ถถา๕ษ็ว๘

VIRAGO [END] โœ”

By nanadwr_

97.2K 6.1K 778

GANTI JUDUL MENJADI VIRAGO, TADINYA D. I. A . . . Azalea, seorang gadis cantik yang super introvert dan terli... More

#prolog
#(1) introvert
#(2) new home
#(3) SMA Aludra
#(4) cowo nyebelin!
#(5) kiss
#(6) Achernar
#(7) Pyxis Band
#(8) Teror
#(9) dia aneh
#(10) Baper
#(11) Suka kamu?
#(12) Penyerangan
#(13) Bos Alpheratz
#(14) Penyelidikan
#(15) Keluarga Procyon!
#(16) Alea bisa nyanyi!
#(17) Who is Ventor?
#(18) Khawatir
#All Cast
#(19) Girls War
#(20) Terpecahkan!
#(21) Cari Tahu!
#(22) Terbongkar
#(23) Salah Faham
#(24) Alea hilang!
#(25) Rindu!
#(26) Strategi balasan
#(27) Sudah jelas
#(28) Rencana Achernar
#(29) Strategi kedua
#(31) Terselesaikan
#(32) Hari perayaan
#(33) Hari Perayaan [2]
#(34) Galau
#(35) Kecewa
#(36) Malu!
#(37)Pernyataan cinta
#(38) Help Kalila!
#TRAILER D. I. A
#(39) Rencana jahat Rey
#(40) Penculikan!
#(41) Misi Penyelamatan
#(42) Misi Penyelamatan [2]
#(43) Berakhir [END]

#(30) Aditama's Party

1.6K 125 27
By nanadwr_

Berusaha mengikhlaskan apa yang kita sayang itu tidak semudah meniup sebuah kapas dari atas tangan.

-Azalea-

👑👑👑

Lea langsung turun dari atas motor Gavin saat dirinya telah sampai tepat didepan markas sementara milik alpheratz yang berada di Jakarta. Markas tetap geng itu memang berada di Bandung, karena mereka berasal dari kota itu.

Gadis itu memang datang bersama empat anggota inti procyon pagi ini. Lea bahkan telah melilitkan slayer hitam pemberian Axel dipergelangan tangan kanannya sebagai identitas, karena markas alpheratz sangat dijaga. Percaya lah, walaupun gedung kosong ini menjadi markas sementara alpheratz, tetapi gedung ini tidak pernah sepi, bahkan dijaga dengan sangat ketat oleh anak buah Axel.

"Lo yakin ini markasnya Al? ", tanya Nathan tidak percaya, bagaimana mau percaya. Gedung ini benar-benar sangat usang dan menyeramkan.

Lea mengangguk, "Markas sementara."

"Lo sering kesini? ", kepo Ega.

"Kadang, kalo gue mau ngomong sama Axel gue harus kesini sendirian," jelas Lea.

"Sendirian!! ", Ega dan Nathan terkejut bukan main. Bahkan Gavin juga ikut menatap gadis itu tidak percaya.

"Tenang, gue punya kak Allyn. Dia yang jagain gue selama ini, " timpal Lea.

"Siapa? ", Gavin mulai bersuara.

"Kak Allyn? ", bingung Lea.

Gavin mengangguk.

"Detektif kepolisian yang nanganin kasus kematian mamah gue."

"Gini-gini ternyata lo main sama orang-orang yang ga disangka ya Al? ", kagum Nathan.

Lea terkekeh, "Ya gitu, btw ayo masuk. Pasti dia udah nunggu."

Alta mengangguk setuju, "Lebih cepet, lebih baik."

Lea tersenyum, "Bener, " gadis itu langsung melangkahkan kakinya duluan untuk masuk kedalam gedung usang yang sudah terbengkalai lama tersebut.

Ia tiba-tiba menghentikan langkahnya saat melihat kedua anak buah Axel yang tengah berjaga tepat didepan pintu markas, "Lo siapa? ", tanya salah satu pria bertubuh tinggi tegap.

"Lea," entah bodoh atau apa, wajah Lea terlihat sangat polos.

"Mau apa lo? "

"Mau ketemu Axel."

Kedua anak buah Axel yang sedang jaga malah terkekeh remeh, "Pergi atau gue usir."

"shit! ", umpat Alta.

Lea memutar otak, ia tiba-tiba menemukan sebuah ide, "Gue klien dia, " ia segera memperlihatkan slayer hitam pemberian Axel yang terikat dipergelangan tangan kanannya.

Salah satu anak buah Axel segera memperiksa keaslian dari slayer geng mereka dan benar saja dia mulai menatap kearah Lea dengan tatapan terkejut, "Queen, " ia memberitahu temannya.

Lea menatap kedua pria itu dengan aneh, "Queen? "

"Nama samaran yang dikasih Axel buat lo, " jelas pria tersebut.

Lea mengangguk pelan.

"Masuk."

Lea menoleh kearah empat anggota inti procyon yang masih berdiri dibelakangnya, "Ayo, " setelah itu ia langsung melangkahkan kakinya duluan untuk masuk kedalam markas alpheratz dan berjalan menuju ruangan yang biasa Axel tempati.

Axel tersenyum miring saat melihat Lea datang bersama keempat anggota inti procyon, aura mencekam cowo itu bisa terlihat dengan jelas sekarang, begitu juga dengan aura dari Alta.

