𝗨𝗻𝘄𝗮𝗻𝘁𝗲𝗱 𝗠𝗮𝘁𝗲 |ho...

By cimo-riddle

349K 42.3K 7.8K

Bagaimana kalau jodoh atau soulmate mu adalah musuh mu sendiri? Kacau. Takut. Juga Cemas. Itu yang selalu ber... More

𝚂𝚝𝚊𝚛𝚛𝚒𝚗𝚐
🏹Ch One : 𝐓𝐚𝐭𝐭𝐨𝐨🏹
🏹Ch Two : 𝐌𝐚𝐲𝐛𝐞🏹
🏹Ch Three : 𝐓𝐨𝐮𝐜𝐡🏹
🏹Ch Four : 𝐇𝐢𝐝𝐞🏹
🏹Ch Five : 𝐄𝐥𝐞𝐜𝐭𝐫𝐢𝐜 𝐒𝐡𝐨𝐨𝐭🏹
🏹Ch Six : 𝐁𝐮𝐬𝐤𝐢𝐧𝐠🏹
🏹Ch Seven : 𝐒𝐜𝐚𝐫𝐬🏹
🏹Ch Eight : 𝐆𝐨𝐧' 𝐖𝐢𝐥𝐝 🏹
🏹Ch Nine : 𝐔𝐧𝐜𝐨𝐧𝐜𝐢𝐨𝐮𝐬🏹
🏹Ch Ten : 𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭🏹
🏹Ch Eleven : 𝐌𝐞𝐫𝐜𝐲?🏹
🏹Ch Twelve : 𝐍𝐨🏹
🏹Ch Thirteen : 𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚🏹
🏹Ch Fourteen : 𝐏𝐨𝐢𝐧𝐭 𝐨𝐟 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐞🏹
🏹Ch Fifteen : 𝐖𝐚𝐢𝐭𝐢𝐧𝐠🏹
🏹Ch Sixteen: 𝐒𝐚𝐟𝐞 𝐧 𝐒𝐨𝐮𝐧𝐝🏹
🏹Ch Seventeen: 𝐌𝐦𝐦🏹
🏹Ch Eighteen : 𝐇𝐚𝐧𝐠𝐲𝐮𝐥 𝐒𝐢𝐝𝐞🏹
🏹Ch Nineteen : 𝐇𝐢𝐬 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲🏹
🏹Ch Twenty : 𝐉'𝐬 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲🏹
🏹Ch Twenty 1️⃣ : 𝐍𝐨𝐫𝐦𝐚𝐥 𝐃𝐚𝐲?🏹
🏹Ch Twenty 2️⃣ : 𝐀𝐟𝐫𝐚𝐢𝐝🏹
🏹Ch Twenty 4️⃣ : 𝐖𝐡𝐚𝐭 𝐭𝐡𝐞 𝐟--?!🏹
🏹Ch Twenty 5️⃣ : 𝐇𝐞🏹
🏹Ch Twenty 6️⃣ : 𝐆𝐫𝐚𝐝𝐮𝐚𝐭𝐞🏹
🏹Ch Twenty 7️⃣ : 𝐇𝐨𝐥𝐢𝐝𝐚𝐲 𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐚𝐜𝐞🏹
🏹Ch Twenty 8️⃣ : 𝐍𝐨 𝐏𝐞𝐚𝐜𝐞🏹
🏹Ch Twenty 9️⃣ : 𝐇𝐨𝐧𝐞𝐬𝐭?🏹
🏹Thirty : 𝐅𝐢𝐧𝐚𝐥𝐞🏹
🏹X-Chap 1️⃣ : 𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐫𝐮𝐭𝐡🏹
🏹X-Chap 2️⃣ : 𝐇𝐨𝐦𝐞𝐭𝐨𝐰𝐧🏹
🏹X-Chap 3️⃣ : 𝐄𝐧𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐟𝐨𝐫 𝐭𝐡𝐞 𝐕𝐢𝐥𝐥𝐚𝐢𝐧🏹
🏹𝐏𝐫𝐨𝐦𝐨𝐭𝐢𝐨𝐧🏹

🏹Ch Twenty 3️⃣ : 𝐌𝐨𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠 𝐱𝐱𝐱🏹

10.4K 970 183
By cimo-riddle

⚠️🔞🔞🔞⚠️
Diingatkan sekali lagi, kalo yang gasuka bisa skip bagian 🔞 nya oke?


