehkah Jaemin berharap sang kakak sudah kembali menjadi sosok yang ia rindukan selama ini? 

"3 bulan lagi, hyung"

"Setelah itu Nana mau kuliah dimana?"

Seperti inilah yang selalu Jaemin pikirkan dengan adanya sang kakak. 

Menghabiskan waktu bersama, mempertanyakan masa depan dan juga membicarakan hal-hal yang tidak bisa dibahas oleh orang di luar sana. Ketika berdiskusi dengan saudara, kau akan merasa bahwa ada sosok yang berdiri sebelahmu. 

Seperti itulah yang selalu Jaemin harapkan dengan adanya Jeno disisinya. 

Jaemin mungkin perlu memaafkan semua yang telah kakaknya lakukan padanya. Dirinya sangat mengerti bagaimana Jeno yang menyayanginya tanpa syarat. Sehingga Jaemin sangat mengerti bagaimana Jeno yang melindunginya dari manapun. 

Setidaknya Jeno masih meyayanginya hingga saat ini

Aku mau cerita, 

Kalian pernah gak sih iri sama saudara sendiri? Jujur, aku selalu iri sama kakakku sendiri. kakakku kerja di tempat yang enak, sedangkan aku belum dapet kerjaan sejak lulus bulan maret. 

Ditambah aku selalu ngerasa ayahku lebih sayang kakakku daripada aku, tepatnya sejak aku masuk ke kampus swasta. Aku muslim, tapi aku sekolah di universitas katolik. Sejak saat itu ayahku seperti mandang aku sebelah mata. 

Kakakku ipk nya 3,01, ayah hanya bilang 'ya kampusnya aja berat', sekalinya aku yang 3,22, ayah aku bilang 'kok bisa sih gak kumlot, padahal swasta kan gampang'. Miris ya. 

Ya gimana ya, kakak aku, kuliah di itb, lulus langsung kerja. sedangkan aku swasta, gak cepet2 dapet kerja, jadinya ya... gitu deh

Contoh kecil ayahku, kakakku gak pernah nyuci piring habis makan, habis makan langsung taruh aja di tempat cuci piring. Sedangkan kalo piring numpuk di cucian piring, ujung-ujungnya aku diteriakkin, dibilangin cewek jorok, ato paling parahnya dibilang "jadi cewek jangan kebangetan", padahal aku gak tau apa-apa. 

Dan itu terjadi setiap saat. 

Konyol sih emang, maap yak, jadinya curhat. 






Continue Reading

You'll Also Like

233 25 7
Jeno, Raja muda dari Valderra, baru saja naik takhta setelah ayahnya wafat dalam perang besar. Jaemin, seorang Omega bangsawan dari keluarga Na, dike...
962K 126K 27
鈺斺晲 鈺愨晽 completed 鈺氣晲 鈺愨暆 鉁 Tentang Jeno yang mendapat tutor baru seusianya yang bernama Na Jaemin. Namun rasanya Jaemin...
573K 19.2K 16
Jung Jeno lelaki tampan yang sangat di incar oleh siswa/i sekolah nya, mempunyai sifat yang dingin, cuek, dan bodoamat sama lain kecuali sahabatnya d...
11.5K 650 14
Na Jaemin adalah seorang model papan atas yang namanya kian melambung bersamaan dengan kiprahnya pada kegiatan sosial. Tapi siapa yang menyangkah bah...