"Akhirnya lo beneran dateng, " jelas Axel, cowo itu sedang duduk disofa single.

Lea mendengus, gadis itu juga segera duduk disalah satu sofa single, sedangkan keempat anggota inti procyon lebih memilih untuk berdiri.

"Sesuai yang lo minta, jadi gimana? Lo masih ngeraguin rencana gue? "

Axel menatap tajam Alta, "Sebenernya gue gak suka kerja bareng orang lain."

"Tapi, ini yang gue minta, " tekan Lea.

"Gaada pilihan."

Lea tersenyum simpul, "Good."

Axel tiba-tiba menunjuk kearah Alta, "Lo minta bantuan gue, apa imbalan nya? "

Sontak Lea dan ketiga sahabat Alta malah menatap cowo itu dengan tatapan tidak menyangka, beda dengan Alta yang malah menatap Axel dengan tatapan tajam sedari tadi.

"Bukannya gue udah bayar lo? ", bingung Lea. Ia bahkan lupa kalau Axel itu licik.

Axel terkekeh pelan, wajahnya terlihat menyeramkan, "Gue rasa dia yang nyuruh lo buat minta ke gue bantu procyon. Bener kan, Queen? "

Lea mendengus.

"Gue udah bilang, gue gak sebodo yang lo pikir."

"Apa yang lo mau? ", tantang Alta.

"Wow," Axel tertawa horror, "Gue rasa lo gak lupa kalo lo lagi di kandang gue."

"Bajingan, " desis Ega sangat pelan.

"Gue gak tolol, " tekan Alta dengan tatapan super membunuhnya.

Lea yang merasa suasana sudah mulai tidak kondusif segera mengangkat suaranya, "Lo udah sepakat sama gue gaakan minta macem-macem."

Axel tersenyum miring, "Just kidding."

"Kampred, " dengus Nathan.

Ega berbisik disamping Nathan, "Kalo bukan dikandangnya, demi dragon ball bakal gue tendang ni cowo sampe ke kayangan mimi peri."

Nathan berusaha menahan tawanya, "Mukanya tengil amet anjir. Dah cocok disandingin sama si BoBi disekolah."

"Bangsat, " jawab Ega, kenapa ia selalu merasa kesal saat mengingat si bapak botak biadab itu.

"Gue rasa kalian terlalu serius," sindir Axel.

"Gue emang lagi serius, " tajam Alta.

Axel mengangguk enteng, "Gue bakal ngelakuin perintah Queen, karena dia klien gue," ia menggantungkan kalimatnya, "Tapi kenapa kalian minta gue buat lawan black evil? "

Semua orang sontak terdiam saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari Axel.

"Karna dia setimpal sama lo, " jawab Alta.

Axel tersenyum miring, "Lo takut?", ia tertawa remeh, "Yang gue tau, procyon itu geng motor nomor satu di Jakarta, semua orang takut sama kalian. Tapi, kenapa kalian kaya gaada nyali cuma buat lawan black evil? ", nada ucapannya sedikit mengejek.

Lea hanya diam, ia juga bingung. Perkataan Axel barusan tidak sepenuhnya salah. Procyon merupakan geng nomor satu di Jakarta, bahkan Indonesia. Semua orang tahu betapa menyeramkannya procyon.

Alta menatap Axel dengan tatapan tajam, apakah ini pertanyaan jebakan untuknya?

"Gue gatakut sama apapun, " tegas Alta, aura membunuhnya mulai menguar membuat atmosfer udara didalam markas alpheratz mendadak jadi sesak. Percaya lah, jika cowo itu mulai memasang mode membunuhnya, Alta akan terlihat sangat menyeramkan.

"Jadi apa alasan lo, nyuruh Queen tugasin gue buat lawan black evil? ", tekan Axel.

"Simple, " Alta mengeluarkan smirk adalan nya, "Gue pengen bales mereka dengan sama brutalnya. Procyon dan alpheratz bisa ngancurin dua geng sialan itu bahkan sampe ke akarnya."

Axel tertawa horror, ia mendadak suka dengan cara berfikir Alta. Otaknya kejam dan menyeramkan. Dirinya sudah puas dengan jawaban yang keluar dari mulut cowo itu barusan, "Gue bakal kabulin apa yang lo mau, karena gue juga punya misi."

Alta tersenyum miring, ia menjulurkan satu tangannya kearah Axel, "Gue harap kita bisa jadi partner yang kompak."

Axel menerima juluran tangan Alta, "Deal! "

"Jangan lupa misi lo nanti malem," ingat Lea.

Axel menatap Lea tajam, "Liat aja apa yang bakal gue lakuin."

Lea bergidig seram, pasalnya ia sudah tau apa yang akan Axel lakukan nanti, "Inget, tugas lo cuma ngehalau mereka. Kalo soal hukuman, gue yang bakal urus."

Axel mengangguk pelan. Bagi dirinya tidak ada hal yang lebih penting selain perintah dari atasannya. Uang memang dapat membeli segala hal, tidak terkecuali dengan nyawa.

👑👑👑

18.40 WIB

"Mana sih Lea? Lama banget?", sebal Manda, ketiga sahabat Lea sudah siap dengan gaun mereka masing-masing dan mereka benar-benar terlihat sangat cantik malam ini.

Alice masih setia duduk dikursi ruang tamu milik Lea sembari terus berselfie ria menggunakan ponselnya, "Sabar kali, bentar lagi juga selesai."