Jihoon melenguh pelan, ia menggeliat dalam tidurnya. Perlahan matanya terbuka karena sinar matahari yang mulai masuk ke dalam sela-sela jendela kamar.

Tangannya meraba ke sisi kosong di sampingnya.

"Engh, Sukkie?" Panggilnya pelan. Tak ada yang merespon.

Jihoon terpaksa menduduki tubuhnya di kasur dan melirik ke sekitar.

Ia menyampirkan selimut yang menutupi bagian tubuhnya yang polos.

Ah, semalam memang mereka melakukan percobaan membuat anak. Tapi sepertinya tidak akan jadi karena Hyunsuk memaksa untuk mengeluarkan di luar.

Besok Jihoon akan coba lagi.

Mwehehehheheeh

"Sukkie?" Jihoon memakai boksernya yang terjatuh di lantai lalu keluar dari dalam kamar.

Ia celingak-celinguk mencari keberadaan Hyunsuk. Saat mencium bau masakan, ia melangkahkan kakinya ke dapur.

"Hum, dipercepat jadi minggu ini? Ugh, tapi aku belum siap Noona..."

Jihoon menghentikan langkahnya saat mendengar suara Hyunsuk.

"Noona tau sendiri kan aku bagaimana? Baiklah, minggu ini kan? Aku pasti ke bandara tepat waktu, Noona."

Hati Jihoon rasanya seperti diremas. Jihoon sedih, Jihoon marah, Jihoon kesal.

Jadi Hyunsuk benar-benar akan meninggalkannya? Dan dia pergi minggu besok?

Jihoon tidak terima.

"Iya Noona di sana harus— eh, Hoon?" Hyunsuk berbalik cepat merasakan sebuah tangan di pinggangnga. Ia melihat Jihoon berdiri di belakangnya tanpa sehelai atasan, membuat pipinya memerah.

"Hyunsukie?"

Suara di ponsel Hyunsuk terdengar membuat Hyunsuk tersadar dan mengalihkan panggilannya.

"I-iya Noona, aku di sini." Hyunsuk berbalik, kembali fokus dengan adonan pancake yang sedang di masak dan juga telepon dari Jennie. Ia membiarkan Jihoon memeluknya dari belakang.

"Hng," Hyunsuk terkesih merasakan tangan Jihoon mulai masuk ke dalam bajunya.

"Hoon!" Hyunsuk berbalik, menatap Jihoon dengan kesal dan mendorong pelan dada bidang Jihoon yang terbuka.

Jihoon menahan tangan Hyunsuk di dadanya. Ia menarik pinggang Hyunsuk mendekat.

"Sukkie, kau masih di sana?" Hyunsuk dengan sigap mematikan telfon dan mendorong tubuh Jihoon yang semakin menempel.

"Jihoon!" Badan Jihoon tak mau bergerak. Tangan Jihoon terulur menuju kompor di belakang Hyunsuk dan mematikannya, lalu ia mendorong tubuh Hyunsuk ke kulkas yang berada di dekat sana.

Brukk

Hyunsuk mengeluh pelan saat punggungnya sedikit terbentur kulkas, saat ingin marah, ia merasakan bibirnya terbungkam.

"Hngghh, hoon!" Jihoon menciumnya, melumat bibirnya dengan tergesa-gesa. Tangan Jihoon juga berhasil masuk ke dalam sweatshirt putih Hyunsuk.

Sembari melumat bibir Hyunsuk, tangan Jihoon beralih mengusap punggung terbuka hyunsuk dan tangan kirinya menyubit puting Hyunsuk yang sudah tegang.

"Eunggh, jihhh—" Hyunsuk mendesah merasakan putingnya dicubit.

Bibir Jihoon kini beralih turun ke leher Hyunsuk, menghisap kuat kulit putih Hyunsuk dan berharap meninggalkan tanda di sana.

"J-ji hari ini‐ eung! A-aku ada kuliahhh!" Hyunsuk berucap bercampur dengan desahan nikmat.

"Titip absen saja, aku ingin morning sex."

"N-no!" Jihoon tak mempedulikan tolakan Hyunsuk dan kembali menggigut leher mulus Hyunsuk.

Hyunsuk tak kuat lagi dengan kenikmatan yang Jihoon berikan. Ia meremas rambut Jihoon kuat.

"P-pindah ke kamar," bisiknya lemah. Jihoon tersenyum miring dan mengangkat tubuh Hyunsuk di depannya. Hyunsuk melingkarkan kakinya dipinggang Jihoon dan menaruh tangannya di bahu Jihoon.

Jihoon kembali mencium Hyunsuk sambil membawa pria itu ke kamarnya.

Jihoon menjatuhkan tubuh Hyunsuk dan tubuhnya di atas kasur.

Jihoon melepaskan ciuman mereka, matanya gelap melihat keadaan Hyunsuk kali ini.

Tubuh Jihoon mendekat ke kuping Hyunsuk yang memerah.

"Kali ini kita lakukan tanpa pengaman."

Hyunsuk melotot, mereka bahkan belum menikah—

"TIDAK! JANGAN MACAM-MACAM!"

Jihoon tak mempedulikan teriakan Hyunsuk dan kembali menyumpal bibir Hyunsuk.

Tangannya meraba tubuh ramping Hyunsuk, menggoda Hyunsuk dengan sesekapi menekan dua niple kemerahan itu.

"Eunghh, ahh!" Hyunsuk berjerit merasakan salah satu niple nya digigit dan yang satunya dipilin oleh Jihoon.

"Eungg hoon, la-langsunghh saj‐-AHH!" Jihoon mengabaikan ucapan Hyunsuk dan kembali bermain dengan niple Hyunsuk yang sudah tegang dari beberapa saat lalu.

Hyunsuk tersentak kaget saat Jihoon menarik celana panjangnya. Jihoon menjauhkan dirinya dari Hyunsuk, ia memperhatikan wajah merona padam Hyunsuk dan badannya yang tampak sangat sexy.

Mata Hyunsuk yang sedari tadi terpejam perlahan terbuka, mereka bertatapan sesaat sebelum akhirnya kembali berciuman.

"Eunghh eunghh!" Hyunsuk bergeliat merasakan tangan Jihoon yang mulai turun ke bawah, menekan-nekan lobang kenikmatannya dari balik kain.

"EUNGG AKHH!" Kali ini Jihoon menusuk-nusuk lobang Hyunsuk, membuat badan Hyunsuk bergelinjang.

Jihoon menyeringai pelan.

Srett

Tangannya menurunkan celana dalam Hyunsuk. Dengan pelan mengurut milik Hyunsuk yang mulai membesar.

"Enghh enggh ahhh, yeshh fasterhh!" Hyunsuk menggila merasakan sentuhan Jihoon di batangnya.

Jihoon semakin semangat mengurut dan memijat pelan milik Hyunsuk. Precum terlihat di ujung kepala batang Hyunsuk.

"Ahhh se-sebentarhh lagihhh," Hyunsuk bergerak gelisah. Jihoon terkekeh melihatnya. Tangannya lebih cepat dan kasar mengurut milik Hyunsuk.

Hyunsuk menahan bibirnya, salah satu tahan lainnya mencengkram seprei dengan kuat.

Sebentar lagi ia akan melepaskan spermanya, sebentar lagi---

"NGHHH AKKKHH, HOON!" Cairan menyemprot keluar ke perut Hyunsuk.

Hyunsuk menarik nafasnya tersenggal, setelah keluar, badannya langsung terjatuh lemas ke kasur.

"Hey, ini belum selesai."

Jihoon menarik badan Hyunsuk untuk berbalik. Memposisikan Hyunsuk untuk menungging.

"Y-yak! Apa-apaan posisi ini?!" Teriak Hyunsuk tak terima.

"Kau akan suka, manis."

Hyunsuk ingin protes, namun badannya tersentak merasakan sesuatu menerobos lobabang.

"Ji-jihoon, ja-jangan lupakan pengamannya," Hyunsuk berbicara dengan terbata-bata, menahan desahannya agar tak keluar.

Jihoon mengabaikan itu.

"AKHH!" Jihon mulai mendorong pelan miliknya masuk ke dalam.

"Ugh.." Hyunsuk menyengkram seprei dengan kuat. Matanya berair merasakan sakit saat milik Jihoon menerobos masuk.

"Ughh milikmu selalu sempit." Wajah Hyunsuk memerah.

"EUNGH AKHH!" Hyunsuk menjerit saat Jihoon mendorongnya tanpa aba-aba.