Yesa mengangguk, "Iya, tunggu bentar. Namanya juga yang punya acara, pasti maidnya bener-bener dandanin dia."

"Mending selfie bareng gue aja sini, daripada lu ngebacot mulu, " Ajak Alice terlihat rempong.

Manda mendelik, ia kesal, namun disisi lain tawaran Alice menarik juga baginya. Mumpung dirinya sedang cantik!

"Bole deh," Manda mulai mendekat kearah Alice dan segera duduk disamping gadis itu. Mereka berdua akhirnya melakukan foto selfie bersama.

"Yes, lo mau ikutan ga? Mayan buat update sg, siapa tau kan ya story gue di reply sama cogan nanti," jelas Alice semangat.

Yesa menggeleng, tawaran gadis itu benar-benar sangat tidak menarik, "Gak makasih."

"Ih mayan anjir, siapa tau lo ditanyain sama kak Ega," goda Manda.

"Berisik, " sebal Yesa. Dirinya memang menyukai Edgar, tetapi Yesa bukan tipe orang yang suka berharap. Gadis itu terlalu berpikir rasional.

"Hilih, " jawab Alice.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan sepatu high heels yang berasal dari tangga rumah Lea. Sontak hal itu membuat Manda, Alice, dan Yesa menoleh secara reflek kearah tangga.

"Maaf gue lama, " Lea sedikit menyesal, karena maidnya sangat lama saat mendandaninya tadi.

Ketiga sahabat Lea malah diam, mereka melongo tidak percaya bahkan sampai bangkit berdiri dari duduknya.

Lea yang merasa bingung hanya bisa menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan bingung, "Kalian kenapa? ", ia melihat ulang penampilannya, "Gue aneh ya? "

Alice segera mendekat kearah Lea, "Yang bilang lo jelek katarak fiks matanya. Lo cantik banget anjim! ", pekiknya.

Manda menatap Lea kagum, "Kok bisa sih aura lo semeledak ini? Sumpah sih Al! Lo cantik banget valid no debat!! "

Yesa mengangguk setuju, "Iya, lo udah kaya princess beneran."

Lea malah merasa gugup sendiri saat mendengar pujian-pujian yang dilontarkan oleh ketiga sahabatnya tersebut, "Kalian bisa aja," ia tersenyum, "Kalian juga cantik banget kok. "

Pasalnya malam ini Lea terlihat mengenakan gaun berwarna coklat muda yang bermotif bunga-bunga dengan panjang dibawah lutut, dipadukan dengan sepatu high heels berwarna cream kulit, dan topi barret berwarna merah. Rambutnya juga ditata sedemikian rupa hingga Lea benar-benar terlihat seperti gadis bangsawan eropa. Dirinya benar-benar terlihat sangat cantik dan sempurna.

Manda, Alice, dan Yesa juga tidak kalah cantiknya, rambut Manda dan Alice tergerai dengan bagian bawahnya sidikit di curly membuat kesan feminim dan cantik, sedangkan rambut Yesa ditata seperti Lea. Empat gadis itu benar-benar memiliki daya tariknya masing-masing.

(Gaun yang dipakai Yesa)

(Gaun yang dipakai Manda)

(Gaun yang dipakai Alice)

👑👑👑

Mansion Aditama terlihat sangat mewah dan megah seperti istana atau kastil di film-film disney. Halaman mansion yang dijadikan tempat pesta juga terlihat tidak kalah luasnya. Mungkin jika dihitung-hitung, luas mansion Aditama 70 kali lipatnya dari lapangan sepak bola. Rumah yang ditempati Lea saat ini saja bahkan bisa dibilang sangat minimalis jika dibandingkan dengan mansion milik kakeknya ini.

Mobil Lea dan ketiga sahabatnya mulai memasuki area mansion. Mansion milik Buana Aditama selaku kakek Lea tersebut memang terletak dipinggiran kota Jakarta bahkan lokasinya berada didalam hutan dan cukup sulit dijangkau, karena penjagaannya yang ketat. Maka dari itu perjalanan dari rumah Lea menuju mansion cukup menyita banyak waktu.

Setelah 30 menit berada didalam mobil, akhirnya ketiga gadis itu pun sampai tepat didepan taman mansion. Bisa dilihat dengan jelas, sudah ada banyak tamu yang berada dihalaman mansion. Bahkan halaman mansion telah didekorasi sedemikian rupa menjadi sangat cantik. Ada banyak lampu tergantung dihalaman sebagai hiasan pesta. Pesta kali ini memang mengusul tema garden party night.

"Anjir!! Baru pertama kali gue dateng ke pesta perusahaan ginian," Manda bersorak heboh saat mereka telah keluar dari dalam mobil jemputan milik Lea.

Alice mendengus, "Plis gausah kampungan! "

Manda mendengus, "Asal lo tau bokap gue itu ga pernah ngajak gue ke acara perusahaan, karna dia selalu ngajak kaka gue," ia adalah anak bungsu dari dua bersaudara, kaka Manda cowo dan telah lulus kuliah. Bahkan sekarang telah menjadi pewaris resmi perusahaan keluarganya.

"Curhat bu? ", sindir Alice, "Kaya gue dong, udah biasa diajak ke pesta kaya beginian."

Yesa mendelik, "Gausah sombong."