"Sssttt, aku akan diamkan sebentar." Jihoon mengelus punggung terbuka Hyunsuk. Pria itu terisak pelan namun beberapa saat selanjutnya kembali tenang.

"La-lanjutkan.."

"Kau tak apa?" Hyunsuk mengangguk pelan. Ia menenggelamkan wajahnya ke kasur.

Jihoon dengan semangat menggerakan miliknya.

"Eumhh," Hyunsuk mendesah pelan.

Mendengar desahan Hyunsuk membuat Jihoon semakin semangat. Ia menggerakan tubuhnya dengan lebih cepat.

"EUNGG FA-FASSTERHH!"

"Slow down baby, come together." Jihoon mempercepat gerakannya.

PLOP PLOP

Menarik dan menyentak lubang Hyunsuk dengan tak sabaran.

Badan Hyunsuk sedari tadi bergelinjang nikmat merasakan milik Jihoon berada di dalamnya.

"EUNGG HOON, I WANNA CUM!"

"Okay, bersama denganku."

PLOP PLOP

"EUNGH AHH AHH!"

"JIHOON-AHHH!"

"HYUNSUKIE!"

Cairan sperma menerobos masuk ke dalam liang Hyunsuk. Badan Hyunsuk terjatuh ke kasur. Nafasnya tak beraturan. Jihoon melakukan hal yamg sama. Tanpa mengeluarkan miliknya, ia tidur di samping Hyunsuk dan memeluk tubuh kecil itu.

Jihoon tersenyum pelan menyadari bahwa Hyunsuk langsung tertidur karena lelah.

"Sleep well, baby."

Kali ini ia akan pastikan benihnya tertanam di dalam Hyunsuk agar pria itu tak akan pergi lagi darinya.

Unwanted Mate


Jaehyuk mendengus sebal. Sudah seribu kali dia menghubungi Jihoon, namun sosok itu tak menjawab satupun telponnya.

"Bocah gila, hari ini kita ada presentasi, dasar bodoh!" Maki Jaehyuk sebal.

Jaehyuk menyerah, sudah ditelpon beberapa kali tapi tetap saja ia tidak mengangkat telponnya.

Duh, mau bagaimana lagi kan?

Jaehyuk menghampiri Mashiho dan Junkyu yang duduk berdua di kantin Seni.

"Hey, kusut sekali wajahmu?" Goda Junkyu. Jaehyuk melirik Junkyu sinis.

"Diam kau!" Junkyu dan Mashiho terkikik melihat balasan Jaehyuk. Mereka tau Jaehyuk sedang pusing dengan keabsenan Jihoon.

"Jadi Jihoon beberapa minggu ini tinggal di apartemen Hyunsuk?" tanya Junkyu membuka pembicaraan.

Jaehyuk melirik dan mengangguk.

"Wah, kalau begitu, siap-siap saja Jeongwoo punya ponakan!" ucap Junkyu asal lalu terkikik geli.

"Astaga, Kyu! Omonganmu!" Mashiho dengan sigap menabok mulut Junkyu. Junkyu langsung memajukan bibirnya, merajuk.

"Sakit, Mashi..."

"Bodo!"

Jaehyuk diam. Berusaha memikirkan kemungkinannya.

Ya, 99.9% persen sih kemungkinannya.

Jaehyuk menghela nafas lelah. Dia pasrah saja deh nanti bagaimana dengan kelompoknya.

"Jae, daripada kau pusing-pusing, mending kau samper Asahi saja." Mashiho menunjuk kearah belakang Jaehyuk.

Mendengar nama Asahi, Jaehyuk dengan semangat menoleh ke belakang.

Dia bangun dari kursinya dan memanggil nama Asahi.

"Asahi-kun!"

.

.

.

"Sukkie, jangan diam saja.." Jihoon mencolek wajah Hyunsuk yang sedang sibuk dengan laptopnya.

Hyunsuk lagi pundung. Dia marah dengan Jihoon. Hari ini harusnya dia ada jadwal ketemu dengan dosennya untuk membahas tugas akhir semesteran. Tapi Jihoon malah mengajaknya melakukan--- ah sudahlah.

Intinya Hyunsuk kesal.

"Diam. Aku ingin pergi, jangan ikuti aku!" Hyunsuk bangun, dengan sedikit tertatih, dia berjalan menuju kamarnya. Jihoon menghela nafas lelah.

Ya salah dia juga sih. Tapi Jihoon tidak menyesal sama sekali. Jihoon berhasil mengeluarkan--- ya intinya dia berhasil menjalankan misinya. Tinggal menunggu hasil adonannya saja jadi atau tidak.

Tak beberapa lama Hyunsuk keluar dari kamar. Ia sudah rapih dengan jaket denim kebesaran dan celana hitam yang pas di kakinya. Jihoon meneguk ludahnya kasar melihat penampilan Hyunsuk yang memukau.

Hyunsuk tak mempedulikan tatapan ingin menyantap ala Jihoon. Ia menenteng tas laptop dan menyampirkan tas di pundaknya lalu berjalan keluar dari apartemen.

Jihoon baru tersadar saat Hyunsuk sudah keluar dari apartemen.

"Hyunsuk!" Jihoon bangun, meraih jaketnya di sofa dan kunci mobil lalu berlari mengejar Hyunsuk yang berjalan dengan sedikit sulit di lorong apartemen.

Jihoon sebenarnya ingin tertawa melihat cara berjalan Hyunsuk, tapi itukan salah dia juga. Bisa-bisa ditampol sama Hyunsuknya.

"Suk-ah, aku antar ya. Lihat cara jalanmu saja susah begini. Atau aku gendong saja ya?" Hyunsuk masih berjalan, tak mengindahkan Jihoon yang berjalan di sampingnya.

"Sukkie, maafkan Hoonie ya?" Jihoon menarik tangan Hyunsuk pelan. Hyunsuk berhenti dan menepis tangan Jihoon.

"Diam." Setelah itu lanjut berjalan. Jihoon meringis melihatnya.

Ia mengejar Hyunsuk lagi.

"Setidaknya biarkan aku mengantarmu, oke? Aku khawatir." Hyunsuk diam. Saat ingin masuk lift, ia mengangguk. Memberikan jawaban untuk Jihoon.

Jihoon tersenyum cerah mendengarnya.

"Baiklah. Mau kuantar ke mana? Studio Asahi? Kafe Seunghun? Ey tapi aku tidak akan mengantarmu ke studio Gon Hyung ya! Kalau ke Studio Raesung, aku hanya antar sampai parkiran. Tapi kalau---"

"Rumah eomma-appa." Hyunsuk memotong cerocosan Jihoon.

Jihoon terdiam begitu mendengarnya.

"Bukannya Eomma dan Appa sedang berada di Singapura?" Tanya Jihoon bingung.

"Aku ingin bertemu Jennie Noona, sudah diam saja! Jangan mengangguku lagi!"

Jihoon benar-benar terdiam mendengar itu.

Ia terlarut dalam pikirannya sendiri.

Bertemu Jennie Noona? Apakah Hyunsuk benar-benar akan meninggalkannya?

Lemas sudah Jihoon. Ia tak lagi memiliki semangat. Jadi yang ia lakukan hanya berjalan lesu mengikuti Hyunsuk dari belakang.

.

.

.

Continue.

🏹Unwanted Mate🏹

Hello! Gimana dengan part ini? Part terpanjang dalam sejarah book ini :))

Tadinya Cimo gamau buat adegan fapfap nya hiks, tapi seru juga kayaknya 🤡

Double update gak nih? Kalo banyak yang komen Cimo dabel apdet (*≧▽≦)

Okay, see u goodbye! Selamat liburan buat yg udah libur!

Xoxo, Cimo.🦋

Continue Reading

You'll Also Like

32.8K 2K 33
Bagaimana jadi jika orang yang memiliki sifat yang sama sama egois dan keras kepala memiliki hubungan? Keduanya saling menyembuhkan tapi saling memb...
1.8K 115 12
WARNING BXB🔞 ada bbrp part yg mengandung 18 keatas, mohon bijak dalam membaca. SLOW UPDATE!! HOMOPHOBIC MINGGIR!! hoonsuk area
133K 15.3K 31
cerita putra tunggal dari seorang pengusaha kaya raya dengan kebiasaannya yg suka menghabiskan banyak uang untuk hal tidak penting, lalu ditunjuklah...
26.8K 3.3K 14
[END] Tw//angst, mcd Usia Jihoon masih 18 tahun dan dijodohkan dengan Hyunsuk yang berumur 22 tahun. "Jihoon gak mau nikah sama om-om" "Tapi aku mas...