"Tapi, jujur nih ya. Selama ini gue sering banget ikut keluarga gue ke pesta perusahaan, tapi mansion keluarga lo keliatan yang paling mewah sejauh ini," jujur Alice.

Manda mengangguk setuju, "Mansion keluarga gue paling luasnya cuma setengahnya dibanding mansion keluarga lo ini Al."

Alice mengangguk.

Lea terkekeh, "Yaudah lah, gausah dipikirin. Mending langsung masuk aja yuk."

Hal itu diangguki secara serentak oleh ketiga sahabat Lea. Saat mereka berempat ingin melangkahkan kaki mereka untuk menuju ke halaman mansion, tiba-tiba ada seorang pria muda dengan setelan jas serba hitam lengkap dengan earpiece disatu telinganya menghampiri Lea.

"Nona muda Azalea? ", Lea terkejut bukan main saat cowo itu muncul tepat dihadapan wajahnya secara mendadak.

Gadis itu bahkan sampai menghela nafas panjang, "Lo siapa? "

Percaya lah disisi kiri Lea saat ini ada Alice dan Manda yang sedang terlihat berusaha menahan jeritan, karena terpesona melihat pria muda ini.

"Saya Jason Atmaja, putra dari Tio Atmaja," jelasnya.

Lea mengangguk, pantas saja saat melihat pria ini ia merasa tidak asing dengan wajahnya. Ternyata dia adalah putra dari tangan kanan papahnya. Tapi, jujur Jason benar-benar tampan, maka dari itu kedua sahabat Lea sampai menahan jeritan.

"Jason, kalo boleh tau nama ig lo apa?", tanya Alice dengan senyum super mengembangnya.

Jason menoleh, ia tersenyum tipis membuat Alice sedikit sesak, "Saya ga punya instagram."

"Id line deh, " Alice masih berusaha.

"Maaf nona, itu terlalu privasi."

Alice mendengus.

Yesa yang melihatnya hanya bisa terkekeh pelan, begitu juga dengan Manda.

"Ada apa ya? ", tanya Lea.

Jason menoleh, "Nona muda harus menemui tuan Marvin didalam mansion. Itu perintahnya."

Lea mengangguk, pasti papah akan menyuruhnya untuk keluar bersamaan dengan keluarga Aditama yang lainnya agar bisa menyambut para tamu.

"Guys, kalo gitu gue ke papah dulu ya, kalian nikmatin aja pestanya. Kalo gue udah selesai, nanti gue bakal cari kalian lagi. Have fun! ", Setelah itu Lea segera melangkahkan kakinya untuk pergi kearah mansion disusul oleh Jason dibelakangnya.

"Al jangan lupa mintain id line bodyguard lo itu!!! ", pekik Alice cukup kencang. Urat malunya memang sudah putus, jadi tidak usah bingung.

Lea menoleh sekilas kearah Alice lalu mengacungkan satu jempolnya ke atas sembari terus berjalan kearah mansion.

Alice tersenyum, "Itu baru temen gue!"

"Gatau malu emang dasar! ", cibir Yesa.

Alice menoleh, "Dari pada lo! Gengsi digede-gedein, makanya ga peka-peka kan kak Eganya? "

"Bodo, " jawab Yesa enteng.

Manda menatap kearah dua temannya ini dengan tatapan sebal, "Kalo ga gue ya elo yang ribut Yes."

"Udah deh, mending kesana aja yuk, gue haus, " Yesa menunjuk meja bar tempat minuman berada.

"Mau mabok lo? ", kaget Manda.

"Anjir, ya engga lah. Gue pengen minum cola bukan alkohol, " sarkas Yesa.

"Ya santai bu, " timpal Alice.

"Yaudah lah yuk, sekalian gue mau cari kak Rafka. Bukannya anggota inti procyon juga diundang kan?", tanya Manda.

Alice mengangguk, bahkan ia sampai menepuk keningnya pelan, "Eh iyaya, gue lupa kalo ada anggota inti procyon disini. Gue juga mau cari kak Alta ah! "

Manda menoleh tajam kearah Alice, "Anjir ni anak fuckgirl bener. Tadi Jason sekarang kak Alta."

Yesa mengangguk, "Inget karma Lis."

Alice mendengus, "Kalian tau ga sih pribahasa yang mengatakan orang jahat tercipta dari orang baik yang tersakiti. Nah! Gue lagi ada di posisi itu sekarang."

"Alah, diselungkuhin cowo bangsat modelan Jeff aja K.O lo! ", sindir Manda.

"Anjir lo! Solimi banget mulut lo tau gak! ", sewot Alice.

"Bodo! "

👑👑👑

Setelah kata-kata sambutan sudah selesai diucapkan oleh kakek Lea, semua keluarga Aditama langsung berdiri dari duduk mereka untuk memberikan tepuk tangan yang meriah untuk pria sepuh tersebut. Seluruh keluarga Aditama memang duduk dimeja paling depan, tepatnya didepan panggung.

Lea duduk bersama Marvin, sedangkan dimeja sebelahnya ada adik dari papahnya, yaitu om Yudha bersama istri dan dua putranya. Marvin memang anak sulung dari dua bersaudara.

Lea termasuk cucu yang paling dimanja oleh kakek dan keluarganya, karena ia adalah cucu perempuan satu-satunya dari keluarga Aditama.

Buana Aditama selaku kakek Lea segera melangkahkan kakinya menuju kearah meja yang tengah Lea dan Marvin duduki.

"Duduk pah, " Marvin segera menarik kursi untuk papahnya tersebut.

Buana mengangguk, ia lalu duduk dikursi tersebut.

"Selamat ya kek, pah atas perayaan ulang tahun perusahaannya," ucap Lea dengan senyum yang mengembang.

Buana tersenyum, ia lalu mengelus pelan puncak kepala cucu bungsunya itu, Lea memang adalah cucu yang paling muda diantara kedua sepupunya yang lain, "Terimakasih Alea. Bagaimana kabar mu? Kakek lihat kamu itu semakin cantik? ", ia memang belum sempat bertemu dengan Lea tadi.

"Baik kok kek, kake bisa aja. Ini berkat maid kakek yang udah dandanin Lea," gadis itu terkekeh pelan.

"Kake bersyukur, sekarang kamu terlihat lebih bahagia. Semenjak kepergian Aster kamu tidak pernah terlihat seceria ini, " Walaupun Buana tidak pernah selalu berada dekat dengan keluarganya, tetapi pria tua itu tetap mengamati keluarganya dari jauh.

Lea tersenyum, "Lea cuma lagi berusaha buat ikhlas, walau susah."

"Ingat, semua keluarga kamu disini sayang sama Lea," semangat Buana.

Lea mengangguk, "Lea juga bersyukur kake, papah, temen-temen, dan semua keluarga sayang sama Lea."

"Kake udah dengar dari papah kamu Lea bahwa kamu tengah melanjutkan kasus kematian mamah mu ke polisi saat ini, apakah benar? " pasti Buana. Ia hanya merasa khawatir dengan cucu perempuannya ini.

Lea mengangguk pelan, "Bener kek, Lea cuma mau mastiin. Lea bahkan udah temuin beberapa bukti kalo kecelakaan mamah itu disengaja."

"Kakek paham perasaan mu, kakek akan membantu mu Lea."

Lea menggeleng, "Gausah kek, Lea yakin kok kalo Lea bisa nyelesain semua ini sendiri. Lea gamau ngerepotin siapapun."

"Kakek percaya sama kamu, " Buana terlihat menghela nafas pelan, "Tapi kakek hanya tidak ingin cucu perempuan kakek satu-satunya kenapa-napa. Biarin kakek bantu kamu ya? "

Lea tersenyum, "Lea bakal baik-baik aja kok. Lea janji."

Buana menggeleng, "Mungkin ini saatnya kamu memiliki orang terpercaya untuk menjaga mu seperti papah dan keluarga mu yang lain."

Lea menaikan sebelah alisnya tidak mengerti, "Maksud kake orang yang bakal jadi tangan kanan Lea?"

Buana mengangguk, ia menoleh kearah Marvin, "Kakek dan Marvin sudah sepakat untuk memberi mu penjaga."

Lea menoleh tidak mengerti kearah Marvin.

Marvin menghela nafas pelan, "Jason bakal jadi tangan kanan kamu sekarang. Dia yang bakal jagain kamu mulai detik ini."

"Hah? ", Lea benar-benar tidak mengerti saat ini.

"Jadi berenti berhubungan sama geng kriminal itu, kamu bisa minta bantuan Jason mulai saat ini, " jelas Marvin.

Lea membelalakan matanya tidak percaya, "Jadi papah udah tau tentang, " ia menggantungkan kalimatnya. Jantungnya mendadak jadi degdegan.

Marvin mengangguk, "Papah tau apapun yang sedang kamu lakukan, jangan anggap papah tidak tahu apapun."

Lea menelan salivanya susah payah, "Ma_maafin Lea pah, Lea gak bermaksud, " ia mendengus, "Ini semua demi kasus mamah," Gadis itu sudah tidak tahu apa yang harus ia ucapkan untuk menjelaskan semua kekacauan ini.

Marvin menghela nafas pelan, "Papah paham, tapi berhubungan dengan mereka hanya akan membahayakan diri kamu. Papah minta kamu udahin hubungan kamu sama mereka atau ga papah sendiri yang bakal nyegah kamu."

"Oke, aku terima Jason sebagai pengawal pribadi aku dan aku bakal udahin kontrak aku sama mereka besok," putus Lea, untung saja besok adalah rencana terakhir yang akan ia lakukan bersama alpheratz.

Marvin mengangguk, ia lalu mengelus pelan puncak kepala Lea pelan, "Good girl. Papah sama kake mau temuin tamu dulu, kamu nikmatin pestanya," setelah itu kakek dan Marvin segera bangkit berdiri dari duduk mereka.

"Have fun Lea, " ucap kakek sebelum beliau benar-benar pergi bersama Marvin.

Lea menghela nafas pelan, detak jantungnya masih belum sepenuhnya stabil, "Bodo, harusnya gue tau papah itu selalu ngintai gue. Kenapa gue ceroboh banget, " rutuknya.

"Yaudah deh, udah ketauan ini," Lea lalu memakai earpiece ditelinga kanannya dan mulai menyalakan sambungannya agar terhubung ke Axel.

Saat sudah berhasilterhubung Lea bisa mendengar ada suara tidak jelas disebrang sana, "Hallo? Hei Axel? "

"Test, test, " terdengar suara seorang pria dari earpice Lea. Sepertinya alat ini sudah tersambung.

"Lo udah di lokasi yang alamatnya gue kirim tadi siang kan? ", pasti Lea.

"Udah, tapi gue belom nemu tanda-tanda mereka bakal dateng."

"Tetep diposisi lo dan pastiin semuanya aman, " tegas Lea.

"Hm."

Lea mulai bangkit berdiri dari duduknya, ia hendak mencari keberadaan tiga sahabatnya saat ini. Ia segera melangkahkan kakinya kearah meja tempat orang makan dan benar saja ketiga gadis itu sedang terlihat berada disana, tetapi Lea melihat mereka bersama keenam cowo yang tidak terlihat asing dimatanya.

"Gue cariin ternyata kalian pada disini, " tegur Lea, sontak hal itu membuat Lea dan keenam anggota inti procyon menoleh.

"Duduk Al, " tawar Yesa.

Lea akhirnya memutuskan untuk duduk disamping gadis itu.

"Al lo cantik amat? ", puji Nathan dari hati yang paling dalam.

Lea tersenyum, "Makasih."

Ega mengangguk, "Sumpah deh, lo itu definisi sempurna tau ga. "

"Udah woi ngerdusnya, itu lo galiat apa pawangnya udah merong mulu dari tadi, " sungut Rafka sembari menoleh kearah Gavin.

Lea juga ikut menoleh kearah Gavin yang tengah duduk tepat dihadapannya saat ini, ia lalu tersenyum kearah cowo itu. Demi apapun, cowo itu juga sangat terlihat tampan malam ini. Gavin terlihat memakai kemeja hitam bergaris yang kancing bagian atasnya terbuka, celana jeans dengan tipe regular fit, dan sepatu boots coklat. Baru kali ini Lea melihat cowo itu serapih ini, sedangkan kelima temannya terlihat memakai setelan jas hitam yang maskulin.

"Bodo, belum resmi ini kan, " cibir Nathan, sontak hal itu membuatnya mendapat toyoran keras dari Alta.

"Sakit anjir!", sungutnya.

"Diem makanya, bisa gak sih? ", sebal Alta.

"Gamau, kalo gue diem nanti kaya si Saga lagi ewh, " Saga yang merasa namanya disebut mulai menoleh dengan tatapan tajam kearah Nathan.

"Ampun bang jago, " cengir Nathan.

"Kak Rafka mau?", Manda mulai menyodorkan sepotong buah kearah Rafka yang sedang duduk tepat disampingnya.

Rafka mengangguk, ia lalu memakan buah yang disodorkan oleh Manda.

"Anjir ni anak pacaran gatau tempat, " sebal Alice.

"Maaf, maaf nih ya, ini jomblo ada disini woi, " sarkas Nathan.

"Makanya jangan jomblo! ", cibir Rafka.

"Malesin, mending gue cari cecan aja ah, " dengan santainya Nathan lalu melengos pergi.

"Lo gaikut tu bocah Ga? ", tanya Rafka.

"Ngapain nyari cecan kalo didepan gue aja udah ada cecannya, " jelas Ega sembari menatap kearah Yesa yang sedang makan buah tepat dihadapannya.

Yesa lalu menoleh kearah Ega dan sialnya cowo itu malah mengedipkan sebelah matanya, "Lo belom punya cowo kan? Sama gue aja gimana? "

Sontak Yesa yang mendengarnya malah menjadi blushing sendiri. Wajahnya terlihat tegang dengan pipi yang mulai merah merona.

Lea, Manda, dan Alice yang melihatnya hanya bisa tertawa saja ditempatnya.

Lea lalu menoleh kearah Gavin, cowo itu sedari tadi telihat tengah menatap kearah dirinya, "Kenapa? "

"Cantik, " Gavin tersenyum tipis membuat Lea ikut tersenyum juga saat melihatnya.

Percaya lah disebelah Manda ada Alice yang terlihat tengah diam sembari memandang kearah Alta yang sedang duduk tepat dihadapannya saat ini, gadis itu terlihat sangat bahagia hanya dengan menatap cowo tampan itu.

"Kak Alta ganteng amat, " tanpa sadar Alice malah mengatakannya dan tentu saja Alta mendengarnya.

Cowo itu lalu menoleh kearah Alice, "Lo juga cantik, " pujinya balik. Percaya lah, walau pun Alta ketua geng dan anak yang famous sekali pun, tetapi ia tidak sombong sama sekali.

Alice mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha untuk mencerna ucapan yang dilontarkan oleh Alta barusan, "Cantik? ", ia malah senyam-senyum sendiri ditempatnya seperti orang gila. Ingin sekali rasanya ia berteriak detik ini juga, tetapi Alice harus tetap menjaga imagenya fiks.

Sssrrrrkkkkk...!!!

Lea mengernyit saat earpice nya kembali berbunyi.

"Lapor, gue rasa Barta gaakan lewat ke alamat yang lo kasih, " suara Barta terdengar.

"Maksud lo? ", Lea berbicara cukup pelan hingga teman-temannya tidak dapat mendengarnya.

"Gue rasa dia udah tau rencana lo dan dia ganti arah kearah berlawanan."

Lea mengernyit, Gavin yang menyadari perubahan aneh dari wajah Lea hanya bisa menatap diam gadis itu.

"Maksud lo ke timur? ", alamat yang Lea beri kepada Axel memang berada di arah barat dan jika Axel memberi tahu arah yang berlawanan, maka jawabannya adalah timur.

"Iya, dia bakal muncul dari belakang mansion lo."

Lea mulai mengepalkan kedua tangannya dengan kencang, "Sial, " umpanya, "Lo harus kesana sekarang."

"Gaakan sempet, kalo sempet juga pasti mereka udah ngobrak-ngabrik acara lo duluan."

"Gue bakal nahan mereka sampe lo dateng."

"Oke," setelah itu sambungan earpice nya mati kembali.

Lea mulai berpikir, dirinya merasa lumayan panik saat ini. Bagaimana caranya menghentikan Barta sialan itu?

"Kenapa? ", tanya Gavin.

Lea menoleh, "Mereka bertindak diluar rencana," bisiknya.

Gavin yang mengerti hanya bisa menatap diam gadis itu, "Gue bakal bantu lo."

Lea menggeleng, "Lo udah janji ke gue bakal jadi tamu yang baik."

Gavin mendengus, "Terus?"

"Nona muda, tuan Marvin menyuruh saya untuk tetap berada disisi nona mulai detik ini, " Jason tiba-tiba datang dan berdiri tepat disamping Lea.

Seperti mendapatkan hadiah, sebuah ide tiba-tiba muncul didalam otak Lea saat ia melihat Jason.

Lea memberi isyarat agar Jason mendekat kearahnya, dengan cepat cowo itu segera mendekat kearah Lea. Ia seperti membisikan sesuatu kepada Jason.

"Paham? ", tanya Lea.

Jason mengangguk, cowo itu kemudian pergi kembali meninggalkannya entah kemana.

Lea menoleh kearah Gavin, ternyata cowo itu telah menatapnya dengan tatapan super tajam.

Seperti sedang ditagih hutang penjelasan, Lea pun segera menjelaskannya, "Tadi itu Jason pengawal pribadi gue."

"Lo ngomong apa sama dia? "

"Buat rencana kedua, " jelas Lea.

Gavin menaikan sebelah alisnya, meminta agar gadis itu menjelaskannya.

"Nanti juga lo tau."

👑👑👑

Jason dan para bodyguard nya telah siap berjaga tepat dibelakang mansion Aditama. Jason memang sengaja memasang banyak bodyguard untuk berjaga disana, karena perintah Lea.

Lea tiba-tiba datang ke arah belakang mansion sendirian, ia telah mengabari Axel untuk segera datang dan kemungkinan 5 menit lagi cowo itu akan datang.

Kenapa menghentikan aksi gila yang dilakukan Barta saja sampai serepot ini.

"Udah ada tanda-tanda mereka bakal dateng? ", tanya Lea.

Jason menggeleng, "Belum ada nona."

Lea mengangguk paham, tiba-tiba ada seorang bodyguard yang menghampiri Jason dengan sangat tergesa-gesa.

"Kenapa? ", tanya Jason.

Pria itu terengah, "Pergerakan mulai terlihat, mereka akan sampai."

"Cepat, kalian harus pergi ke posisi kalian. Lindungi mansion ini, " suruh Jason, ia lalu menoleh kearah Lea, "Sebaiknya nona masuk kedalam, biar saya yang urus ini."

Lea menggeleng, "Ini juga urusan gue, gue bakal tetep disini."

Jason mengangguk, "Baiklah, tapi saya mohon nona tetap dibelakang saya."

"Iya," jawab Lea.

Tiba-tiba terdengar ada suara deruman motor dengan jumlah banyak yang mucul dari dalam hutan, motor-motor itu mulai terlihat dan mereka semua berhenti tepat dibelakang mansion.

Sebenarnya Lea tidak takut dengan pasukan Barta walau cowo itu terlihat membawa pasukan dengan jumlah 50 orang sekaligus saat ini, karena pasukan bodyguard nya masih lebih banyak walau yang terlihat hanya 20 orang. Lea sengaja menyembunyikan sisa bodyguard nya terlebih dahulu. Jangan main-main dengan para bodyguard keluarga Aditama, mereka semua memiliki skill bertarung yang cukup handal dan selalu membawa senjata api.

Lea dan Jason berdiri di barisan paling belakang, Lea bisa melihat Barta dan seluruh pasukannya mulai turun dari atas motor mereka masing-masing. Ternyata mereka membawa senjata juga berupa balok kayu.

"Lo cukup pinter, " Barta menatap tajam kearah Lea, ia mulai mendekat kearah gadis itu.

"Jangan mendekat, " para bodygard dibarisan paling depan mulai menodongkan pistol kearah Barta dan seluruh pasukannya.

Barta tersenyum sinis, ia masih terus menatap kearah Lea dari jauh.

"Pergi atau lo bakal mati! ", teriak Lea.

Entah ada angin apa, cowo gila itu malah tertawa, tawanya terdengar lumayan menyeramkan, "Lo pikir gue bodoh? Gue gaakan pergi sebelum bales dendam sama lo! "

"Lo gausah main-main sama gue Barta! Lo tau konsekuensinya! ", ancam balik Lea.

"Gue gatakut, " Barta tersenyum miring, "SERANG!! ", perintahnya, sontak seluruh anak buah Barta segera menyerang para bodyguard Lea.

Dor!!

Sebuah suara tembakan berhasil menghentikan sejenak penyerangan, ternyata bodyguard Lea menembak salah satu anak buah dari Barta hingga cowo yang tertembak itu tumbang tidak berdaya.

Lea bahkan terkejut bukan main saat melihat cowo itu berdarah-darah.

Barta menggeram kesal, ia malah menatap kearah Lea dengan tatapan nyalang.

"FUCK!!", umpatnya.

"Gue bilang mundur!! ", Suruh Lea, sebenarnya ia tidak ingin menumbalkan nyawa seseorang namun jika sudah begini ia juga tidak tahu harus berbuat apa.

"GAK SEMUDAH ITU ANJING! NYAWA DIBALES NYAWA!! ", Barta terlihat murka ditempatnya.

"BALES!! ", Lanjut Barta sembari mengangkat satu tangannya.

Jleb!!!

Lea terkejut setengah mati saat melihat bodyguard yang menembak anak buah Barta tadi malah terkena anak panah dibagian dadanya hingga terlihat memuncratkan darah. Dari mana anak panah itu berasal? Apakah Barta menyembunyikan pasukan panahnya? Bahaya!

"Lo pikir gue bodoh! Lo salah besar kalo lo pikir gue gak punya rencana!", tajam Barta.

"Sialan, " Lea mengeratkan kepalan tangannya. Jika terus dibiarkan begini, akan ada banyak nyawa yang melayang.

Ssrrrrkkk...

"Gue udah nyampe di lokasi yang udah lo kirim," suara Axel terdengar dari earpice milik Lea.

"Tunggu, jangan masuk ke lokasi dulu. Barta masang pasukan panah buat bunuh para penjaga gue, gue mau lo cari pasukan dia yang lagi sembunyi dan hentikan mereka," suruh Lea.

"Licik juga dia. Gue udah berhasil liat beberapa pasukan tersembunyi dia dan gue bakal beresin sekarang."

"Oke, " Lea tersenyum, ia lalu menatap kearah Barta kembali, "Gue harap lo bakal mundur sebelum lo nyesel."

"Gaada kata nyesel dikamus gue, " ia mulai manaikan satu tangannya, "Serang!!! ", titahnya kepada seluruh pasukannya.

Dengan gerakan cepat pasukan achernar mulai menyerang para bodyguard Lea. Terjadi lah baku hantam yang tidak bisa terelakan lagi.

Jason tetap berusaha melindungi Lea dari beberapa anak buah Barta yang hendak menyerang nona mudanya itu. Sedangkan Lea, ia hanya bisa menunggu Axel agar segera datang dan menghentikan semua kekacauan ini.

Grep!

Tiba-tiba ada yang mencengkram pergelangan tangan Lea dan hendak menariknya untuk menjauh.

Lea menoleh kearah orang yang tengah menariknya dengan kasar tersebut, sialan! Ternyata orang itu adalah Barta, "Sialan! Lepasin gue brengsek!", ia mulai berontak.

"Jangan harap bakal ada yang nolongin lo! "

"Jason!! ", teriak Lea, tetapi sialnya cowo itu sedang melawan hingga 10 orang banyaknya.

"Pengawal lo itu lagi sibuk, " Barta menyeringai layaknya devil jin, "Sekarang gaada yang bisa nyelametin lo dari gue, " ia mulai mengeluarkan pisau lipat dari dalam saku celananya.

Lea mulai merasa panik saat melihat pisau tersebut, apa yang ingin dilakukan oleh pria jahat ini? Apa ia akan mati detik ini juga?

Barta lalu menodongkan pisau tersebut tepat dihadapan wajah Lea, "Gue bakal nyayat-nyayat muka cantik lo ini sampe ga berbentuk."

"Jangan, " Lea sungguh merasa takut saat ini.

Barta tersenyum puas saat melihat ada raut ketakutan dari wajah Lea, "Atau gue bakal tikam lo sampe mampus! "

-brsmbng-

Hallooo guys!!!!

Ketemu sama aku lagi nih! Siapa yang udah kangen cerita ini update!! Ayo sini absen duluu haha.

Gimana part kali ini? Baper? Greget? Bagus? Lucu? Komen aja deh ya sesuka kalian.

Rate dong seberapa gantung ceritanya?

Kira-kira apa yang bakal terjadi sama Lea nanti? Aku bakal kasih pilihan, kalian pilih ya,

A. Diselametin Axel
B. Diselametin Gavin
C. Diselametin Jason
D. Lea bakal celaka

Buat up selanjutnya enaknya kapan nih guys? Yang pasti secepatnya ya. Semoga bisa up sebelum 10 hari wkwk.

Jangan lupa vote dan komeennn!!!

See you...

Continue Reading

You'll Also Like

987K 44.1K 15
Ketika satu ikatan dipertemukan oleh sebuah rasa. Valenzi Nathael. Itulah namanya. Seorang ketua Geng GAVISA. Geng motor juga penguasa sekolah. Seor...
1.3M 69.3K 73
[PART LENGKAP] #1 IN KISAH REMAJA [22/02/2022] Galang Pramudya, ketua The Lion di SMA Elang, yang terkenal ganas dalam menghabisi musuhnya. Tapi beru...
18.5K 2.7K 32
๐Ÿ“Œ[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Mulai sekarang, lo pacar gue!" "Hah? Bercanda lo gak lucu, Kak." "Mana pernah gue bercanda." "Sorry. T-" "Itu pernyataan...
19.7K 360 69
Cerita ini menceritakan tentang gadis cantik berambut pirang bernama Azalea Mevia yang hidupnya penuh liku. Banyak kepalsuan dalam alur hidupnya. Bah...